Jakarta, ICMES. Para dokter Iran berhasil melakukan operasi bedah untuk penanganan kondisi medis langka pada janin di dalam rahim ibu di Rumah Sakit (RS) Imam Khomeini di ibu kota Iran, Teheran. Keberhasilan ini tercatat sebagai pertama kalinya untuk prestasi demikian di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.

Koalisi agresor AS-Inggris melancarkan lima serangan udara terhadap Distrik Harf Sufyan di provinsi Amran dan daerah Sanhan di Sanaa, ibu kota Yaman.
Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) dan berbagai akun media sosial, termasuk Pusat Nasional Pendokumentasian Pelanggaran di Suriah, mendokumentasikan berbagai pelanggaran hukum oleh kelompok-kelompok bersenjata, dan menyerukan pemimpin militer baru untuk segera mengendalikan masalah ini sebelum lepas kendali.
Berita selengkapnya:
Pertama Kali, Tim Dokter Iran Berhasil Lakukan Operasi Otak Janin dalam Kandungan
Para dokter Iran berhasil melakukan operasi bedah untuk penanganan kondisi medis langka pada janin di dalam rahim ibu di Rumah Sakit (RS) Imam Khomeini di ibu kota Iran, Teheran. Keberhasilan ini tercatat sebagai pertama kalinya untuk prestasi demikian di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.
Operasi bedah ini dilakukan untuk menangani kondisi langka yang terjadi saat malformasi arteri dan vena berkembang di otak janin, di mana arteri terhubung langsung ke vena, sehingga menyebabkan masalah serius bagi janin dan bayi baru lahir.
Dokter spesialis kandungan dan ginekologi, dr. Sadiqeh Barna, mengatakan, operasi ini bertujuan menangani pembuluh darah di otak janin guna mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Operasi demikian pernah sukses dilakukan untuk pertama kalinya di Amerika Serikat, di bawah pengawasan dokter terkemuka Iran dan kepala departemen embriologi di RS Umum Massachusetts, dr. Alireza Shamsheersaz, yang kemudian mentransfer pengalaman ini ke RS Imam Khomeini di Iran.
Dr. Alireza Shamshirsaz, Guru Besar Universitas Harvard, mengatakan bahwa dalam operasi tersebut, USG digunakan untuk menangani malformasi vena galen, yang dapat menyebabkan pendarahan, stroke, atau gagal jantung jika tidak ditangani.
Pasein Fatemeh Dadashi sempat mengaku tegang dan takut, namun dia juga mengungkapkan rasa percayanya kepada para dokter.
“Saya ingin menjalani operasi di RS Imam Khomeini, dan saya berterima kasih kepada semua dokter dan profesor terhormat di sini karena telah menyediakan segala cara untuk menyelamatkan anak saya,” ungkapnya.
Setelah dua jam upaya intensif, operasi itu akhirnya berbuah mahkota kesuksesan.
Ahli radiologi dr. Hussein Qanaati mengatakan, “Janin menderita pembengkakan seperti balon yang menekan pembuluh darah di otak. Sebuah jarum dimasukkan melalui kulit ibu ke kepala janin, di mana pegas khusus ditempatkan untuk menghentikan aliran darah berlebih.”
Pencapaian medis ini menambah catatan prestasi kesehatan Iran, karena telah membuat kemajuan besar dalam kesehatan ibu dan bidang medis lainnya. (alalam)
Serangan AS dan Inggris Tak Pengaruhi Kekuatan Militer Yaman
Koalisi agresor AS-Inggris melancarkan lima serangan udara terhadap Distrik Harf Sufyan di provinsi Amran dan daerah Sanhan di Sanaa, ibu kota Yaman, menurut laporan Al-Alam, Rabu (8/1).
Banyak analis meyakini bahwa aliansi AS-Inggris yang telah berlangsung selama setahun namun gagal mencapai tujuannya melindungi entitas pendudukan Israel dan kepentingannya di Laut Merah dan Laut Arab.
Setahun setelah agresi AS-Inggris terhadap Yaman dalam apa yang disebut koalisi Penjaga Kemakmuran (Prosperity Guardian), koalisi ini melancarkan sejumlah serangan udara ke berbagai wilayah Yaman hingga menjatuhkan korban jiwa dan materi.
Bertepatan dengan peringatan satu tahun agresi, koalisi itu melancarkan lima serangan udara di berbagai wilayah di Distrik Harf Sufyan di Provinsi Amran, Yaman utara, dan melancarkan dua serangan udara di Distrik Sanhan di Provinsi Sana’a.
Sumber-sumber Yaman mengatakan bahwa beberapa serangan di antaranya menyasar bekas kamp dan beberapa lain menyasar wilayah sipil hingga menyebab kerugian materi pada properti warga.
Koalisi AS-Inggris bertujuan untuk menghentikan operasi Yaman yang dilancarkan terhadap entitas pendudukan Israel dan mengakhiri operasi dukungan Yaman kepada Palestina.
Para analis dan pakar militer Yaman memastikan agresi itu gagal mencapai tujuannya di Yaman. Menurut mereka, alih-alih terpengaruh oleh serangan AS-Inggris, kemampuan dan keahlian militer Yaman justru berkembang dan berakumulasi.
Orang-orang Yaman juga percaya bahwa Angkatan Bersenjata negara ini, yang mendapat pengarahan dari Sayid Abdul-Malik al-Houthi, mampu memberikan pelajaran baru kepada Angkatan Laut AS di Laut Merah, dan strategi jangkauan jauhnya dapat mematahkan strategi maritim AS beserta armada dan semua kapal perusaknya.
Mengenai opsi-opsi pemerintahan baru AS dalam menghadapi realitas militer di Laut Merah, para pakar menegaskan bahwa opsi pemerintahan AS yang dipimpin Trump pasca kegagalan Aliansi Penjaga Kemakmuran di Laut Merah dan Laut Arab akan berfokus pada opsi mengulang skenario peristiwa di Suriah. Namun, para pakar itu menilai data Yaman tidak sama dengan data Suriah dalam hal geografi, populasi, dan kepemimpinan, sehingga pemerintahan Trump akan menghadapi kesulitan dalam memperlakukan Yaman di masa mendatang. (mm/alalam)
Kekerasan Kawanan Bersenjata Makin Menggila di Suriah
Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) dan berbagai akun media sosial, termasuk Pusat Nasional Pendokumentasian Pelanggaran di Suriah, mendokumentasikan berbagai pelanggaran hukum oleh kelompok-kelompok bersenjata – yang bahkan mencapai aksi penghilangan nyawa di beberapa wilayah- dan menyerukan pemimpin militer baru untuk segera mengendalikan masalah ini sebelum lepas kendali.
Dengan bahasa yang kasar dan dengan cara yang merendahkan martabat, pelanggaran HAM di beberapa wilayah minoritas di Suriah marak dilakukan oleh berbagai kelompok bersenjata, meskipun otoritas baru di Suriah berulang kali mengaku mementingkan perlindungan hak-hak kaum minoritas mazhab dan ras di negara ini.
Akibat pelanggaran-pelanggaran ini dan kasus-kasus personal yang semakin sering terjadi, wilayah Ain al-Sharqiya di pedesaan Jableh mengalami kondisi tegang, sehari setelah kawanan bersenjata membunuh tiga petani di kota al-Sharqiya di pedesaan Jableh, di tengah tuntutan warga agar para pelaku kejahatan ini diminta mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Di kota Al-Rabwa di pedesaan Homs, Pusat Nasional Dokumentasi Pelanggaran di Suriah mendokumentasikan serangan dan penghinaan terhadap sejumlah penduduk kota oleh berbagai kelompok bersenjata, dan dibawanya para korban ke lokasi yang tidak diketahui.
Beberapa hari lalu, pusat itu juga mendokumentasikan pencurian dan penjarahan beberapa rumah di kota Tal Aghar di pedesaan Homs, dengan pengerahan sebagian militan Uzbekistan yang membawa bendera hitam.
Beredar pula video-video baru yang mendokumentasikan pencurian dan penjarahan sejumlah rumah di lingkungan Abbasiya di Homs.
Adegan pencurian, penjarahan dan pembakaran rumah juga terulang di kota Al-Mukhtariyya di pedesaan Homs, setelah mayoritas penduduknya mengungsi karena alasan sektarian semata.
Situasi di kota Zita di pedesaan Al-Qasr tidak lebih baik, karena pemandangan rumah-rumah yang terbakar terus terjadi setelah kelompok bersenjata mengusir para penghuninya.
SOHR juga menyebutkan berbagai pelanggaran dan penyiksaan tahanan oleh beberapa elemen bersenjata di kota Homs dan pedesaan timurnya. (alalam)