Jakarta, ICMES. Presiden Iran Masoud Pezeshkian menjelaskan berbagai capaian Iran di bidang nuklir untuk tujuan damai, dan memastikan negara republik Islam ini akan membalas segala bentuk agresi militer pihak lain. Bersamaan dengan ini, Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan menggunakan kekuatan militer untuk memaksa Iran berhenti menjalankan proyek nuklir.

Serangan brutal Rezim Zionis Israel di lingkungan Shujayea, sebelah timur Kota Gaza di Jalur Gaza utara, menggugurkan sedikitnya 50 warga Palestina.
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pelaksanaan dua operasi militer; pertama terhadap target militer Israel di wilayah pendudukan Jaffa, dan kedua terhadap sejumlah kapal perang musuh di Laut Merah.
Berita selengkapnya:
Presiden AS Mengancam lagi, Presiden Iran Tegaskan akan Melawan
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam sambutannya pada acara Hari Teknologi Nuklir Nasional, Kamis (9/4), menjelaskan berbagai capaian Iran di bidang nuklir untuk tujuan damai, dan memastikan negara republik Islam ini akan membalas segala bentuk agresi militer pihak lain. Bersamaan dengan ini, Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan menggunakan kekuatan militer untuk memaksa Iran berhenti menjalankan proyek nuklir.
Presiden Iran mengatakan, “Berdasarkan laporan ilmiah dan pencapaian dalam negeri, sangat jelas terlihat bahwa jika kemajuan ini tidak terwujud, banyak warga negara kita yang akan kehilangan nyawa atau terpaksa pergi ke Eropa atau negara lain untuk mendapatkan pengobatan sederhana.”
Dia menjelaskan, “Di berbagai bidang, termasuk penyediaan peralatan, kegiatan perkotaan, dan proses pembangunan, kita tidak lagi bergantung pada pihak lain. Kita tidak mencari perang, namun kita akan berdiri teguh melawan segala bentuk agresi, dengan mengandalkan pengetahuan, kemampuan, dan kewenangan yang diciptakan oleh rakyat negeri ini. Semakin besar tekanan musuh, semakin kuat pula kita, dan semakin besar ancaman, semakin kuat pula ketahanan kita.”
Presiden juga menyatakan bahwa negaranya yang terus berkembang pesat di berbagai bidang sama sekali tidak berniat mengusik negara lain.
“Kita bukan agresor, dan tidak berencana menyerang negara mana pun. Kita selalu mengatakan kepada negara-negara Islam bahwa persaudaraan kita bukan sekadar slogan politik, melainkan keyakinan agama. Keyakinan ini bersumber dari prinsip-prinsip kami, dan bukan taktik politik, seperti yang dilakukan oleh sebagian pihak lain,” tuturnya.
Dia menambahkan, “Terlepas dari semua tantangan, kita selalu berusaha untuk membangun hubungan yang sehat, kehidupan yang damai, dan hubungan yang didasarkan pada perdamaian dan persaudaraan dengan orang lain. Namun, entitas Zionis hingga saat ini terus membunuh wanita, anak-anak, orang tua, dan orang muda tanpa ampun, tanpa mempertimbangkan kemanusiaan atau menghormati hukum internasional.”
Dia juga menyebutkan, “Jika kami membela diri, mereka akan menuduh kami, dan jika kami tetap tidak berdaya, mereka tidak akan memberi kami dukungan apa pun. Sebaliknya, mereka akan melakukan kepada kami hal yang sama seperti yang mereka lakukan hari ini kepada rakyat Gaza, Lebanon, dan Suriah.”
Pezeshkian juga memastikan negaranya tidak bermaksud meraih senjata nuklir.
“Iran tidak pernah, tidak juga sekarang, dan tidak akan pernah, berusaha membuat bom nuklir,” tegasnya.
Dia menambahkan, “Kami menginginkan perdamaian, keamanan, dan dialog, tapi dialog yang penuh dengan kebanggaan dan kemerdekaan, dan kami tidak akan mundur dari pencapaian ilmiah, teknologi, dan terhormat kami… Kami tidak akan pernah sudi menegosiasikan martabat dan tujuan nasional kami. Kami tidak akan membiarkan orang lain menentukan nasib kami atau menghambat ide, kreativitas, dan inovasi pemuda di negeri ini.”
Di pihak lain,Presiden AS Donald Trump menyatakan tindakan militer terhadap Iran “sangat mungkin” dilakukan jika perundingan gagal mencapai kesepakatan. Dia menekankan bahwa “tidak ada cukup waktu” untuk mencapai kesepakatan mengenai program nuklir Iran.
Ketika ditanya mengenai pilihan tindakan militer, Trump mengatakan kepada wartawan, “Jika perlu, tentu saja.”
Dia menambahkan, “Jika intervensi militer diperlukan, maka akan ada intervensi militer. Tentu saja, Israel akan terlibat secara kuat dalam hal ini, dan di pusat komando.” (alalam/raialyoum)
Serangan Brutal Israel di Gaza Gugurkan 50 Orang Warga Palestina
Serangan brutal Rezim Zionis Israel di lingkungan Shujayea, sebelah timur Kota Gaza di Jalur Gaza utara, pada hari Rabu (9/4), menggugurkan sedikitnya 50 warga Palestina, menurut juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya memperkirakan jumlah korban tewas akibat serangan hari Rabu di Gaza utara akan meningkat, karena tim pertahanan sipil dan penduduk dengan panik menggali untuk menemukan puluhan penduduk yang hilang dan diyakini terjebak di bawah reruntuhan.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan itu ditujukan terhadap seorang pejuang senior Hamas, namun tidak menyebutkan namanya, dan bahwa mereka telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil.
Ayub Salim, 26 tahun, seorang penduduk Shujayea, mengatakan bahwa beberapa korban “tercabik-cabik” oleh serangan dengan “beberapa rudal” yang membuat pecahan peluru beterbangan.
“Debu dan kehancuran besar memenuhi seluruh tempat. Kami tidak dapat melihat apa pun, hanya [mendengar] jeritan dan kepanikan orang-orang,” katanya.
Pasukan pertahanan sipil dan penduduk setempat telah bersatu untuk menarik warga sipil yang terjebak dari bawah reruntuhan. Sebagian besar korban telah datang untuk tinggal di blok tersebut setelah dipindahkan secara paksa.
Mahmoud Basal, juru bicara pertahanan sipil, mengatakan bahwa sangat sulit untuk menjangkau “puluhan orang” yang terjebak di bawah reruntuhan karena tim penyelamat tidak memiliki peralatan yang memadai akibat blokade Israel terhadap wilayah Palestina. Dia menambahkan bahwa lebih dari 60 orang terluka.
Seorang dokter di Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Kota Gaza telah memberitahunya bahwa petugas medis kekurangan obat untuk merawat korban yang “terbakar”. Rumah sakit tersebut sangat membutuhkan pasokan darah.
Paramedis, yang sudah berjuang dengan kekurangan bahan bakar dan pasokan medis, tidak dapat menjangkau orang-orang di Shujayea karena skala kerusakan, dengan puing-puing di jalan yang menghalangi mereka untuk menjangkau mereka yang membutuhkan. (alalam/aljazeera)
Pasukan Yaman Serang Israel dan Kapal Induk AS
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pelaksanaan dua operasi militer; pertama terhadap target militer Israel di wilayah pendudukan Jaffa, dan kedua terhadap sejumlah kapal perang musuh di Laut Merah.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh jubirnya, Brigjen Yahya Saree, pada hari Rabu (9/4), Angkatan Bersenjata Yaman menjelaskan bahwa pasukan drone negara ini telah melancarkan operasi militer yang menyasar target militer Israel di Jaffa dengan pesawat nirawak Yafa.
Dia menyebutkan bahwa pasukan drone Yaman juga menyerang sejumlah kapal perang AS, terutama kapal induk USS Harry S. Truman, di utara Laut Merah, dengan sejumlah drone.
Menurutnya, Angkatan Bersenjata Yaman terus menghadapi agresi AS yang sedang berlangsung terhadap Yaman dan menanggapi kejahatannya terhadap warga sipil di beberapa provinsi.
Dia menjelaskan, “Angkatan bersenjata, saat mereka bertempur dalam pertempuran ini dengan gagah berani, menantang, dan beriman, menegaskan kembali, sebagaimana yang telah mereka tegaskan selama beberapa tahun terakhir, bahwa Yaman yang agung tidak dapat dipatahkan dan tidak akan mundur dari mendukung dan membela rakyat tertindas Palestina, dan tidak akan menyerah pada agresi Amerika. Yaman akan tetap seperti sebelumnya, dan akan selalu dan selamanya menjadi kuburan bagi para penyerang.”
Angkatan Bersenjata Yaman juga menegaskan kontinyuitas upaya mereka untuk mencegah navigasi Israel di Laut Merah dan Laut Arab, menghadapi agresi, dan mendukung rakyat Palestina yang tertindas sampai agresi dan blokade terhadap Gaza dihentikan.
Sementara itu, Media Perang Yaman, yang berafiliasi dengan kelompok Ansarullah, menerbitkan rekaman serpihan drone MQ-9 AS yang ditembak jatuh di atas Provinsi Al-Jawf oleh rudal permukaan-ke-udara buatan lokal pada hari Rabu.
Ansarullah sebelumnya mengumumkan jatuhnya drone MQ-9 AS di atas Provinsi Al-Jawf saat melaksanakan apa yang disebutnya sebagai “misi permusuhan” sebagai bagian dari serangan udara AS yang sedang berlangsung di Yaman.
Sebuah pernyataan video yang dikeluarkan oleh Angkatan Bersenjata dan dibacakan oleh Yahya Saree menyebutkan bahwa operasi penembakan itu dilakukan dengan menggunakan rudal produksi lokal.
Drone AS ini adalah yang ketiga ditembak jatuh dalam 10 hari, dan yang ke-18 sejak peluncuran kampanye “Kemenangan yang Dijanjikan dan Jihad Suci” untuk mendukung Palestina. (alalam/raialyoum)