Rangkuman Berita Utama  Kamis 29 Mei 2025

Jakarta, ICMES. Rezim Zionis Israel melancarkan empat serangan udara di Bandara Internasional Sanaa, Yaman, yang mengakibatkan kerusakan material pada landasan pacu dan menghancurkan pesawat terakhir milik Yemenia Airlines.

Gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan kerangka kerja dengan utusan khusus AS untuk Asia Barat, Steve Witkoff, mengenai gencatan senjata permanen di Gaza, di tengah upaya signifikan Hamas untuk mengakhiri agresi brutal Israel di wilayah yang terkepung tersebut.

Berita selengkapnya:

Serangan Israel Lumpuhkan Bandara Sanaa, Yaman Makin Bertekad Membalas Israel

Rezim Zionis Israel melancarkan empat serangan udara di Bandara Internasional Sanaa, Yaman, yang mengakibatkan kerusakan material pada landasan pacu dan menghancurkan pesawat terakhir milik Yemenia Airlines.

Kepala Dewan Politik Tinggi di Yaman, Mahdi al-Mashat, mengancam para pemukim Zionis dengan “musim panas yang membara”, dan menekankan bahwa tempat perlindungan bukanlah tempat yang aman bagi mereka.

Satu-satunya pesawat sipil yang tersisa dalam armada Yemenia Airlines, yang seharusnya mengangkut rombongan jemaah haji Yaman ke Yordania sebagai persiapan untuk pemindahan mereka ke Tanah Suci Mekkah al-Mukarromah untuk menunaikan haji tahun ini, dihancurkan dalam serangan Israel pada hari Rabu (28/5). Dengan hancurnya Airbus 320, Bandara Internasional Sanaa tidak lagi beroperasi.

Agresi baru Israel di Yaman menyasar Bandara Sanaa dan pesawat Yemenia Airlines dengan empat serangan udara telah menyebabkan kerusakan material pada landasan pacu.

Pemimpin gerakan Ansarullah, Sayyid Abdulmalik al-Houthi, mengatakan agresi ini tidak akan memengaruhi pendirian Sanaa dalam mendukung Gaza.

“Seberapa besarpun agresi Israel, dan meskipun berulang-ulang, sama sekali tidak akan mempengaruhi pendirian bangsa kami yang mulia dalam membela bangsa Palestina, karena ini merupakan kewajiban Islami, keagamaan, moral dan kemanusiaan, yang tak bisa diabaikan,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Berbagai upaya musuh, Israel, saat ini bisa jadi antara lain menghalangi transportasi calon jemaah haji yang akan menunaikan kewajiban ibadah haji. Tapi, insya Allah, semua itu akan gagal.”

Senada dengan ini, kepala Dewan Politik Tinggi Yaman, Mahdi al-Mashat, menekankan bahwa Sanaa tidak akan mundur dari keputusannya mendukung Gaza sampai agresi berhenti dan blokade dicabut.

“Orang-orang akan mendatangkan armada pesawat, dan bandara akan pulih, dengan izin Allah Swt,” katanya.

Dia lantas memperingatakan, “Kepada kaum Zionis, saya katakan kepada kalian; rudal-rudal (Yaman) sudah diputuskan untuk mencapai targetnya, dan tempat-tempat perlindungan pun tidak akan menjadi tempat yang aman bagi kalian sejak hari ini.”

Dia mengancam rezim pendudukan Israel dengan kejutan menyakitkan dan musim panas membara yang akan datang. Dia meminta masyarakat dunia menghindari penerbangan menuju Bandara Ben Gurion karena tidak aman.

Faksi-faksi perlawanan Palestina, termasuk Hamas, mengutuk serangan Israel di bandara Sanaa, dan menyatakan bahwa agresi ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional.

Sementara itu, Hizbullah menyatakan bahwa serangan itu tidak akan terjadi tanpa dukungan penuh AS dan kebungkaman yang memalukan dari masyarakat internasional. (alalam)

Hamas Capai Kesepakatan Kerangka Kerja dengan AS untuk Gencatan Senjata di Gaza

Gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan kerangka kerja dengan utusan khusus AS untuk Asia Barat, Steve Witkoff, mengenai gencatan senjata permanen di Gaza, di tengah upaya signifikan Hamas untuk mengakhiri agresi brutal Israel di wilayah yang terkepung tersebut.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (28/5), Hamas mengatakan kesepakatan itu akan “mencapai gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, penyaluran bantuan, dan pembentukan komite profesional pengelolaan urusan di jalur itu segera setelah pengumuman kesepakatan.”

Kesepakatan itu juga akan mencakup pembebasan 10 tawanan Israel, dan sejumlah mayat yang tidak disebutkan identitasnya, sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang disepakati bersama, menurut pernyataan tersebut.

Hamas juga mengaku sedang menunggu tanggapan akhir terhadap kerangka kerja yang diusulkan.

Israel melancarkan kampanye genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023. Sejauh ini, keganasan Israel telah menggugurkan sedikitnya 54.084 warga Palestina di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Pada bulan Januari, Israel terpaksa menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, setelah gagal dalam mencapai tujuannya, termasuk menumpas gerakan perlawanan Palestina dan pembebasan tawanan.

Tahap gencatan senjata selama 42 hari, yang dirusak oleh pelanggaran berulang Israel, berakhir pada tanggal 1 Maret, tapi Israel menahan diri untuk tidak ikut campur dalam pembicaraan untuk tahap kedua perjanjian tersebut.

Pada tanggal 18 Maret, rezim tersebut melanjutkan serangan di Gaza, yang mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung hampir dua bulan. (presstv)