Rangkuman Berita Utama Rabu 10 September 2025

Jakarta, ICMES. Israel melancarkan serangan rudal di Doha, ibu kota Qatar. Serangan ini diketahui mengincar para pemimpin senior Hamas, termasuk para negosiator dari kelompok Palestina yang telah terlibat dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah) mengumumkan pelaksanaan operasi militer terhadap target-target “sensitif dan vital” di wilayah Eilat, Bandara Ramon, dan Al-Quds.

Berita selengkapnya:

Sejumlah Fakta Mengenai Serangan Hamas terhadap Para Petinggi Hamas di Qatar

Israel pada hari Selasa (9/9) melancarkan serangan rudal di Doha, ibu kota Qatar. Serangan ini diketahui mengincar para pemimpin senior Hamas, termasuk para negosiator dari kelompok Palestina yang telah terlibat dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.

Qatar mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan kedaulatannya, dan berbagai negara juga mengecam serangan tersebut.

Serangan itu terjadi ketika Qatar, salah satu mediator utama antara Israel dan Amerika Serikat (AS) di satu pihak dan Hamas di pihak lain, sedang berusaha menengahi gencatan senjata di Gaza, di mana pasukan Israel telah membantai lebih dari 64.600 orang sejak Oktober 2023.

Berikut ini beberapa fakta perihal serangan tersebut sejauh ini:

Kejadian di Doha

Beberapa ledakan terdengar Doha sekitar pukul 15.00 waktu setempat, dan disusul gumpalan asap hitam di angkasa. Warga melaporkan mendengar ledakan di berbagai permukiman di Doha.

Sekiran satu jam kemudian militer Israel mengaku bertanggungjawab atas penembakan rudal ke Doha, dengan menyasar sebuah komplek yang diyakini menjadi tempat tinggal para pemimpin politik Hamas. Kementerian Luar Negeri Qatar lantas merilis pernyataan yang mengecam serangan tersebut.

Ini adalah pertama kalinya Israel menyerang Qatar, negara yang telah dikunjungi berulang kali oleh para negosiatornya sendiri selama dua tahun terakhir untuk perundingan gencatan senjata yang dimediasi oleh pemerintah di Doha.

Lokasi yang Diserang

Serangan itu terjadi di wilayah West Bay Lagoon di Doha, yang merupakan lokasi banyak kedutaan besar asing, sekolah, supermarket, dan kompleks perumahan. Wilayah ini merupakan rumah bagi warga Qatar serta penduduk dari pelbagai penjuru dunia.

Pernyataan Hamas

Suhail al-Hindi, anggota biro politik Hamas, mengatakan bahwa dalam serangan itu Israel mengincar para negosiator Hamas, yang sedang bertemu untuk membahas usulan terbaru AS untuk gencatan senjata. Menurutnya, para petinggi Hamas yang diincar, termasuk Khalil al-Hayya dan Khaled Meshal, selamat dari serangan tersebut, namun putra al-Hayya, Humam, dan salah satu ajudan utamanya terbunuh, dan kontak dengan tiga pengawal lainnya terputus. Setidaknya satu pejabat keamanan Qatar juga tewas dalam serangan itu. Anggota pasukan keamanan Qatar lainnya terluka, kata Kementerian Dalam Negeri negara itu.

“Kru khusus terus memeriksa dan mengamankan area yang menjadi sasaran bersama divisi bahan peledak pasukan keamanan internal,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Hamas mengatakan total korban gugur enam orang.

Klaim Israel

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis unggahan berlabel X pada hari Selasa yang menyatakan bahwa Israel bertindak sendiri dalam serangan tersebut.

“Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen. Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh,” bunyi unggahan tersebut.

Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan bersama yang membenarkan serangan tersebut dan mengaitkannya dengan peristiwa penembakan di Al-Quds (Yerusalem) Timur yang menewaskan enam orang Israel pada hari Senin.

“Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan meyakini operasi tersebut sepenuhnya dibenarkan mengingat fakta bahwa pimpinan Hamas ini memprakarsai dan mengorganisir pembantaian 7 Oktober, dan tidak pernah berhenti melancarkan aksi-aksi pembunuhan terhadap Negara Israel dan warganya sejak saat itu,” bunyi pernyataan tersebut.

Serangan terhadap Doha melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa — melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Qatar.

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, memuji serangan tersebut dalam sebuah unggahan media sosial, dengan mengatakan: “Mengucapkan selamat kepada Angkatan Udara, Shin Bet, dan seluruh pasukan keamanan atas operasi luar biasa untuk menggagalkan musuh-musuh kita.”

Reaksi Qatar

Majed al-Ansari, juru bicara Menteri Luar Negeri Qatar, merilis pernyataan yang mengecam serangan tersebut.

“Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran berat terhadap semua hukum dan norma internasional serta ancaman serius terhadap keamanan dan keselamatan warga Qatar dan penduduk Qatar,” ungkapnya.

Dia menambahkan,”Meskipun mengutuk keras serangan ini, Negara Qatar menegaskan bahwa mereka tidak akan menoleransi perilaku ceroboh Israel ini dan intervensi berkelanjutannya terhadap keamanan regional, serta tindakan apa pun yang menargetkan keamanan dan kedaulatannya. Investigasi sedang berlangsung di tingkat tertinggi, dan rincian lebih lanjut akan diumumkan segera setelah tersedia.”

Reaksi Internasional

Berbagai negara dan organisasi internasional, Arab, dan Islam mengecam agresi Israel terhadap ibu kota Qatar, Doha, dengan menekankan bahwa agresi tersebut merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan ancaman terhadap kedaulatan serta keamanan negara.

Sejauh ini, beberapa negara yang sudah menyampaikan kecaman ialah Iran, Aljazair, Turki, Mesir, Arab Saudi, Yordania, UEA, Kuwait, Oman, Suriah, Lebanon, Maroko, Sudan, Yaman, Irak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengecam serangan tersebut. (aljazeera/alalam)

Pasukan Yaman Umumkan Serangannya terhadap Beberapa Target Sensitif Israel

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah pada Selasa malam (9/9) mengumumkan pelaksanaan operasi militer terhadap target-target “sensitif dan vital” di wilayah Eilat, Bandara Ramon, dan Al-Quds.

Juru bicara militer Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengatakan,”Pasukan Rudal Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi militer dengan rudal balistik hipersonik ‘Palestina 2’ yang memiliki beberapa hulu ledak, menargetkan beberapa target sensitif di sekitar Al-Quds yang diduduki.”

Saree menjelaskan operasi tersebut “berhasil mencapai tujuannya, menyebabkan jutaan gerombolan Zionis perampas melarikan diri ke tempat perlindungan.”

Dia juga mengumumkan bahwa Pasukan Nirawak Angkatan Bersenjata Yaman  turut melancarkan “operasi militer yang sukses dengan tiga pesawat nirawak yang menargetkan Bandara Ramon dan dua target vital di wilayah Umm al-Rashrash (Eilat) di Palestina selatan yang diduduki.”

Dia mengatakan bahwa serangan itu dilakukan “demi membela rakyat tertindas Palestina dan para pejuangnya nan mulia, sebagai tanggapan atas kejahatan genosida dan kelaparan yang dilakukan oleh musuh, Zionis, terhadap saudara-saudara kami di Jalur Gaza, dan sebagai penegasan keteguhan pendirian Yaman dalam pertempuran…”

Saree juga menegaskan pihaknya akan terus melanjutkan operasinya melawan Israel “hingga agresi di Gaza berhenti dan blokade atasnya dicabut.” (railayoum)