Rangkuman Berita Utama  Rabu 14 Mei 2025

Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah (Houthi) mengumumkan pihaknya telah melancarkan serangan ke Bandara Ben Gurion di Jaffa di Palestina pendudukan.

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayjen Hossein Salami menegaskan kesiapan Iran menghadapi skenario apa pun di tengah ancaman aksi militer AS. Dia juga menyoal kemampuan Israel melawan serangan ratusan rudal Iran sekaligus.

Presiden AS Donald Trump mengaku akan memerintahkan pencabutan sanksi terhadap Suriah, sebuah perubahan besar kebijakan AS menjelang pertemuan Trump dengan Presiden interim Suriah Ahmed al-Sharaa alias Abu Muhammad al-Julani.

Berita selengkapnya:

Pasukan Yaman Serang Bandara Ben-Gurion Israel dengan Rudal Hipersonik

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah (Houthi) mengumumkan pihaknya telah melancarkan serangan ke Bandara Ben Gurion di Jaffa di Palestina pendudukan.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Brigjen Yahya Saree pada hari Selasa (13/5) mengonfirmasi bahwa serangan terhadap bandara itu dilakukan dengan rudal balistik hipersonik.

Dia mengatakan bahwa “rudal tersebut mengenai sasarannya dengan tepat,” dan menyebabkan “jutaan warga Israel mengungsi ke tempat perlindungan, dan operasi bandara itu terhenti selama sekitar satu jam.”

Saree menambahkan bahwa operasi militer tersebut merupakan penegasan atas masih berlakunya larangan navigasi di Bandara Ben Gurion.

Karena itu, dia memperingatkan perusahaan-perusahaan yang belum mengumumkan penangguhan penerbangan bahwa mereka harus “meniru perusahaan-perusahaan yang sebelumnya telah mengumumkan penangguhan penerbangan ke bandara-bandara di Palestina pendudukan.”

Angkatan Bersenjata Yaman memastikan bahwa operasi militernya, yang dilakukan bersama dengan larangan penerbangan di Bandara Ben-Gurion dan larangan pelayaran Israel di Laut Merah dan Laut Arab, akan segera dihentikan apabila agresi dan blokade Israel terhadap Gaza dihentikan.

Saree menegaskan Yaman tidak akan meninggalkan bangsa tertindas Palestina, dan menyerukan kepada seluruh kaum merdeka dunia  untuk menunaikan kewajiban agama, moral, dan kemanusiaan membela bangsa Palestina.

Saree menyatakan bahwa operasi  militer tersebut dilakukan “demi membela bangsa tertindas Palestina dan para pejuang mereka, dan sebagai penolakan terhadap genosida yang dilakukan oleh Zionis terhadap saudara-saudara kami di Jalur Gaza.”

Media Israel mendokumentasikan  situasi ketakutan dan kepanikan di landasan pacu bandara tersebut, sementara para pemukim di Tel Aviv melarikan diri ke tempat perlindungan. (almayadeen)

Panglima IRGC: Israel Tak Dapat Menangkis Satupun Rudal Yaman, Bagaimana Jika Iran Menembakkan 600 Rudal Sekaligus

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayjen Hossein Salami menegaskan kesiapan Iran menghadapi skenario apa pun di tengah ancaman aksi militer AS. Dia juga menyoal kemampuan Israel melawan serangan ratusan rudal Iran sekaligus.

“Kami benar-benar mengenal musuh dan memantau pergerakannya. Bahkan sekarang, saat kontak dan negosiasi politik sedang berlangsung, kami berdiri dengan kemegahan dan keteguhan, dan siapa pun yang berani terlibat dengan Iran akan hancur,” tegasnya dalam kata sambutan pada sebuah pertemuan di kota Mashhad, Selasa (13/5).

Pernyataan itu dilatar belakangi gertakan Washington bahwa AS berkemungkinan melancarkan serangan militer terhadap Iran jika pembicaraan yang sedang berlangsung untuk mengganti kesepakatan nuklir 2015 tidak membuahkan hasil.

Jenderal Salami menyatakan bahwa kekuatan Iran “telah berkembang berkali-kali lipat sejak tahun lalu” dan bahwa musuh-musuhnya juga menyadari hal ini.

Dia juga menyebutkan bahwa Iran tidak bergantung pada Poros Resistensi untuk pertahanan, meskipun poros ini menyatakan akan bertindak sengit.

Penglima IRGC menepis anggapan bahwa poros tersebut telah dilemahkan oleh serangan Israel selama setahun terakhir. Menurutnya, operasi militer terbaru poros itu membuktikan sebaliknya.

“Musuh mengira bahwa Poros Resistensi telah dilemahkan, tapi mereka melihat bahwa (perlawanan) Gaza justru tumbuh lebih kuat. Yaman sekarang menyerang lebih efektif dengan rudal, dan Hizbullah telah memulihkan kekuatannya,” ungkapnya.

Jenderal Salami juga menyatakan bahwa Rezim Zionis Israel “gelisah, gusar, dan tidak memiliki harapan yang cerah.”

Dia menambahkan, “Perdana menteri mereka dikenal sebagai penjahat perang dan takut ditangkap. Secara politik, Israel telah benar-benar runtuh, dan bahkan Eropa tidak mau mempertahankan hubungan politik yang baik dengan mereka. Secara ekonomi, mereka hancur, dan tanpa bantuan Amerika, mereka tidak akan bertahan sehari pun.”

Salami menyoal, “Mereka yang bahkan tidak dapat menahan satupun rudal dari Ansarullah Yaman, apa yang dapat mereka lakukan jika mereka berhadapan dengan 600 rudal sekaligus?” (presstv)

Trump akan Cabut Sanksi AS terhadap Suriah

Presiden AS Donald Trump mengaku akan memerintahkan pencabutan sanksi terhadap Suriah, sebuah perubahan besar kebijakan AS menjelang pertemuan Trump dengan Presiden interim Suriah Ahmed al-Sharaa alias Abu Muhammad al-Julani.

Trump akan menyapa al-Sharaa di Arab Saudi pada hari Rabu, menurut seorang pejabat Gedung Putih, yang akan mengatur pertemuan Trump dengan al-Sharaa, yang mengambil alih kekuasaan setelah Bashar al-Assad digulingkan. Dua sumber kepresidenan Suriah mengatakan bahwa Trump dan al-Sharaa akan bertemu pada hari Rabu pagi (14/5).

“Saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan,” kata Trump dalam sebuah forum investasi di Riyadh, di awal lawatannya ke negara-negara Arab Teluk Persia, Selasa  (13/5).

“Ini saatnya mereka bersinar. Kita singkirkan mereka semua. Semoga beruntung Suriah, tunjukkan kami sesuatu yang sangat istimewa,” lanjutnya.

Trump mengaku membuat keputusan tersebut setelah berdiskusi dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang sama-sama mendesak pencabutan sanksi.

Di sisi lain, Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa mengatakan bahwa pemerintahnya tengah menggelar “pembicaraan tidak langsung” dengan Israel untuk meredakan ketegangan antara kedua negara, menyusul serangan Israel yang menghancurkan sejak Desember.

“Ada pembicaraan tidak langsung (dengan Israel) yang berlangsung melalui mediator untuk meredakan situasi dan mencoba mengendalikan situasi agar tidak mencapai titik di mana situasi lepas dari kendali kedua belah pihak,” kata al-Sharaa dalam konferensi pers di Paris bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu pekan lalu.

Sharaa berkata demikian beberapa jam setelah UEA dilaporkan memantapkan dirinya sebagai saluran komunikasi antara Suriah dan Israel.

Jauh hari sebelum itu, al-Sharaa dilaporkan telah menyatakan keterbukaannya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dan bergabung dengan Perjanjian Abraham “dalam kondisi yang tepat”, di tengah pendudukan Israel yang sedang berlangsung di Suriah selatan dan serangannya secara terus menerus di berbagai wilayah Suriah.

Anggota Kongres Amerika Serikat Cory Mills dari Florida dan Marlin Stutzman dari Indiana juga telah berkunjung ke Damaskus, ibu kota Suriah, untuk bertemu dengan pejabat Suriah, dalam kunjungan resmi pertama oleh anggota parlemen AS ke Suriah sejak jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada tanggal 8 Desember 2024.

Menurut Bloomberg, Mills – yang bertugas di Komisi Urusan Luar Negeri dan Angkatan Bersenjata DPR – mengadakan pertemuan dengan Al-Sharaa, dan saat itu Al-Sharaa mengatakan kepadanya bahwa pemerintahan baru Suriah berminat untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham, yaitu perjanjian normalisasi hubungan Arab-Israel. (reuters/mee/memo)