Rangkuman Berita Utama Jumat 11 April 2025

Jakarta, ICMES. Hizbullah membantah laporan yang beredar belakangan ini dan dikaitkan dengan narasumber dari pihaknya dengan kesan bahwa kelompok pejuang ini siap meletakkan senjata.

Panglima Pasukan Quds Iran, Brigjen Esmail Qaani mengatakan AS dan Israel, dengan segala kehebohan mereka, “secara praktik tidak berdaya ” melawan Iran dan Poros Resistensi.

Dalam salah satu pesan militer terkuat yang dikirim oleh Yaman kepada AS, Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan tertembak jatuhan pesawat nirawak (drone) MQ 9-Reaper AS yang ke-18, sejak dimulainya perang Israel di Gaza.

Berita selengkapnya:

Hizbullah Bantah Rumor Siap Letakkan Senjata

Hizbullah membantah laporan yang beredar belakangan ini dan dikaitkan dengan narasumber dari pihaknya dengan kesan bahwa kelompok pejuang ini siap meletakkan senjata.

Departemen Hubungan Media Hizbullah menyatakan, “Beberapa media belakangan ini menyebarkan berita dan informasi yang mengejutkan dan dikaitkan dengan narasumber atau pejabat Hizbullah. Klaim-klaim itu tidak benar dan sepenuhnya keliru.”

Departemen itu menekankan, “Tidak ada narasumber di dalam Hizbullah, dan bahwa pendirian Hizbullah dikeluarkan secara eksklusif melalui pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh departemen hubungan media Hizbullah, atau melalui pernyataan pejabatnya di situs web resmi Hizbullah.”

Departemen itu mengimbau media agar  “memastikan akurasi dan objektivitas setinggi-tingginya, dan menahan diri dari menerbitkan atau mengadopsi apa pun yang belum dikeluarkan secara resmi oleh pihak-pihak terkait.”

Departemen Hubungan Media Hizbullah menegaskan “kesiapannya memberikan semua klarifikasi dan pertanyaan guna meningkatkan profesionalisme dan kredibilitas serta menghindari penyesatan opini publik.”

Belum lama ini, Reuters mengaku mengutip sebuah pernyataan mengejutkan dari seorang pejabat senior Hizbullah, tanpa menyebutkan namanya, karena mengesankan bahwa Hizbullah siap meletakkan senjata.

Menurut Reuters, pejabat itu mengatakan, “Hizbullah  siap membahas  masa depan persenjataannya dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun, dengan syarat Israel menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan dan berhenti melanggar gencatan senjata dengan melancarkan serangan terhadap target-target Hizbullah, gudang-gudang, dan kawasan permukiman.” (alalam/raialyoum)

Jenderal Qaani: AS dan Israel Tak Berdaya Melawan Iran dan Poros Resistensi

Panglima Pasukan Quds Iran, Brigjen Esmail Qaani mengatakan AS dan Israel, dengan segala kehebohan mereka, “secara praktik tidak berdaya ” melawan Iran dan Poros Resistensi.

“Saat ini, satu setengah tahun setelah perang habis-habisan, barisan perlawanan tetap kokoh, kendati menghadapi peralatan musuh yang paling canggih dengan kemampuan yang sangat minim. Gaza, setelah 14 tahun dikepung, tetap teguh, dan ini adalah bukti tekad kuat rakyat,” katanya pada hari Kamis (10/4).

Dia juga mengatakan, “Mereka bahkan tidak dapat memahami mengapa rudal kami secara akurat mengena target mereka. Ini adalah kekuatan kami.”

Tahun lalu, Iran menyerang target militer dan intelijen di dalam wilayah pendudukan Israel dengan salvo rudal pada bulan April dan Oktober. Para pejabat Iran memastikan negara ini  hanya mengerahkan sebagian kecil dari daya tembaknya dalam pembalasan ganda tersebut.

Sementara para ahli militer Barat juga telah memperingatkan bahwa serangan di masa mendatang bisa jadi lebih kompleks dan menggunakan lebih banyak rudal, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) minggu lalu meluncurkan “megakota” rudal bawah tanah baru.

Kota rudal itu dipamerkan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam Iran dengan pemboman jika tidak tunduk pada tuntutan AS.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Muhammad Bagheri mengatakan pesatnya Iran dalam mengembangkan kekuatan pertahanannya jauh lebih cepat daripada kecepatan pemulihan musuh.

Jenderal Qaani pada hari Kamis menekankan pentingnya swasembada dan produksi dalam negeri. Dia juga memuji kelompok-kelompok perlawanan di kawasan “atas perlawanan dengan sumber daya yang paling sedikit terhadap peralatan canggih musuh”.

“Seperti yang kita lihat di Lebanon dan Yaman, perlawanan telah memberikan pukulan terbesar kepada musuh dengan sumber daya yang terminim,” katanya.

Qaani menyoroti karakteristik unik dari Poros Resistensi, dengan mengatakan “esensi dari perlawanan adalah bahwa siapa pun yang melawannya hanya akan membuatnya lebih kuat.”

Dia juga mengatakan, “Pemuda Yaman yang bahkan tidak dapat mencapai rezim Zionis dengan senjata mereka di awal perang telah meningkatkan jangkauan rudal mereka hingga 600 hingga 700 kilometer dalam satu tahun.”

Dia menambahkan bahwa “kemajuan demikian belum pernah terjadi sebelumnya di mana pun di dunia,” dan bahwa “sumber daya yang tersedia bagi Poros Resistensi saat ini merupakan hasil dari upaya dan inovasi dalam negeri”.

Menurut Ahmed Nagi, analis senior Yaman di International Crisis Group, AS keliru karena percaya bahwa serangan udara dapat memaksa warga Yaman mundur.

Dikutip CNN, Nagi menjelaskan, “Logika mereka dibentuk oleh perang selama bertahun-tahun; mereka melihat ketahanan sebagai bentuk kekuatan dan terdorong untuk membuktikan bahwa mereka tidak mudah dihalangi.”

Farea al-Muslimi, peneliti Yaman di Chatham House kepada CNN  mengatakan bahwa mereka mungkin justru menikmati serangan AS, dan operasi mereka mereka merupakan “terkabulnya  doa mereka untuk berperang dengan AS”. (presstv)

Angkasa Yaman Tak Lagi Nyaman bagi Pesawat Intelijen AS

Dalam salah satu pesan militer terkuat yang dikirim oleh Yaman kepada AS, Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan tertembak jatuhnya pesawat nirawak (drone) MQ 9-Reaper AS yang ke-18, sejak dimulainya perang Israel di Gaza.

Lebih dari sekedar pesawat mata-mata, drone ini juga merupakan salah satu pesawat serang paling canggih dan mematikan di gudang persenjataan AS. Dengan biaya lebih dari $30 juta (sekira Rp. 50 miliar), MQ 9-Reaper dilengkapi dengan rudal Hellfire berpemandu presisi dan mampu melakukan misi tempur dan pengintaian jarak jauh di ketinggian optimal.  Meskipun teknologinya maju, unit demi unit drone ini rontok oleh tembakan presisi pasukan Yaman.

Sejak Sanaa menyatakan dukungannya secara eksplisit dan langsung terhadap Gaza, wilayah Yaman menjadi medan perang terbuka. Pasukan Yaman tidak hanya memblokir Laut Merah untuk kapal-kapal yang terkait dengan rezim  pendudukan, melainkan juga memperluas operasi mereka hingga mencakup serangan terhadap kapal-kapal angkatan laut AS dan Inggris yang telah memasuki garis pertempuran demi membela pelayaran kapal-kapal Israel.

Angkatan Bersenjata Yaman telah melakukan lebih dari 80 operasi laut dan udara sejak November 2023, termasuk serangan menggunakan pesawat nirawak, rudal jelajah, dan rudal balistik, serta serangan langsung terhadap kapal perang dan kapal komersial.

Hebatnya, operasi Yaman tidak lagi terbatas pada perairan teritorial atau bahkan Laut Merah, melainkan meluas ke Laut Arab, Samudra Hindia, dan terkadang Mediterania melalui pesawat jarak jauh.

Pada setiap putaran pertempuran, MQ-9 mendapat pukulan telak. Perontokan 18 unit MQ-9 tidak hanya melemahkan superioritas udara AS, melainkan juga mencerminkan perubahan strategis dalam aturan konflik dan mengirimkan pesan yang gamblang bahwa angkasa Yaman tidak lagi bebas untuk intelijen AS.

Sanaa, yang telah mulai menerapkan aturan keterlibatannya sendiri, melanjutkan eskalasi militernya sebagai bagian dari apa yang disebutnya dukungan kepada Gaza, dan menegaskan bahwa operasinya akan terus berlanjut selama perang terhadap Palestina berlanjut.

Menariknya lagi, sistem pertahanan udara buatan lokal Yaman telah membuktikan kemampuannya melawan teknologi Barat dengan efektivitas yang signifikan.

Di Yaman, bukan hanya pesawat nirawak yang rontok, melainkan juga gengsi militer tentara paling kuat di dunia, dan langit masih meramalkan lebih banyak lagi peristiwa serupa. (alalam)