Rangkuman Berita Utama Rabu 16 April 2025

Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan bahwa pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS di ibu kota Oman, Muscat, telah “dilaksanakan dengan baik pada langkah-langkah awalnya,” tetapi dia menambahkan bahwa Iran “sangat skeptis” terhadap pihak lain.

500 lulusan Kursus Komandan Cadangan Angkatan Laut Israel, bersama dengan 1700  seniman dan intelektual Israel menandatangani petisi yang menyerukan pengembalian para tahanan dan diakhirinya perang.

Sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam mengaku telah kehilangan kontak dengan kelompok yang menangkap tentara Israel Idan Alexander setelah terjadi pemboman langsung oleh pasukan Israel.

Kelompok Ansarullah Yaman mengabarkan bahwa AS telah melancarkan serangan udara lagi dengan sasaran beberapa wilayah di Yaman.

Berita selengkapnya:

Ayatullah Khamenei: Jangan Menggantukan Negara pada Perundingan dengan AS

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan bahwa pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS di ibu kota Oman, Muscat, telah “dilaksanakan dengan baik pada langkah-langkah awalnya,” tetapi dia menambahkan bahwa Iran “sangat skeptis” terhadap pihak lain.

“Kami tidak terlalu optimis atau terlalu pesimis tentang pembicaraan ini… Tentu saja, kami sangat tidak percaya terhadap pihak lain (AS),” ungkapnya dalam kata sambutan ketika ditemui oleh para kepala badan-badan eksekutif, yudikatif, dan legislatif, Selasa (15/4).

Dia menyebutkan bahwa pembicaraan tersebut hanyalah satu di antara sekian banyak urusan yang ditangani oleh Kementerian Luar Negeri.

“Bagaimanapun, ini adalah tindakan dan langkah yang telah diputuskan dan telah dilaksanakan,” ujarnya, sembari mengingatkan bahwa pengembangan berbagai urusan negara tidak boleh dikaitkan dengan perundingan tersebut, dan bahwa negara harus memimpin berbagai urusan secara independen dan mengandalkan sumber daya sendiri.

Dia menambahkan bahwa meskipun Iran sangat skeptis terhadap perundingan tersebut, namun “kita optimis dengan kemampuan kita sendiri.”

Ayatullah Khamenei menyatakan demikian setelah Iran dan AS mengadakan perundingan yang dimediasi oleh menteri luar negeri Oman di ibu kota Oman, Muscat, Sabtu lalu.

Teheran menekankan bahwa perundingan tersebut semata-mata ditujukan untuk mengatasi sanksi ilegal dan sepihak AS terhadap Iran, dan berbagai aspek program energi nuklir Iran. Teheran menepis spekulasi yang mengaitkan perundingan itu dengan isu-isu lain.

AS mencabut beberapa sanksi terhadap Iran sesuai dengan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), perjanjian nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia. Namun, AS menerapkan kembali sanksi itu tiga tahun setelah kesepakatan tersebut berakhir, dan bahkan mulai menumpuk tindakan yang lebih koersif terhadap Iran tersebut.

AS menyebut pendekatan yang bermusuhan itu sebagai “tekanan maksimum,” yang juga telah menyebabkan pejabat AS berulang kali mengancam akan menggunakan kekuatan militer terhadap Iran.

Iran menekankan bahwa negosiasi langsung dengan AS tidak berguna dan tak dapat diterima oleh Teheran selagi Washington masih bersikukuh pada kebijakan permusuhannya.

Ayatullah Khamenei menegaskan penolakan terhadap penggantungan  pertumbuhan negara dengan masalah perundingan.

“Selama era JCPOA, kita mengaitkan segalanya dengan kemajuan negosiasi,” ungkapnya.

Namun, Ayatullah Khamenei memperingatkan bahwa mengulangi proses tersebut akan menjauhkan investor.

Dia mengatakan, “Ketika seorang investor melihat bahwa negara ini bergantung pada negosiasi, mereka tidak akan berinvestasi.” (presstv)

100,000-an Orang, Termasuk Ribuan Tokoh, di Israel Tandatangani Petisi Anti-Perang

500 lulusan Kursus Komandan Cadangan Angkatan Laut Israel, bersama dengan 1700  seniman dan intelektual Israel menandatangani petisi yang menyerukan pengembalian para tahanan dan diakhirinya perang.

Badan Penyiaran Israel melaporkan pada hari Selasa (15/4) bahwa 500 lulusan kursus komandan cadangan Angkatan Laut menandatangani petisi yang menyerukan pemulangan para tawanan dan diakhirinya perang.

Otoritas penyiaran itu menyebutkan bahwa di antara para penandatangan petisi yang menyerukan diakhirinya perang adalah “empat mantan komandan Angkatan Laut.”

Sebuah media Israel juga melaporkan bahwa 472 mantan pejuang cadangan pasukan khusus mendukung pengembalian tawanan dan penghentian permusuhan di Gaza.

Surat kabar Haaretz melaporkan, “Sekitar 1700 seniman dan intelektual di Israel menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan pengembalian tahanan yang ditahan di Jalur Gaza.”

Mengutip sumber, Haaretz melaporkan bahwa jumlah warga Israel yang menandatangani petisi untuk menghentikan perang dan memulangkan tawanan mencapai lebih dari 100.000 dalam lima hari.

Setelah sekitar 1000 personel Angkatan Udara Israel menerbitkan surat yang menyerukan diakhirinya perang Israel di Jalur Gaza, lebih dari 150 mantan perwira Angkatan Laut Israel juga menandatangani surat serupa yang menentang perang di Jalur Gaza.

Saluran 13 Israel sebelumnya melaporkan bahwa tentara cadangan dari Unit 8200 Divisi Intelijen telah bergabung dengan seruan pilot untuk menghentikan pertempuran dan memulangkan tawanan.

Tidak hanya itu, 100 dokter militer cadangan juga menandatangani surat yang menyerukan gencatan senjata dan pengembalian tawanan, menurut radio militer Israel.

Hal ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan dalam negeri terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, di mana demonstrasi hampir setiap hari terjadi di wilayah Palestina pendudukan untuk menentang pemecatan pejabat keamanan dan hukum senior serta dimulainya kembali perang di Jalur Gaza.

Al-Qassam Kehilangan Kontak dengan Tawanan

Di pihak lain, sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam mengaku telah kehilangan kontak dengan kelompok yang menangkap tentara Israel Idan Alexander setelah terjadi pemboman langsung oleh pasukan Israel.

Juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaidah mengatakan, “Kami mengumumkan bahwa kami telah kehilangan kontak dengan kelompok yang menangkap prajurit Idan Alexander setelah pemboman langsung menyasar lokasi mereka. Kami masih berusaha menghubungi mereka.”

Dia menambahkan, “Kami memperkirakan bahwa tentara pendudukan sengaja mencoba meringankan tekanan dalam masalah tawanan berkewarganegaraan ganda agar dapat melanjutkan perang genosida terhadap rakyat kami.” (almayadeen/alalam)

Belasan Serangan Udara AS Terjang Wilayah Selatan dan Barat Yaman

Kelompok Ansarullah Yaman pada hari Selasa (15/4) mengabarkan bahwa AS telah melancarkan serangan udara lagi dengan sasaran beberapa wilayah di Yaman.

Laporan berita singkat di saluran Al-Masirah milik Ansarullah menyatakan bahwa “lebih dari 15 serangan agresi AS menargetkan Pulau Kamaran.”

Saluran tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai akibat pengeboman tersebut.

Pada hari Senin, Ansarullah mengatakan bahwa “agresi Amerika menargetkan Pulau Kamaran di Provinsi Hudaydah, Yaman barat, dengan serangkaian serangan udara.”

Kamaran adalah pulau terbesar Yaman di Laut Merah, dan secara administratif merupakan bagian dari Kegubernuran Al Hudaydah pesisir (barat).

Al-Masirah juga melaporkan pada hari Selasa bahwa “agresi Amerika menargetkan Distrik Al Zaher” di Provinsi Bayda, Yaman selatan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dalam pernyataan singkat lainnya, saluran itu menyatakan, “Agresi Amerika melancarkan tiga serangan di Distrik Al Salem di Provinsi Saada (utara).”

Pesawat tempur AS juga melancarkan “agresi di pinggiran kota Saada,” menurut Al-Masirah.

Saluran tersebut menambahkan, “Agresi Amerika menargetkan Distrik Harf Sufyan di Provinsi Amran (utara).” (raialyoum)