Jakarta, ICMES. Sedikitnya 35 orang gugur dan 131 lainnya terluka akibat serangan udara Israel terhadap Yaman.

Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, menegaskan bahwa agresi Israel yang mengincar para petinggi Hamas di Doha, ibu kota Qatar, tidak akan berlalu tanpa respon.
Perdana Menteri Rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu mendesak pemerintah Qatar agar mengusir “teroris” atau mengadili mereka di wilayahnya, menyusul serangan udara Israel terhadap para pemimpin Hamas di Doha, ibu kota Qatar.
Berita selengkapnya:
Seragan Israel di Sanaa dan Jawf Gugurkan Puluhan dan Lukai Ratusan Orang
Sedikitnya 35 orang gugur dan 131 lainnya terluka akibat serangan udara Israel terhadap Yaman, Rabu (10/9).
Juru bicara Kementerian Yaman, Anis al-Asbahi, dalam pernyataan yang diunggah di akun Twitter-nya yang menyatakan, “Jumlah warga negara yang gugur dan terluka dalam kejahatan Zionis yang berbahaya meningkat menjadi 35 orang gugur dan 131 orang luka-luka.”
Dia juga menyebutkan bahwa jumlah korban ini belum final, dan bahwa para korban mencakup “28 orang gugur dan 113 orang luka-luka di Sanaa,dan 7 orang gugur dan 18 orang luka-luka di Jawf.”
Dalam unggahan sebelumnya, al-Asbahi mengatakan bahwa tim pertahanan sipil terus mencari orang hilang.
Di pihak lain, tentara Israel mengklaim telah menyerang “beberapa target militer” di ibu kota Yaman dan di al-Jawf di wilayah utara negara ini.
Saluran Al Masirah yang berafiliasi dengan Ansarullah melaporkan di akun Twitter-nya bahwa “para syahid, korban luka, dan beberapa rumah rusak akibat serangan Israel terhadap Markas Besar Bimbingan Moral di lingkungan Tahrir di pusat ibu kota,” dan “gedung Status Sipil di distrik Al-Hazm” di Jawf.
Disebutkan bahwa serangan lain menyasar Bank Sentral dan gedung-gedung pemerintah di Provinsi Jawf. Kepulan asap membumbung di angkasa Sanaa, sementara ledakan terdengar di seluruh bagian kota yang telah menjadi sasaran serangan Israel berulang kali selama beberapa bulan terakhir.
Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengklaim, “Jet tempur IDF baru saja menyerang target militer rezim teroris Houthi (Ansarullah) di wilayah Sanaa dan Jawf, termasuk kamp-kamp tempat elemen militer rezim Houthi terlihat, serta markas besar Direktorat Media Militer Houthi dan lokasi penyimpanan bahan bakar yang digunakan untuk kegiatan militer rezim Houthi.”
Al-Masirah melaporkan bahwa pertahanan udara Yaman mencegat pesawat-pesawat tempur Israel. “Pertahanan udara kami berhasil meluncurkan sejumlah rudal darat-ke-udara saat menghadapi agresi Zionis terhadap negara kami,” ungkapnya.
Kemudian, Jubir Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah, Brigjen Yahya Saree, membantah klaim bahwa Israel telah menyerang peluncur rudal. “ Dia menyatakan bahwa serangan tersebut “menyasar target sipil murni, termasuk surat kabar 26 September dan Al-Yaman, dan terdapat korban jiwa dan luka di antara jurnalis, baik pria maupun wanita, serta warga sipil dan orang-orang yang berada di sekitar.”
Serangan Israel ini adalah yang pertama sejak serangan serupa yang menggugurkan Perdana Menteri Ahmed Ghaleb al-Rahwi dan 11 pejabat tinggi lainnya di Sanaa pada 28 Agustus.
Al-Rahwi adalah pejabat politik paling senior yang gugur akibat konfrontasi Yaman-Israel terkait perang di Jalur Gaza. Pemimpin Ansarullah, Sayyid Abdul Malik al-Houthi, mengancam Israel dengan serangan rudal dan pesawat nirawak lebih lanjut dalam “jalur yang berkelanjutan, stabil, dan meningkat.”
Sejak perang di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, menyusul serangan tak terduga oleh gerakan tersebut di Israel selatan, pasukan Yaman secara rutin meluncurkan rudal balistik dan drone terhadap Israel.
Mereka juga melancarkan serangan di Laut Merah terhadap kapal-kapal dagang yang terkait dengan Israel.
Pasukan Yaman menyatakan bahwa serangan mereka merupakan bagian dari upaya mereka membela warga Palestina di Gaza.
Pada hari Kamis, Menteri Perang Israel Yisrael Katz bersumpah akan memberikan tanggapan keras setelah terjadi eskalasi serangan rudal Yaman. (almayadeen/raialyoum)
PM Qatar: Kami Berdiskusi dengan Para Mitra Mengenai Pembalasan terhadap Serangan Israel
Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, menegaskan bahwa agresi Israel yang mengincar para petinggi Hamas di Doha, ibu kota Qatar, tidak akan berlalu tanpa respon, dan bahwa “konsultasi regional sedang berlangsung untuk mencapai posisi kolektif terkait eskalasi Israel.”
Dalam wawancara dengan CNN, Rabu (10/9), Al-Thani menjelaskan bahwa respon yang diharapkan sedang “dikonsultasikan dan didiskusikan dengan para mitra di kawasan sekitar,” dan bahwa Doha akan menjadi tuan rumah KTT Arab-Islam dalam beberapa hari mendatang untuk membahas masalah ini.
“Kami mengharapkan respon kolektif yang efektif yang akan mencegah Israel melanjutkan intimidasi ini,” ujarnya.
Mengenai cara merespon, dia mengatakan bahwa Qatar tidak mendikte para mitranya di kawasan, melainkan berusaha mengoordinasikan sikap dalam menghadapi provokasi Israel.
Al-Thani menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas upayanya menggagalkan peluang tercapainya perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Dia menyatakan bahwa serangan terhadap pimpinan Hamas “merupakan upaya terang-terangan untuk menggagalkan upaya politik apa pun”, dan bahwa pertemuan negaranya dengan kelompok perlawanan Palestina dilakukan secara transparan dan dengan koordinasi yang jelas dengan pihak-pihak terkait.
“Segala sesuatu tentang pertemuan ini diketahui baik oleh Israel maupun Amerika, dan kami tidak menyembunyikan apa pun,” ungkapnya.
Al-Thani menepis keras klaim Israel bahwa kehadiran para pemimpin Hamas di Doha membuat kota ini menjadi “sarang teroris”. Dia menekankan bahwa negaranya sedang menjalankan perannya sebagai mediator dalam masalah Palestina dan tidak menerima pelanggaran apa pun terhadap kedaulatan atau peran mediasinya.
Perdana Menteri Qatar menilai bahwa agresi Israel di Doha “menghilangkan harapan untuk menyelamatkan para tawanan di Gaza”, dan menganggap Netanyahu bertanggung jawab langsung atas tindakan yang membahayakan nyawa mereka.
“Apa yang dilakukan Netanyahu kemarin telah melenyapkan harapan bagi para tawanan ini,” tuturnya.
Seperti diketahui, Israel pada hari Selasa melancarkan serangan udara di ibu kota Qatar, Doha, untuk membunuh para pemimpin senior Hamas, tapi delegasi Hamas berhasil lolos dari upaya pembunuhan tersebut. (almayadeen)
Netanyahu Lontarkan Ancaman Keras agar Qatar Mengusir Hamas
Perdana Menteri Rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu mendesak pemerintah Qatar agar mengusir “teroris” atau mengadili mereka di wilayahnya, menyusul serangan udara Israel terhadap para pemimpin Hamas di Doha, ibu kota Qatar.
“Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang melindungi teroris: Kalian harus mengusir mereka atau mengadili mereka. Jika tidak, kami akan melakukannya,” sumbar Netanyahu dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya, Rabu (10/9).
“Kami juga punya 11 September. Kami mengenang 7 Oktober, hari di mana teroris Islam melakukan kekejaman terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust,” lanjutnya.
Dia juga mengatakan, “Apa yang dilakukan Amerika setelah 11 September? Amerika berjanji akan memburu para teroris yang melakukan kejahatan keji ini di mana pun mereka berada. Dua minggu kemudian, Amerika juga mengesahkan resolusi di Dewan Keamanan PBB yang menyatakan bahwa pemerintah tidak boleh menyembunyikan teroris.”
Dia menambahkan,”Kemarin, kami bertindak dengan cara yang sama. Kami memburu dalang teroris yang melakukan pembantaian 7 Oktober. Dan kami melakukannya di Qatar, yang menyediakan tempat berlindung yang aman, menyembunyikan teroris, mendanai Hamas, memberi para pemimpin terorisnya vila-vila mewah, dan memberi mereka segalanya.”
Dia menekankan bahwa Israel melakukan “persis seperti yang dilakukan Amerika ketika memburu teroris al-Qaeda di Afghanistan, dan setelah mereka pergi dan membunuh Osama bin Laden di Pakistan.”
“Sekarang, berbagai negara di dunia mengutuk Israel. Mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri. Apa yang mereka lakukan setelah Amerika melenyapkan Osama bin Laden? Apakah mereka berkata, ‘Sungguh mengerikan hal yang terjadi pada Afghanistan atau Pakistan?’ Tidak, mereka justru bertepuk tangan. Mereka seharusnya memuji Israel karena mematuhi dan menerapkan prinsip yang sama,” sambungnya.
Dia lantas memperingatkan, “Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang melindungi teroris: Usir mereka atau bawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya.”
Pada hari Selasa, Channel 14 Israel melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel menembus wilayah udara Yordania, Suriah, Irak, dan Arab Saudi dalam perjalanannya menuju Doha untuk menyerang para pemimpin Hamas.
Saluran itu menambahkan bahwa jet tempur Israel menempuh jarak sekitar 1.800 kilometer untuk mencapai target mereka di Doha.
Surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa operasi tersebut dilakukan dengan koordinasi bersama negara-negara lain.
Menanggapi hal tersebut, seorang sumber militer yang bertanggung jawab di Angkatan Bersenjata Yordania menyatakan bahwa klaim yang beredar tentang pesawat Israel yang melintasi wilayah udara Yordania untuk menyerang target di Qatar adalah palsu dan dusta.
Sumber tersebut menekankan perlunya menghindari penyebaran “ berita rekayasa dan rumor menyesatkan” tersebut, dan mengimbau semua orang untuk mendapatkan informasi dari sumber resmi. (raialyoum)









