Rangkuman Berita Utama Rabu 13 Agustus 2025

Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman kembali melancarkan operasi militer lagi terhadap Israel sembari memperingatkan negara-negara Arab dan Muslim agar tidak mengabaikan perjuangan Palestina.

Negara-negara Eropa terus menarik fregat dan kapal perang mereka dari Laut Merah, sehingga mencerminkan keyakinan mereka bahwa kehadiran mereka di perairan tersebut sia-sia setelah angkatan bersenjata Yaman memaksakan dominasi rudal dan udara sepenuhnya.

Sekjen Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Larijani, mengatakan bahwa Hizbullah memiliki kematangan politik sehingga tidak membutuhkan perwalian.

Berita selengkapnya:

Pasukan Yaman Lancarkan Serangan lagi terhadap Israel

Angkatan Bersenjata Yaman kembali melancarkan operasi militer lagi terhadap Israel sembari memperingatkan negara-negara Arab dan Muslim agar tidak mengabaikan perjuangan Palestina.

Dalam sebuah pernyataan mengenai serangan tersebut pada dini hari Rabu (13/8), pasukan Yaman memperingatkan dunia Islam bahwa “rencana musuh (Israel) untuk menghapus Palestina berisiko berdampak fatal bagi negara-negara Arab dan Islam.”

“Peniadaan perjuangan Palestina akan mendorong musuh untuk menyerang bangsa dan negara lain, kecuali mereka mendukung keteguhan Gaza,” tambah mereka.

Dalam pernyataan itu, pasukan Yaman mengaku telah melesatkan enam unit drone berbahan peledak ke empat target sensitif di wilayah pendudukan Palestina.

Mereka menyebutkan tiga target berupa pelabuhan Haifa dan Eilat, yang merupakan pusat maritim Laut Merah Israel, dan kota Be’er Sheva yang merupakan pusat “kemajuan teknologi” mereka.

Pada bulan Juli, rezim terpaksa menutup Eilat di tengah serangan Yaman secara terus-menerus.

Target keempat serangan itu disebutkan berupa lokasi di Gurun Negev, yang menampung banyak instalasi militer penting yang strategis.

“Operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya,” tambah pernyataan itu.

Sebagaimana dalam pengumuman sebelumnya, pasukan Yaman berjanji melanjutkan serangan yang dimulai tepat setelah rezim Zionis melancarkan perang genosida di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Operasi tersebut, menurut mereka, akan terus dilanjutkan selagi Israel masih mengobarkan perang, yang sejauh ini telah merenggut nyawa setidaknya 61.600 orangPalestina, yang sebagian besarnya perempuan dan anak-anak, dan memblokade Jalur Gaza. (presstv)

Italia Tarik Kapal Perangnya dari Laut Merah Setelah Tak Bisa Berbuat Apapun di Depan Pasukan Yaman

Negara-negara Eropa terus menarik fregat dan kapal perang mereka dari Laut Merah, sehingga mencerminkan keyakinan mereka bahwa kehadiran mereka di perairan tersebut sia-sia setelah angkatan bersenjata Yaman memaksakan dominasi rudal dan udara sepenuhnya.

Dua hari setelah mengumumkan penarikan satu-satunya fregat Prancis, pasukan Eropa Aspides, yang dibentuk untuk melindungi kapal Israel, mengumumkan penarikan fregat Italia Caio Duilio dari wilayah Laut Merah.

Negara-negara Eropa yang masih memiliki kapal perang di wilayah tersebut diperkirakan akan menarik fregat mereka dari Laut Merah dalam periode mendatang, di tengah meningkatnya kekhawatiran Eropa terkait dengan operasi militer Yaman yang akan datang sebagai bagian dari fase keempat eskalasi maritim terhadap entitas Zionis Israel.

Fregat Caio Duilio adalah kapal perusak pertahanan udara kelas Andrea Doria dan kelas Horizon milik Angkatan Laut Italia. Kapal ini diluncurkan pada tahun 2007 dan mulai dioperasikan oleh Angkatan Laut Italia pada tanggal 3 April 2009. Roma mengumumkan keikutsertaannya dalam koalisi Eropa untuk melindungi kapal-kapal Israel pada tanggal 19 Februari tahun lalu.

Komando fregat Italia sebelumnya telah mengumumkan keikutsertaannya dalam mencegat pesawat nirawak Yaman yang melesat menuju Palestina pendudukan, dan dengan ini koalisi Eropa menggunakan istilah “melindungi pelayaran” sebagai dalih untuk menutupi misi sebenarnya, yaitu melindungi entitas Zionis melalui laut, udara, dan darat.

Situs web Inggris mengonfirmasikan ketidakmampuan London bertahan di Laut Merah dan menurunnya pengaruh maritimnya.

Sebuah situs web militer Inggris menyebutkan bahwa London mengalami penurunan pengaruh militer angkatan lautnya, menyusul dominasi Angkatan Bersenjata Yaman.

Situs web Navy Lookout, yang membidangi berita dan analisis terkait operasi, pengadaan, dan masa depan Angkatan Laut Kerajaan Inggris, melaporkan bahwa sejak tahun 2022, London telah menonaktifkan 15 kapal perang, termasuk fregat, kapal selam, kapal pendarat, dan kapal pemburu ranjau, dengan imbalan sejumlah unit baru yang terbatas.

Disebutkan pula bahwa langkah-langkah ini meningkat dalam dua tahun terakhir sehingga menandakan bahwa Yaman telah menetralkan kekuatan maritim Inggris, serupa dengan apa yang terjadi pada pasukan AS, yang pernah mendominasi kawasan tersebut.

“Angkatan Laut Inggris mengalami kekurangan tenaga kerja yang parah dan kelelahan yang berlebihan dalam semua aspek kemampuannya. Penurunan kemampuan telah menyebabkan hampir tidak adanya kehadiran angkatan laut Inggris di Timur Tengah dan ketidakmampuan untuk mendukung operasi Laut Merah,” ungkap Navy Lookout.

Laporan ini mengemuka ketika beberapa negara Eropa, termasuk Prancis dan Italia, terpaksa menarik fregat mereka dari Laut Merah, setelah menyadari kesia-siaan mereka bercokol di laut di tengah perimbangan militer yang kompleks dan aturan keterlibatan unik yang diberlakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman. (alalam)

Larijani: Hizbullah Tak Memerlukan Perwalian

Sekjen Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Larijani, mengatakan bahwa Hizbullah memiliki kematangan politik sehingga tidak membutuhkan perwalian.

Larijani dalam konferensi pers di Baghdad, ibu kota Irak mula-mula berbicara mengenai negara jirannya ini.

 “Kami prihatin dengan keamanan seluruh kawasan, dan rakyat Irak tidak membutuhkan pendiktean, ujarnya, sembari menekankan bahwa penandatanganan nota kesepahaman keamanan dengan Irak bertujuan mencegah segala ancaman terhadap keamanan kedua negara.

Menanggapi adanya anggapan bahwa Iran campur tangan dalam pemilu Irak, Larijani menekankan bahwa “rakyat Irak rasional, berani dan tidak membutuhkan pendiktean,” dan bahwa dia di Baghdad telah mengadakan beberapa pertemuan yang membahas berbagai isu regional.

Larijani menambahkan, “Sebuah nota kesepahaman keamanan telah ditandatangani dengan Irak, dengan tujuan mencegah pihak lain mengganggu keamanan kedua negara.”

Larijani mengapresiasi besarnya kepedulian dan layanan Irak kepada para peziarah yang berdatangan dari berbagai negara untuk mengikuti peringatan Arbain Imam Husain ra di kota Karbala.

Mengenai Hizbullah Lebanon, Larijani mengatakan, “Hizbullah Lebanon memiliki kedewasaan politik, dan kubu perlawanan tidak membutuhkan perwalian.”

Sebelum memulai kunjungannya ke Irak dan Lebanon, Larijani, mengumumkan pada Senin pagi bahwa destinasi pertamanya dalam kunjungan ini adalah Irak.

 “Irak adalah negara sahabat dan tetangga yang memiliki hubungan dagang erat dengan kami. Kerja sama antara kedua bangsa berada pada tingkat yang sangat baik, contoh utamanya adalah peringatan Arbain, di mana kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Irak atas kerja samanya yang luar biasa dalam memfasilitasi urusan para peziarah selama acara ini,” ujarnya. (alalam)