Jakarta, ICMES. Pasukan pendudukan Israel melanjutkan perang genosidanya di Jalur Gaza, dengan fokus menargetkan Kota Gaza sebagai bagian dari rencananya untuk menduduki kota ini dan menggusur penduduknya.

Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan dua operasi militer terhadap sasaran Israel di Jaffa (Tel Aviv) dan Bandara Ramon di Eilat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negara-negara Muslim besar, terutama Arab Saudi, memikul “tanggung jawab yang sangat berat” dalam situasi saat ini, dan menyatakan bahwa persatuan di antara negara-negara Islam akan efektif mencegah agresi Israel.
Berita selengkapnya:
Serangan Israel di Kota Gaza Menggila, 100-an Warga Gugur
Pasukan pendudukan Israel melanjutkan perang genosidanya di Jalur Gaza, dengan fokus menargetkan Kota Gaza sebagai bagian dari rencananya untuk menduduki kota ini dan menggusur penduduknya.
Koresponden Al-Mayadeen melaporkan 106 orang gugur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak Selasa dini hari (16/9). Pesawat Israel menyerang lantai atas Rumah Sakit Anak Al-Rantisi di lingkungan Al-Nasr, sebelah barat Kota Gaza, dan kota ini diserang habis-habisan.
Dilaporkan pula bahwa bahwa satu orang gugur dan beberapa lainnya luka-luka akibat serangan Israel terhadap sekelompok orang di dekat Menara Al-Shifa. Dua orang juga tewas dan sejumlah lainnya terluka dalam serangan pasukan pendudukan terhadap sebuah rumah di dekat Lapangan Al-Shuhada di kamp pengungsi Al-Shati di kota tersebut.
Beberapa korban luka jatuh ketika pasukan pendudukan menyerang sebuah rumah di dekat Masjid Bilal bin Rabah di lingkungan Al-Zeitoun di Kota Gaza.
Sejumlah orang juga gugur dan beberapa lainnya terluka ketika sebuah kendaraan yang membawa pengungsi menuju selatan dari Jalur Gaza menjadi sasaran. Seorang perempuan gugur dan beberapa lainnya terluka akibat serangan pasukan pendudukan terhadap sebuah rumah di sebelah timur Deir al-Balah di Jalur Gaza bagian tengah.
Terkait rencana Israel menduduki Kota Gaza, Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa lebih dari satu juta warga Palestina masih bertahan di kota tersebut dan wilayah utara.
Kantor itu juga menyatakan pihaknya telah memantau peningkatan pengungsian paksa dari Kota Gaza ke selatan akibat kebrutal an pasukan pendudukan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan peluncuran serangan darat ke Kota Gaza, dengan menyatakan bahwa serangan tersebut “akan dimulai secara bertahap,” sementara tentara Israel telah mengebom gedung-gedung tinggi di kota tersebut selama berhari-hari dan meningkatkan serangan udaranya. (almayadeen)
Pasukan Yaman Serang Bandara Ramon dan Eilat di Palestina Pendudukan
Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan dua operasi militer terhadap sasaran Israel di Jaffa (Tel Aviv) dan Bandara Ramon di Eilat.
Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pada hari Selasa (16/9) bahwa mereka telah melancarkan dua operasi militer terhadap rezim pendudukan Israel, sebagai tanggapan atas kejahatan genosida dan eskalasi berbahaya di Gaza serta agresi Israel terhadap Yaman sendiri.
Rincian kedua operasi itu disampaikan dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, yang menyebutkan bahwa pasukan rudal Yaman menyerang sasaran sensitif Israel di wilayah Jaffa dengan rudal balistik hipersonik “Palestine 2”.
Dalam operasi lain, Unit Pasukan Nirawak Yaman menyerang Bandara Ramon Israel di daerah Eilat di bagian selatan Palestina.
Saree menyatakan kedua operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya.
Dia juga menyampaikan seruan Yaman untuk kesekian kalinya kepada negara-negara Arab dan Islam agar “memikul tanggung jawab agama, moral, dan kemanusiaan mereka terhadap Jalur Gaza”. Dia menegaskan, “Diam di depan kejahatan ini hanya akan mendorong musuh untuk melanjutkan agresinya terhadap semua negara Arab dan Islam.”
Angkatan Bersenjata Yaman memastikan pihaknya akan terus “menjalankan tugas mereka” hingga agresi di Gaza berhenti dan blokade dicabut.
Sebelumnya, militer Zionis Israel mengaku telah mendeteksi peluncuran rudal dari Yaman, dan media Israel melaporkan bahwa “Sayap Zion”, pesawat khusus Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terpaksa mendarat segera setelah serangan tersebut.
Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan operasi militernya setelah Israel belakangan ini melancarkan serangan terhadap pelabuhan Hodeidah di Yaman dengan 12 serangan. (almayadeen)
Presiden Iran: Saudi Bertanggungjawab Mengupayakan Persatuan Umat Islam Melawan Israel
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negara-negara Muslim besar, terutama Arab Saudi, memikul “tanggung jawab yang sangat berat” dalam situasi saat ini, dan menyatakan bahwa persatuan di antara negara-negara Islam akan efektif mencegah agresi Israel.
Pezeshkian menyatakan demikian dalam pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) di sela-sela pertemuan puncak darurat para pemimpin negara-negara Islam dan Liga Arab yang telah berlangsung di Doha, Qatar, pada hari Senin (15/9).
Acara tersebut diadakan untuk membahas tanggapan resmi atas serangan Israel pada 9 September yang berupaya membunuh para pemimpin gerakan perlawanan Palestina, Hamas, di Doha.
Presiden Iran menekankan bahwa jika negara-negara Islam “bersatu”, rezim Israel “tidak akan berani menyerang atau menginvasi negara Muslim mana pun”. Dia menambahkan bahwa Arab Saudi dapat memainkan “peran penting dalam upaya persatuan negara-negara Islam”.
Di pihak lain, MBS menyatakan kegembiraannya atas semakin eratnya hubungan antara negara Islam besar seperti Iran, Arab Saudi, dan Turki.
Negara-negara Islam, ungkapnya, harus menjadi “lebih berdaya dalam jangka panjang” agar mereka dapat “mempertahankan kemerdekaan dan martabat mereka secara lebih efektif” di dunia Islam dan “mencegah agresi dan ekses rezim Zionis.”
Dia menekankan gawatnya situasi di Palestina dan kawasan sekiar. “Kawasan kita berada dalam situasi khusus, dan memperkuat kerja sama dan persatuan di antara kita, dan negara-negara Islam lainnya bukanlah sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan,” ujarnya.
Dalam pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Pezeshkian menegaskan bahwa memperkuat “persatuan dan kohesi di antara negara-negara Islam” merupakan cara paling efektif untuk menghadapi pengulangan dan kelanjutan kejahatan Israel.
Di pihak lain, Presiden Mesir juga menekankan keharusan negara-negara Islam untuk lebih dekat satu sama lain dan “mengambil sikap yang bersatu dan praktis” terhadap eskalasi kejahatan Israel.
Dia juga menyatakan kegembiraannya atas tren peningkatan hubungan antara kedua negara, dengan menyatakan bahwa Iran dan Mesir memiliki kapasitas yang baik “untuk mengamankan kepentingan bersama serta kepentingan negara-negara lain di kawasan.”
Demikian pula, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Pezeshkian menekankan bahwa satu-satunya cara untuk menghadapi “kejahatan biadab” Israel adalah “persatuan negara-negara Islam, mengambil sikap yang bersatu, dan mengambil tindakan praktis.”
Perdana Menteri Pakistan juga menyerukan “sikap yang kompak dan bersatu” terhadap kejahatan Israel, dan mendesak negara-negara Islam untuk mengambil tindakan “terkonsolidasi” guna mencegah agresi lebih lanjut.
Presiden Pezeshkian, dalam pertemuannya dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun menyatakan bahwa tindakan Israel menunjukkan bahwa rezim fasis ini“tidak terikat oleh batasan apa pun.”
Dia mengaku prihatian karena negara-negara “yang mengklaim membela kebebasan dan HAM” bukan hanya berdiam diri terkait Gaza melainkan bahkan memberikan “dukungan militer dan hukum” kepada rezim Israel.
Dalam pertemuan terpisah dengan mitranya dari Tajikistan, Emomali Rahmon, Pezeshkian menegaskan kembali bahwa Israel, yang didukung oleh AS dan negara-negara Eropa, “tidak mengakui batasan atau batasan apa pun atas kejahatannya.”
Dia menambahkan bahwa hanya “persatuan dan kekompakan negara-negara Islam” yang dapat menghentikan “mesin pembunuh dan kejahatan rezim barbar ini.”
Presiden Rahmon juga mendukung pernyataan Pezeshkian tentang urgensi persatuan negara-negara Islam dalam upaya mencegah berlanjutnya kejahatan Israel. (presstv)









