Rangkuman Berita Utama Rabu 22 Januari 2025

Jakarta, ICMES. Tentara rezim pendudukan Israel mulai membangun enam pangkalan militer di Provinsi Quneitra di Suriah selatan, lima di antaranya berada di dalam zona penyangga yang ditetapkan oleh perjanjian 1974, sedangkan yang lain berada di luarnya.

Pasukan Israel membunuh sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai sekira 40 lainnya dalam sebuah serangan di kota Jenin, Tepi Barat, sehingga Hamas untuk menyerukan mobilisasi penuh pemuda Palestina untuk melawan pasukan pendudukan.

Seorang  pejabat Hizbullah di Lembah Bekaa barat di bagian timur negara ini  gugur ditembak oleh kawanan bersenjata yang segera melarikan diri setelah menyerang.

Berita selengkapnya:

Israel Bangun Enam Pangkalan di Quneitra Suriah

Tentara rezim pendudukan Israel mulai membangun enam pangkalan militer di Provinsi Quneitra di Suriah selatan, lima di antaranya berada di dalam zona penyangga yang ditetapkan oleh perjanjian 1974, sedangkan yang lain berada di luarnya.

Segera setelah jatuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, rezim pendudukan Israel menyerang berbagai posisi strategis bekas tentara Suriah, dan pasukannya bergegas menjamah daerah perbatasan, melanggar hukum internasional dan perjanjian zona penyangga 1974, dengan dalih demi mengatasi kekhawatiran terhadap pemerintahan baru Suriah yang berkedok kelompok-kelompok Islamis.

Tentara pendudukan tidak berhenti melakukan penetrasi ke wilayah Suriah, dan tidak puas dengan penguasaan sebagian besar Provinsi Quneitra pasca Assad, sehingga kekacauan di Damaskus mendorongnya untuk melakukan patroli ke kota Al-Baath tanpa kendaraan militer lapis baja, dan membangun enam pangkalan militer di provinsi tersebut, lima di antaranya berada di dalam zona penyangga, dan sedangkan yang lain di luarnya.

Pasukan pendudukan mulai membangun pangkalan militer di daerah  Jubata al-Khashab  di pedesaan utara Quneitra (di dalam zona penyangga), dan juga mulai membangun pangkalan kedua di luar zona penyangga di daerah Kodna di selatan Quneitra.

Sumber-sumber sipil mengonfirmasi bahwa beberapa area yang tersisa terdistribusikan ke dua pangkalan di daerah Hadar (di pangkalan Talul al-Hamr di timur laut kota, dan satu lagi di daerah Nafl di barat lautnya), pangkalan kelima di antara desa Al-Hamidiyah dan Al-Hurriya, dan pangkalan keenam di Bendungan Al-Mantara.

Sumber-sumber lokal menyatakan bahwa operasi pembangunan oleh pasukan pendudukan dilakukan di lahan pertanian milik warga, selain lahan  umum, dan pohon-pohon dicabut dan tanah diratakan dengan buldoser selama pembangunan.

Pembangunan pangkalan militer juga mengurangi luas wilayah ​padang rumput karena dianggap sebagai wilayah militer, sementara Pasukan Pengamat Pelepasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDOF) selaku pasukan penjaga perdamaian tak mampu mencegah pembangunan yang dilakukan rezim pendudukan.

Perwakilan Suriah di Dewan Keamanan PBB mengecam pelanggaran kedaulatan wilayah Suriah oleh entitas Zionis tersebut, dan menyerukan diakhirinya serangan, sementara penguasa Suriah Ahmad al-Syara’ alias Abu Muhammad al-Julani sebelumnya telah menyatakan kesiapannya untuk menerima pasukan PBB di zona penyangga.

Sebelumnya, surat kabar Israel mengungkap rencana yang bertujuan memperluas pengaruh entitas tersebut secara militer di wilayah Suriah hingga kedalaman 15  kilometer, dan 60 kilometer  secara intelijen. (alalam)

Israel Serbu Jenin, 10 Warga Palestina Gugur,  Hamas Serukan Mobilisasi Perlawanan

Pasukan Israel membunuh sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai sekira 40 lainnya dalam sebuah serangan di kota Jenin, Tepi Barat, sehingga Hamas untuk menyerukan mobilisasi penuh pemuda Palestina untuk melawan pasukan pendudukan.

Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa malam (21/1)  mengumumkan bahwa 10 warga Palestina gugur dan sekitar 40 lainnya terluka akibat agresi pendudukan Israel terhadap Jenin dan sekitarnya.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa pasukan pendudukan mencegah krunya menjangkau korban di dalam kamp Jenin.

Jumlah korban gugur  diperkirakan akan terus meningkat karena ada korban cedera serius, menurut Dokter Baha Yahya dari Rumah Sakit Al-Razi di Jenin. Dia menyebutkan bahwa rumah sakitnya menangani korban luka anak-anak berusia satu tahun.

Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin mengatakan bahwa sejumlah dokter dan perawat juga terluka akibat peluru pasukan pendudukan saat menyerbu kota tersebut.

Media Palestina melaporkan bahwa pasukan rezim, yang didukung oleh helikopter, menyerbu Jenin dan kamp pengungsiannya pada Selasa pagi menyusul beberapa serangan drone.

Juru bicara pasukan keamanan Palestina, Anwar Rajab, dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa pasukan Israel telah “menembaki warga sipil dan pasukan keamanan, hingga mengakibatkan beberapa warga sipil dan sejumlah personel keamanan terluka, salah satunya dalam kondisi kritis”.

Militer Israel juga mengonfirmasi bahwa tentara, polisi, dan badan intelijennya telah memulai operasi, yang oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut sebagai operasi “besar dan signifikan” untuk “memberantas terorisme”.

Jenin menjadi tempat pasukan rezim telah melakukan beberapa serangan dan serbuan besar-besaran selama setahun terakhir. Serangan terhadap Jenin belakangan terjadi hanya dua hari setelah dimulainya gencatan senjata antara Israel dan gerakan perlawanan Palestina Hamas.

Hamas dalam sebuah statemennya menyatakan bahwa orang-orang di Gaza “berduka atas para syuhada Jenin yang gugur akibat tembakan dan pemboman pasukan pendudukan.” Hamas juga mendesak “pemuda pejuang Jenin untuk memobilisasi dan meningkatkan konfrontasi dengan tentara Israel.”

Hamas memastikan bahwa serangan yang “dilancarkan oleh rezim pendudukan di Jenin akan gagal, sebagaimana semua operasi militer sebelumnya terhadap rakyat kami” di Gaza.

Hamas, yang telah berperang melawan pasukan Israel selama 741 hari di Jalur Gaza, menegaskan bahwa operasinya yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap wilayah pendudukan pada Oktober 2023, merupakan “paku terakhir di peti mati rezim Israel yang sedang runtuh.” (alalam/presstv)

Seorang Pejabat Hizbullah Gugur Ditembak Kawanan Bersenjata di Lebanon Timur

Kantor berita resmi Lebanon, NNA, pada hari Selasa (21/1) melaporkan bahwa Mohammad Hammadi, pejabat Hizbullah di Lembah Bekaa barat di bagian timur negara ini, gugur ditembak oleh kawanan bersenjata yang segera melarikan diri setelah menyerang.

NNA melaporkan bahwa Hammadi dihabisi di depan rumahnya di kota Mashghara (timur) oleh “kawanan bersenjata tak dikenal di dalam dua mobil sipil.”

NNA menjelaskan bahwa “setelah melakukan pembunuhan tersebut, mereka melarikan diri ke tempat yang tidak diketahui, sementara Hammadi dilarikan ke rumah sakit di daerah tersebut, tapi segera meninggal dunia.”

Belum ada komentar dari Hizbullah atau otoritas Lebanon, dan tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. (raialyoum)