Rangkuman Berita Utama Rabu 23 Juli 2025

Jakarta, ICMES. Menteri Pertahanan Israel Israel Katz berbicara tentang kemungkinan Tel Aviv melancarkan perang baru melawan Iran, dan menekankan perlunya mencegah dimulainya kembali proyek nuklir dan rudal Iran.

Surat kabar Washington Post (WP) memastikan bahwa penutupan terakhir pelabuhan Eliat (Umm al-Rashrash) mencerminkan efektivitas dan kekuatan serangan militer Yaman.

Liga Arab meminta Aljazair dan Somalia selaku dua anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk terus mengupayakan penyelengggaraan sidang darurat dewan tersebut dan menuntut “dikeluarkannya resolusi yang mewajibkan Israel mengakhiri blokade Jalur Gaza dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.”

Berita selengkapnya:

Terkait Proyek Nuklir, Israel Mengancam akan Menyerang Iran lagi

Menteri Pertahanan Israel Israel Katz berbicara tentang kemungkinan Tel Aviv melancarkan perang baru melawan Iran, dan menekankan perlunya mencegah dimulainya kembali proyek nuklir dan rudal Iran.

Katz menyatakan demikian pada hari Selasa (22/7) dalam sebuah forum penilaian situasi, yang dihadiri oleh Kepala Staf Eyal Zamir dan para komandan militer senior, menurut surat kabar Israel Maariv.

“Ada kemungkinan perangterhadap Iran akan kembali terjadi,” ujarnya, seperti dikutip surat kabar berbahasa Ibrani tersebut.

Pada 13 Juni, dengan dukungan AS, Israel memulai agresi 12 harinya terhadap Iran, dan Iran pun melancarkan serangan balik dengan menargetkan Israel menggunakan rudal balistik dan drone, sebelum AS mengumumkan gencatan senjata pada 24 Juni.

Agresi Israel terhadap Iran tersebut menandai transisi dari “perang bayangan” yang telah berlangsung puluhan tahun berupa aksi teror dan pembunuhan, menjadi perang hibrida terbuka yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara mereka.

Katz menekankan perlunya mempertahankan apa yang disebutnya “pencapaian dan superioritas udara yang dicapai dalam perang melawan Iran.”

Dia menambahkan, “Sangat penting, setelah Operasi Rising Lion (nama perang Israel terhadap Iran saat itu), untuk merumuskan rencana guna memastikan Iran tidak kembali ke proyek nuklir dan misilnya.”

Israel dan sekutunya, AS, menuduh Iran berusaha memproduksi senjata nuklir, sementara Teheran mengatakan programnya dirancang untuk tujuan damai, termasuk pembangkit listrik.

Israel adalah satu-satunya negara di kawasan Timteng yang memiliki persenjataan nuklir, dan menolak pengawasan internasional. Selama beberapa dekade, Israel terus menduduki wilayah Palestina dan wilayah di Suriah dan Lebanon.

Katz juga mengatakan, “Ada dua front terbuka: Jalur Gaza dan Yaman, dan Tel Aviv harus menyelesaikannya sepenuhnya, sebagai bagian dari kebijakan ofensif yang tegas, seperti yang terjadi di Iran, Lebanon, dan Suriah.”

Dia mengklaim, “Kita sudah sedekat mungkin untuk mencapai tujuan perang. Kehadiran Israel di pos-pos pengamatan dan zona keamanan di berbagai sektor, termasuk Suriah dan Lebanon, sangat penting bagi keamanan nasional Israel, dan militer harus bersiap dengan baik.” (raialyoum)

Washington Post: Lumpuhnya Pelabuhan Eilat Bukti Efektivitas Serangan Yaman

Surat kabar Washington Post (WP) memastikan bahwa penutupan terakhir pelabuhan Eliat (Umm al-Rashrash) mencerminkan efektivitas dan kekuatan serangan militer Yaman.

Dalam laporan ekstensif yang diterbitkan pada hari Senin (21/7), WP mencatat bahwa pernyataan pejabat Israel mengenai kelumpuhan pelabuhan itu secara nyaris total jelas menunjukkan “kemenangan penuh bagi Yaman.”

Sembari memprediksi Yaman akan mampu memaksakan pergeseran strategis di kawasan Timteng, WP memaparkan beberapa operasi angkatan laut Yaman yang telah memaksa kapal induk AS menyingkir dan mengakibatkan tenggelamnya beberapa kapal kargo yang mencoba membandel terhadap larangan pasukan Yaman, sementara pasukan militer AS dan Barat tak berkutik.

Laporan WP menyebutkan bahwa operasi Yaman telah menunjukkan efektivitasnya sejak awal membidik pelayaran Israel pada akhir 2023, dan bahwa aktivitas pelabuan Eilat anjlok drastis hingga 90% dalam waktu singkat, sebelum kemudian lumpuh total.

Laporan tersebut juga menanggapi pesan dari Angkatan Bersenjata Yaman, yang bersumbar untuk terus melanjutkan operasi hingga agresi di Gaza berhenti dan blokade dicabut.

WP memaparkan operasi militer Yaman terhadap pelabuhan Eilat, memastikannya memperumit situasi bagi Israel, dan membuat semua upaya untuk mengoperasikan pelabuhan tersebut gagal.

“Penutupan penuh pelabuhan Eilat merupakan kemenangan strategis kualitatif bagi Yaman, tulis WP, sembari menyebutkan, “Ini juga merupakan bukti kuat akan dampak berkelanjutan dan mendalam dari serangan mereka terhadap perekonomian Israel.”

Surat kabar AS tersebut menganggap kemampuan Angkatan Bersenjata Yaman untuk menenggelamkan dua kapal beberapa waktu lalu sebagai “bukti kemampuan operasional Yaman menimbulkan kerugian material dan manusia secara langsung kepada musuh-musuh mereka.”

Mengenai kekandasan upaya AS dan Israel mengendalikan amukan pasukan Yaman, WP menekankan bahwa kegagalan upaya pemerintahan Biden dan Trump mengubah keadaan mencerminkan kemampuan Yaman untuk terus menerapkan keputusan yang menekan Israel.

“Kegagalan aliansi Amerika-Israel yang menyedihkan ini mencerminkan kekuatan Yaman dan tekad mereka untuk melanjutkan operasi dalam mendukung Palestina,” ungkap WP.

WP menutup laporannya itu dengan menilai upaya Israel untuk merelokasi aktivitas pelabuhan ke pelabuhan Mediterania bukanlah solusi yang memadai.

Sementara itu, dalam perkembangan terbaru, pasukan Yaman menyerang Bandara Ben-Gurion (Lod) di wilayah pendudukan Jaffa dengan rudal balistik hipersonik Palestine 2.

Juru bicara resmi Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan serangan itu pada Selasa (22/7)  sembari memastikannya sukses mencapai tujuannya, dan telah menyebabkan jutaan orang Zionis panik dan mengungsi ke tempat perlindungan dan bandara itu berhenti beroperasi. (alalam)

Soal Blokade Gaza, Liga Arab Desak DK PBB Gelar Sidang Darurat

Liga Arab meminta Aljazair dan Somalia selaku dua anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk terus mengupayakan penyelengggaraan sidang darurat dewan tersebut dan menuntut “dikeluarkannya resolusi yang mewajibkan Israel mengakhiri blokade Jalur Gaza dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.”

Permintaan itu diungkap dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tingkat perwakilan tetap yang diadakan di markas besar Liga di Kairo, ibu kota Mesir, Selasa (22/7).

Pertemuan tersebut telah merilis beberapa resolusi setelah membahas tindakan politik dan diplomatik untuk melawan aksi pelaparan dan blokade rakyat Palestina di Gaza, yang digunakan oleh Israel sebagai “senjata genosida”.

Hal ini terjadi di saat Jalur Gaza sedang mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarahnya di mana bencana kelaparan parah terjadi seiring dengan perang genosida yang dilancarkan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Dengan penutupan total perbatasan oleh Israel dan larangan masuknya makanan dan obat-obatan sejak 2 Maret, bencana kelaparan telah menyebar ke seluruh Jalur Gaza, dan gejala malnutrisi parah telah muncul di antara anak-anak dan pasien. (raialyoum)