Rangkuman Berita Utama Rabu 16 Juli 2025

Jakarta, ICMES. Teheran menyatakan prihatin atas bentrokan yang terjadi di wilayah Sweida di Suriah selatan belakangan ini, dan mengecam serangan Israel di wilayah Suriah selama dua hari terakhir.

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon mengeluarkan peringatan keras setelah serangan udara Israel menggugurkan belasan orang di Lebanon timur dalam serangan paling mematikan sejak gencatan senjata November lalu.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan pihaknya telah menyerang pelabuhan Eilat dan sebuah target militer di wilayah Negev, dengan menggunakan tiga drone.

Berita selengkapnya:

Iran Kecam Serangan Udara Israel di Suriah Selatan

Teheran menyatakan prihatin atas bentrokan yang terjadi di wilayah Sweida di Suriah selatan belakangan ini, dan mengecam serangan Israel di wilayah Suriah selama dua hari terakhir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, pada hari Selasa (15/7) menyinggung berlanjutnya agresi militer Israel terhadap integritas teritorial Suriah, bersamaan dengan kontinyuitas pendudukan Israel di banyak wilayah Suriah.

Baghaei menyebut ketidakpedulian Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) atas agresi rezim Zionis terhadap negara-negara sekitar sebagai ‘sangat berbahaya’ dan memicu nyali rezim pendudukan tersebut.

Dia menekankan keharusan negara-negara di kawasan dan dunia Islam bertindak segera guna menghentikan pelanggaran dan kejahatan Israel, termasuk genosida di Gaza dan serangan yang terus berlangsung terhadap Suriah dan Lebanon.

Dia menekankan tanggung jawab komunitas internasional untuk mencegah pelanggaran berat lebih lanjut terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.

Kota Sweida, yang mayoritas penduduknya beragama Druze, di Suriah selatan menjadi ajang bentrokan sejak Minggu antara faksi-faksi dari minoritas agama Druze dan suku Bedouin yang pro rezim Rezim Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan Ahmed al-Sharaa alias al-Julani. Konfrontasi antara kedua belah pihak telah lama berseteru di Sweida ini  menewaskan lebih dari 100 orang.

Rezim al-Julani yang tidak dipilih secara demokratis di Suriah mengerahkan pasukannya dalam upaya memperluas kekuasaannya ke wilayah yang dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata lokal.

Pada hari Selasa, setelah kontak antara otoritas Damaskus dan tokoh-tokoh penting dari Sweida, rezim Suriah mengumumkan gencatan senjata setelah pasukan rezim memasuki kota tersebut.

Beberapa pemimpin Druze menuduh rezim tersebut gagal memenuhi komitmennya untuk memasuki Sweida secara damai dan menyerukan perlawanan terhadap mereka.

Di pihak lain, Israel melancarkan serangan terhadap pasukan yang dipimpin  HTS untuk membela minoritas Druze. Rezim HTS mengecam serangan Israel, dan memperingatkan bahwa mereka memiliki “hak yang sah untuk mempertahankan tanah dan rakyatnya”. (presstv)

Belasan Orang Gugur Diserang Israel di Lebanon, Hizbullah Peringatkan ‘Eskalasi Besar’

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon mengeluarkan peringatan keras setelah serangan udara Israel menggugurkan belasan orang di Lebanon timur dalam serangan paling mematikan sejak gencatan senjata November lalu.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Selasa (15/7), Hizbullah mengatakan serangan itu menandai “eskalasi besar dalam agresi yang berlangsung terhadap Lebanon dan rakyatnya.”

Gerakan perlawanan tersebut mendesak pemerintah Lebanon untuk memecah kebisuan dan “mengambil tindakan serius, segera, dan tegas” untuk menegakkan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Hizbullah juga menuntut AS, pendukung utama Israel, agar memenuhi tanggung jawabnya sebagai penjamin gencatan senjata.

“AS, sebagai penjamin perjanjian gencatan senjata, telah mengabaikan kewajibannya dan malah memajukan inisiatif yang hanya melayani kepentingan dan keamanan musuh Israel,” ungkapnya.

Hizbullah menyebutkan bahwa AS berupaya menipu rakyat Lebanon dengan berlagak sebagai pendukung stabilitas, keamanan, dan persatuan Lebanon, padahal AS melepaskan Israel untuk mendatangkan kehancuran dan kematian di seluruh Lebanon.

Hizbullah memperingatkan bahwa ketidakhadiran sikap resmi dan efektif yang berkelanjutan hanya akan mengarah pada eskalasi dan agresi lebih lanjut.

“Tanpa sikap resmi, kuat, dan efektif, serta kelalaian dan ketidakpedulian yang berkelanjutan secara internasional, hanya akan mengarah pada lebih banyak pelanggaran dan agresi,” kata Hizbullah.

Hizbullah menegaskan kembali watak kriminal Israel, yang telah mengabaikan hukum dan konvensi internasional dan tidak ragu-ragu melakukan pembantaian terhadap warga sipil tak berdosa.

Hizbullah menyebut Israel berusaha menekan “kehendak nasional” Lebanon, tetapi rakyat Lebanon akan “berpegang teguh pada perlawanan sebagai pilihan untuk menghadapi musuh”.

Hizbullah menyatakan demikian beberapa jam setelah pesawat tempur Israel pada hari Selasa mengintensifkan serangan mereka terhadap Lebanon dan melancarkan gelombang serangan udara mematikan di Lembah Bekaa utara.

Serangan udara tersebut menggugurkan belasan orang di wilayah Bekaa, termasuk tujuh warga Suriah di dekat kota al-Hermel.

Serangan itu menyasar infrastruktur sipil, dan menandai salah satu perkembangan paling berbahaya dalam beberapa hari terakhir. Salah satu serangan terjadi di dekat sebuah sekolah saat para siswa sedang mengikuti ujian.

Israel dan Hizbullah menyepakati gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 27 November 2024. Sejak itu, Israel melanggar gencatan senjata lebih dari 3.700 kali dengan melancarkan serangan terhadap negara tersebut.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel diwajibkan untuk menarik sepenuhnya pasukannya dari Lebanon. Namun, Israel tetap mempertahankan kehadiran militernya di lima wilayah, yang jelas-jelas melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan ketentuan perjanjian November lalu.

Serangan udara Israel dalam beberapa hari terakhir juga telah meluas ke pinggiran Beirut dan kota-kota di utara, yang menyebabkan korban sipil.

Otoritas Lebanon telah berulang kali memperingatkan bahwa pelanggaran rezim terhadap perjanjian gencatan senjata mengancam stabilitas di negara tersebut. (presstv)

Pasukan Yaman Serang Pelabuhan dan Target Militer Israel

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan pihaknya telah menyerang pelabuhan Eilat dan sebuah target militer di wilayah Negev, dengan menggunakan tiga drone.

Dalam sebuah pernyataan video pada Selasa malam (15/7) Saree menyatakan pihaknya telah “melaksanakan operasi militer ganda secara simultan dengan tiga drone.”

“Dua drone membidik target militer penting musuh, Zionis, di wilayah Negev, dan satu lagi menargetkan pelabuhan Umm al-Rashrash (Eilat) di Palestina pendudukan,” ungkapnya.

Saree mengatakan operasi tersebut “berhasil mencapai tujuannya” dan “merupakan pembelaan bagi rakyat tertindas Palestina dan para mujahidin mereka, serta penolakan terhadap genosida yang dilakukan musuh terhadap saudara-saudara kami di Jalur Gaza.”

Dia menambahkan, “Yaman berperan sesuai kemampuan dan potensinya, menolak agresi dan blokade di Gaza. Operasi kami akan terus berlanjut hingga agresi di Gaza berhenti dan blokade dicabut.”

Sebelumnya di hari yang sama, tentara Israel mengumumkan pencegatan sebuah pesawat nirawak di wilayah selatan Eilat, yang diluncurkan dari Yaman. (raialyoum)