Rangkuman Berita Utama Kamis 3 Juli 2025

Jakarta, ICMES. Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf menyatakan bahwa kemampuan rudal negaranya telah merontokkan efektivitas sistem pertahanan udara Kubah Besi (Iron Dome) kebanggaan Rezim Zionis Israel.

Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menyatakan penolakannya terhadap campur tangan Israel dalam perdebatan internal Lebanon mengenai senjata Hizbullah, dan menegaskan pihaknya “tidak akan menyerahkan senjatanya kepada musuh Israel.”

Militer Israel mengumumkan satu anggotanya tewas dan lima lainnya luka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.

Berita selengkapnya:

Qalibaf: Iron Dome Bahkan Rontok oleh Sebiji Rudal Iran

Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf menyatakan bahwa kemampuan rudal negaranya telah merontokkan efektivitas sistem pertahanan udara Kubah Besi (Iron Dome) kebanggaan Rezim Zionis Israel.

Hal itu diungkap oleh Qalibaf dalam kata sambutannya pada upacara penghormatan kepada warga Iran gugur akibat agresi AS-Israel, yang dihadiri oleh ribuan orang, termasuk Presiden Masoud Pezeshkian dan pejabat senior lainnya juga hadir, pada hari Rabu (2/7).

Qalibaf menyoroti kerusakan yang terjadi pada militer, infrastruktur, dan lokasi keamanan Israel akibat perang 12 hari di mana Iran memberikan belasan telak terhadap Israel.

“Rezim Zionis, yang telah memamerkan kekuatannya kepada dunia dan berkoar tentang Iron Dome, telah menerima balasan tegas dari umat Islam dan anak-anak bangsa Iran dalam hitungan jam.”

Ketua Parlemen Iran mengatakan Israel melancarkan serangan itu dengan asumsi bahwa Iran mengalami perpecahan internal dan ketika negosiasi tidak langsung Teheran-Washington sedang berjalan.

“Musuh mengira bangsa Iran akan mengkhianati diri sendiri. Namun, rakyat bersatu padu, dan rezim palsu, yang menduduki tanah Palestina selama beberapa dekade, belum pernah melihat serangan seperti itu,” kata Qalibaf.

Dia menjelaskan bahwa serangan rudal mencapai jauh ke dalam wilayah pendudukan Palestina sejak hari kedua perang.

“Pada malam pertama perang, kita meluncurkan 350 pesawat nirawak dan lebih dari 150 rudal ke arah rezim Zionis,” ujarnya.

Dia menambahkan,”Kekuatan Iran maju sedemikian rupa dalam waktu 24 jam sehingga meskipun Amerika dan NATO mendukung rezim Zionis, kita bahkan menyasar benteng pertahanan mereka dengan peluncuran satu rudal, yang menunjukkan kelemahan Zionis di Iron Dome dan kekuatan kekuatan rudal Iran.”

Qalibaf memastikan Israel tidak dapat berdiri sendiri dalam perang apa pun tanpa bantuan AS.

“Rezim palsu ini telah dihidupkan kembali dengan dukungan Amerika dan Barat, dan para intelektual ternama di seluruh dunia percaya bahwa Rezim Zionis tidak dapat bertahan hidup dan eksis tanpa Washington,” tuturnya.

Dia juga memperingatkan bahwa jika musuh menyerang Iran lagi maka menerima respon yang lebih telak.

“Kami tidak pernah memulai perang, tapi kami selalu menentukan bagaimana perang itu berakhir, dan Iran selalu muncul sebagai pemenang,” tandasnya.

Senada dengan ini, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Abdolrahim Mousavi, mengatakan bahwa semua bukti yang nyata maupun yang samar menunjukkan bahwa Israel menderita kekalahan telak di tangan Iran.

Kepada TV Al-Mayadeen, Rabu, Mousavi mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, Israel dan para pendukungnya telah menghimpun kekuatan mereka untuk menyerang pemerintahan Iran. Menurutnya, tujuan musuh adalah untuk menyerang pemerintahan Republik Islam di Iran dan memecah belah negara, bukan masalah nuklir Iran, namun gagal total.

“Israel terpaksa meminta gencatan senjata agar mereka dapat mengatur ulang urusan mereka sehingga mereka dapat mengambil tindakan di kemudian hari,” sambungnya.

Dia lantas memastikan bahwa jika Israel melakukan kesalahan lagi maka akan menerima pukulan keras dan sangat menyakitkan dari pasukan Iran.

“Jika fase baru memasuki dan perang berlarut-larut, Israel akan melihat kemampuan Iran yang belum digunakan,” imbuhnya.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran juga menekankan bahwa dukungan Iran untuk Palestina dan rakyat Palestina merupakan prinsip dasar Republik Islam Iran. (presstv/alalam)

Hizbullah Tegaskan Pantang “Serahkan Senjata kepada Musuh”

Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menyatakan penolakannya terhadap campur tangan Israel dalam perdebatan internal Lebanon mengenai senjata Hizbullah, dan menegaskan pihaknya “tidak akan menyerahkan senjatanya kepada musuh Israel.”

Syeikh Qassem menyatakan demikian beberapa jam setelah seorang pejabat anonim Lebanon mengatakan bahwa proposal yang diajukan oleh utusan AS Tom Barrack ke Beirut pada bulan Juni lalu berkisar pada tiga poin utama, termasukpenarikan senjata dan pembatasan penggunaannya hanya untuk negara Lebanon.”

Syeikh Qassem dalam pidatonya pada peringatan Muharram di pinggiran selatan Beirut, Rabu (2/7)), mengatakan, Kami memiliki masalah di Lebanon yang relevan dengan pembahasan masalah senjata atau hal lainnya. Ini adalah masalah internal yang kita tangani dan sepakati bersama. Israel tidak ada relevansinya untuk campur tangan dalam perjanjian kita, mengawasi perjanjian kita, atau memantau ketentuan perjanjian kita di Lebanon.”

Dia menambahkan, “Hizbullah memiliki perjanjian dengan Israel secara tidak langsung melalui negara Lebanon. Israel harus mematuhi perjanjian yang disepakati dengan negara Lebanon.”

Pada tanggal 8 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan terhadap Lebanon, dan kemudian meningkat menjadi perang skala penuh pada tanggal 23 September 2024, hingga mengakibatkan lebih dari 4.000 korban jiwa dan sekitar 17.000 korban luka.

Perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel mulai berlaku pada 27 November 2024.

Syeikh Qassem menegaskan, “Mereka ingin melakukan ancaman dan kekerasan terhadap kami. Mereka ingin mengendalikan kami melalui ancaman dan kekerasan. Mereka ingin memutuskan apa yang mereka inginkan. Ancaman dan kekerasan tidak ada gunanya.”

Dia menambahkan, “Kami adalah kelompok yang tidak mau dipermalukan, kami juga tidak mau menyerahkan tanah kami, atau menyerahkan senjata kami kepada musuh Israel, kami juga tidak mau siapa pun yang mengancam kami agar kami merendah.” (raialyoum)

Kebrutalan Pasukan Zionis Menggila, 100-an Orang Palestina Gugur di Gaza

Militer Israel mengumumkan satu anggotanya tewas dan lima lainnya luka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza utara pada hari Rabu (2/7).

Di sisi lain, media Israel melaporkan pencegatan dua roket yang ditembakkan dari Gaza, dan pasukan rudal Brigade Al-Quds mengaku bertanggung jawab atas serangan roket di kota Sderot.

Sementara itu, penembakan dan serangan udara brutal pasukan Zionis Israel di seluruh Jalur Gaza menggila dalam beberapa jam terakhir, sehingga jumlah korban gugur sejak dini hari Rabu bahkan mencapai 112, menurut catatan rumah sakit.

Kantor Media Pemerintah di Gaza menyatakan bahwa pendudukan melakukan 26 pembantaian dalam 48 jam terakhir, menewaskan lebih dari 300 orang dan melukai ratusan lainnya.

Kantor tersebut menambahkan bahwa pembantaian yang dilakukan pasukan pendudukan difokuskan pada pemboman keluarga, tempat penampungan, pasar, dan fasilitas vital. (aljazeera)