Rangkuman Berita Utama Kamis 27 Februari 2025

Jakarta, ICMES. Tentara Zionis Israel sempat mempertimbangkan untuk mengebom jenazah mantan pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah ketika akan dimakamkan di Beirut, di ibu kota Lebanon.

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayjen Hossein Salami menegaskan bahwa musuh-musuh Iran belum pernah menerima “hantaman serius”  dari negara ini.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza bukan saja tidak akan menyelesaikan masalah Palestina, melainkan juga akan menjadi “bom waktu” di kawasan Timur Tengah.

Berita selengkapnya:

Israel Sempat Berpikir untuk Membom Jenazah Sayid Nasrallah dalam Upacara Pemakaman

Tentara Zionis Israel sempat mempertimbangkan untuk mengebom jenazah mantan pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah ketika akan dimakamkan di Beirut, di ibu kota Lebanon.

Dikutip channel 14 Israel, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, mengisyaratkan bahwa IDF sempat mempertimbangkan pengeboman jenazah Sayid Hassan Nasrallah.

 “Saya berada di dalam mobil selama 10 hingga 15 menit, untuk konsultasi. Apakah Anda ingin menebak apa yang sedang saya konsultasikan? Mengenai mayat Nasrallah..kami ragu-ragu,” kata Halevi kepada para pelajar Divisi Infanteri 1 dan warga sipil.

Halevi kemudian menoleh ke hadirin dan berkata, “Apa yang belum kita putuskan?” Hadirin menjawab: “Serang.” Dia pun tersenyum dan mengatakan, “Kalian mengerti. Siapa yang mendukung itu?”

Saluran Israel tersebut menyatakan bahwa pernyataan Halevi itu merupakan isyarat mengenai keinginan untuk pemboman jenazah Sayid Nasrallah.

Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon pada Ahad lalu menggelar upacara akbar pemakaman untuk   Sayid Hassan Nasrallah, hampir lima bulan setelah dia gugur akibat serangan udara Israel.

Upacara yang dihadiri oleh jutaan pelayat dari dalam dan luar negeri itu diadakan di Stadion Camille Chamoun Sports City, stadion olahraga terbesar di Lebanon, di pinggiran pinggiran selatan Beirut.

Bersamaan dengan upacara tersebut IDF menerbitkan foto-foto yang mendokumentasikan momen pembunuhannya. Di akun resmi IDF, rekaman video dari pesawat nirawak dipublikasikan konten mengenai momen serangan udara dahsyat Israel di kawasan Dahieh, Beirut selatan, yang mengggurkan Sayid Nasrallah. (raialyoum)

Panglima IRGC: Musuh Belum Pernah Mendapat Hantaman Serius dari Iran

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayjen Hossein Salami menegaskan bahwa musuh-musuh Iran belum pernah menerima “hantaman serius”  dari negara ini.

“Iran adalah satu jiwa yang kuat dan dapat mengguncang dunia. Iran hebat dan musuh-musuhnya belum menerima pukulan serius dari Iran, dan semua yang mereka lihat sejauh ini dalam operasi True Promise hanyalah sebuah peringatan dan prototipe,” tegasnya dalam pidato di hadapan unit-unit IRGC dan pasukan sukarelawan Basij berpartisipasi dalam latihan gabungan bersandi Nabi Besar 19 di Provinsi Markazi, Rabu (26/2).

Salami mengatakan bahwa kekuatan Iran yang sebenarnya dapat mengguncang dunia, dan bahwa musuh  perlu mewaspadai serangan negara ini seperti  dalam Operasi True Promise 1 dan 2 yang menyasar berbagai pendudukan Palestina pada tahun lalu.

“Jika musuh tidak belajar dari sejarah (Republik Islam Iran) selama 46 tahun dan masih melanjutkan kejahatan mereka, mereka harus menghadapi penghinaan dan aib yang telah mereka alami selama 46 tahun terakhir di mana Republik Islam Iran terus maju,” sambungnya.

Salami menyebutkan bahwa Iran telah tumbuh lebih kuat menjadi negara yang mandiri dan tangguh, dan bahwa negara republik Islam ini menganut aliran pemikiran yang tidak dapat dirampas oleh musuh, dan konsep-konsep seperti perjuangan, kemerdekaan, dan kebebasan adalah salah satu cita-citanya sepanjang masa.

Dia juga mengatakan, “AS dan Israel menetas rencana untuk mengisolasi rakyat Iran secara politik dan berusaha mengguncang jiwa bangsa-bangsa, terutama Iran, dengan operasi psikologis yang ketat, tapi mereka gagal dalam setiap situasi yang mereka ciptakan.”

Salami juga menekankan bahwa Washington dan Tel Aviv gagal menundukkan Jalur Gaza dan membasmi perlawanan Palestina di wilayah yang terblokadeitu.

Secara terpisah, Panglima Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Abdolrahim Mousavi, mengatakan, “Ancaman musuh telah memberi Angkatan Bersenjata  Republik Islam Iran – berkat pertolongan Allah dan langkah bijaksana Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata (Ayatullah Khamenei)-  peluang untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam kuantitas dan kualitas serta menjadi lebih siap untuk melaksanakan misi dengan keberhasilan yang lebih besar.”

Dalam pidatonya pada Rabu pagi pada acara wisuda mahasiswa doktoral dan magister pada Program Manajemen Pertahanan ke-34 di Universitas Staf dan Komando Angkatan Darat Iran (Davos),  Mousavi mengatakan, “Saya menyampaikan rasa hormat saya kepada para syuhada perlawanan, Sayid Hassan Nasrallah dan Sayid Hashem Safieddine, yang setiap momen dalam hidup dan perjuangan mereka, juga kesyahidan dan pemakaman mereka yang tak terlupakan, merupakan perwujudan dari kebanggaan, kebesaran, kehidupan, kehormatan, vitalitas, dan gerakan berkelanjutan para pejuang perlawanan.”

Mousavi menyebutkan bahwa kemegahan upacara dan prosesi pemakaman para syuhada perlawanan merupakan pukulan telak bagi ilusi kelompok kriminal Zionis dan AS, yang mengira bahwa mereka mencapai tujuan mereka dengan membunuh anak-anak, wanita, dan pria tak berdaya. (presstv/alalam)

Menlu Rusia: Rencana Relokasi Penduduk Gaza oleh Trump Bom Waktu bagi Timur Tengah

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza bukan saja tidak akan menyelesaikan masalah Palestina, melainkan juga akan menjadi “bom waktu” di kawasan Timur Tengah.

Dalam konferensi pers pada kunjungan resminya ke Qatar pada hari Rabu (26/2) dia menilai upaya melemahkan keputusan Dewan Keamanan PBB dan mengganti pembentukan negara Palestina dengan relokasi warga Palestina akan berkonsekuensi negatif.

Lavrov berada di Doha untuk bertemu dengan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dari Qatar.

“Pembentukan Negara Palestina adalah masalah utama, dan jika ada upaya untuk melemahkan keputusan Dewan Keamanan tersebut dan mengganti pembentukan Negara Palestina dengan pemukiman kembali warga Palestina di seluruh kawasan, itu hanya akan memicu bom waktu,” katanya.

Menurutnya, hasil serupa sudah berulang kali terjadi selama beberapa dekade ketika tuntutan solusi dua negara diabaikan.

Lavrov mengatakan Rusia juga khawatir atas tindakan Israel menghalangi jalan menuju kesepakatan damai di kawasan itu.

Seperti diketahui, Trump telah mengusulkan relokasi warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga. Utusan khusus AS untuk Asia Barat, Steve Witkoff, mengatakan bahwa sebuah pertemuan puncak akan segera diadakan dengan pengembang dan perencana real estate dari kawasan itu untuk membahas rencana kontroversial untuk Gaza.  

“Kami akan segera mengadakan pertemuan puncak dengan pengembang terbesar di kawasan Timur Tengah, banyak pengembang Arab — banyak perencana utama,” kata Witkoff dalam sebuah acara di Washington pada hari Selasa lalu.

“Saya pikir ketika orang-orang melihat beberapa ide yang muncul dari sini, mereka akan merasa kagum,” imbuhnya.

Presiden AS mengungkap rencana kejinya itu dalam konferensi pers di Gedung Putih pada awal Februari bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Menteri Urusan Militer Israel, Israel Katz, telah memerintahkan penyiapan rencana yang akan memaksakan “keberangkatan sukarela” warga Palestina dari Jalur Gaza.

Rencana Trump itu telah memicu kecaman internasional dan mendapat penolakan keras dari warga Palestina, para pemimpin Timur Tengah, dan pemerintah di seluruh dunia.

Warga Palestina menyebut rencana itu sebagai “deklarasi perang.” (presstv)