Rangkuman Berita Utama  Kamis 5 Juni 2025

Jakarta, ICMES. Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Front Perlawanan Islam Suriah mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket yang ditembakkan dari Suriah ke wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pihaknya telah menyerang Bandara Lod, yang dikenal di Israel sebagai Bandara Ben Gurion, di wilayah pendudukan Jaffa (Tel Aviv) dengan dua pesawat nirawak “Yafa”, dan memastikan bahwa “operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya.”

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam kunjungannya ke Lebanon telah menemui Sekjen Hizbullah Sheikh Naim Qassem di Beirut, dan pada kesempatan ini dia menegaskan kembali kesiapan Iran untuk meningkatkan kerja sama dengan Lebanon.

Berita selengkapnya:

Front Perlawanan Islam di Suriah Mengaku Bertanggungjawab atas Penembakan Roket ke Golan

Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Front Perlawanan Islam Suriah pada Rabu malam (4/6) mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket yang ditembakkan dari Suriah ke wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Pengakuan itu disampaikan oleh seseorang yang menggunamakan nama julukan Abu Al-Qassem dan mengaku sebagai juru bicara militer Front Perlawanan Islam Suriah.

“Revolusi di Suriah telah menyimpang dari jalurnya, dan sekarang menuntut normalisasi dengan Israel,” katanya.

Menanggapi pendudukan Israel, Abu al-Qassem mengatakan, “Anda menghadapi kekuatan Suriah yang tak terpadamkan kecuali dengan darah.”

Sirene serangan udara dibunyikan di Dataran Tinggi Golan Suriah, dan diikuti oleh ledakan, menyusul peluncuran dua roket Grad dari Suriah pada hari Selasa.

Kementerian Luar Negeri pemerintah transisi Suriah sebelumnya menyatakanpihaknya belum memverifikasi kebenaran laporan mengenai penembakan terhadap Israel.

“Serangan itu tidak dan tidak akan pernah menimbulkan ancaman bagi pihak mana pun di kawasan tersebut,” ungkapnya.

Kepala biro politik Front Perlawanan Islam di Suriah, Mahmoud Mawaldi, berbicara kepada saluran Al-Mayadeen pada Rabu malam setelah pengumuman tanggung jawab atas peluncuran rudal tersebut.

Dalam wawancara dengan Al-Mayadeen, Mawaldi menjelaskan sikap Front Perlawanan Islam Suriah terhadap rezim baru, dengan menekankan bahwa pihaknya  “bertentangan dengan otoritas de facto di Damaskus.”

Mawaldi menambahkan bahwa pihaknya”telah mengirim pesan” kepada rezim pendudukan Israel, dengan menyatakan  “kami hadir,” dan “berjanji akan menabur api di bawah kakinya jika mereka maju ke Suriah.”

Dia juga menjelaskan bahwa pihaknya “tidak berurusan dengan faksi bersenjata mana pun di dalam Suriah,” dan bahwa ada “sejumlah kelompok bersenjata yang telah membubarkan diri dan bergabung dengan Front Perlawanan Islam Suriah.”

Dia juga menekankan bahwa perlawanan Front Perlawanan Islam Suriah juga berjuang untuk pembangunan negara, bukan tidak semata untuk perlawanan terhadap rezim pendudukan,  dan bahwa front ini “mewakili mayoritas yang diam di dalam wilayah Suriah, beserta semua komponennya.” (almayadeen)

Terus Membela Gaza, Pasukan Yaman Lesatkan Dua Drone ke Israel

Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pihaknya telah menyerang Bandara Lod, yang dikenal di Israel sebagai Bandara Ben Gurion, di wilayah pendudukan Jaffa (Tel Aviv) dengan dua pesawat nirawak “Yafa”, dan memastikan bahwa “operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya.”

Juru bicara Angkatan Bersenjata Brigjen Yahya Saree pada Rabu malam (4/6) mengatakan, “Sementara para jemaah haji bersiap untuk wukuf di Arafah, mengucapkan kalimat la ilaha illa Allah dan bertakbir, darah saudara-saudara mereka dan saudara-saudara kami di Gaza tercinta terus tertumpah.”

Dia menyebutkan bahwa rakyat Palestina tidak memiliki dukungan atau penolong dari putra dan putri umat Islam, meskipun umat ini memiliki kemampuan dan kapasitas untuk menghentikan pembantaian sedemikian dahsyat dan belum pernah disaksikan dunia sebelumnya.

Pasukan Yaman menegaskan bahwa operasi militer terhadap Israel adalah demi membela rakyat tertindas dan para pejuang Palestina, dan “penolakan terhadap genosida yang dilakukan oleh musuh, Zionis, terhadap saudara-saudara kita di Jalur Gaza.”

Saree menegaskan bahwa negaranya akan terus menunaikan kewajiban agama, moral, dan kemanusiaannya di depan rakyat tertindas Palestina.

Saree mengatakan,”Semua orang dan negara umat (Islam) ini harus memenuhi kewajiban ini dan meninggalkan kemalasan, kelambanan, dan kedudukan sebagai antek.  Allah tidak memberkati umat yang mengabaikan tugasnya, mengabaikan tanggung jawabnya, dan menyerah kepada musuhnya, padahal mereka memiliki kemampuan dan fasilitas.” (almayadeen)

Menlu Iran Temui Pemimpin Hizbullah, Ini yang Dibahas

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam kunjungannya ke Lebanon telah menemui Sekjen Hizbullah Sheikh Naim Qassem di Beirut, Rabu (4/6), dan pada kesempatan ini dia menegaskan kembali kesiapan Iran untuk meningkatkan kerja sama dengan Lebanon.

Araghchi menekankan pentingnya hubungan Iran dengan Lebanon, dan memastikan kesediaan Iran mendukung Lebanon dalam “urusan ekonomi, politik, dan sosial berdasarkan rasa saling menghormati.”

Hizbullah dalam sebuah pernyataannya mengabarkan bahwa Syekh Qassem berterima kasih atas dukungan Iran bagi rakyat Lebanon dan gerakan perlawanan Hizbullah.

Syeikh Qassem mengambil alih jabatan sebagai pimpinan Hizbullah pada tahun 2024, setelah Israel membunuh pemimpin ikonik dan kharismatik Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah.

Dia juga menekankan peran “positif” Iran di kawasan  dan dukungan Republik Islam Iran kepada perjuangan Palestina.

Dia mengatakan kepada Araghchi tentang “upaya Hizbullah menghidupkan kembali Lebanon serta stabilitas dan kedaulatannya.”

Menurutnya, Hizbullah juga akan berupaya mengusir penjajah Israel dari wilayah Lebanon.

Israel melanggar perjanjian gencatan senjata November 2024 antara Israel dan Hizbullah, dan menempatkan pasukan di lima wilayah di Lebanon. Militer Israel masih melakukan serangan rutin di Lebanon.

Dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, kedua belah pihak juga membahas perkembangan regional terkini.

Araghchi tiba di Beirut pada hari Selasa dan bertemu dengan pejabat senior, termasuk Presiden Joseph Aoun, Perdana Menteri Nawaf Salam, Ketua Parlemen Nabih Berri, dan Menteri Luar Negeri Youssef Raggi.

Araghchi pada hari Selasa mengatakan kepada wartawan bahwa “perusahaan-perusahaan Iran siap untuk mengambil bagian dalam rekonstruksi Lebanon.”

Pemboman Israel di Lebanon selatan telah meninggalkan kerusakan dan kehancuran yang cukup besar.

Dalam sebuah postingan hari Rabu di X, Araghchi menyatakan dukungan penuhnya kepada stabilitas, kedaulatan, dan integritas teritorial Lebanon.

“Tujuan dan harapan kami adalah untuk membuka halaman baru dalam hubungan kami yang telah berlangsung selama berabad-abad, yang dibangun atas dasar rasa saling menghormati dan kepentingan bersama,” tulisnya. (presstv)