Rangkuman Berita Timteng Senin 4 Juni 2018

rusia Vasily NebenzyaJakarta, ICMES: Rusia menyatakan ada kesepakatan mengenai penarikan pasukan Iran dari kawasan barat daya Suriah dekat perbatasan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan berangkat ke Eropa untuk secara khusus membicarakan masalah Iran.

Jet-jet tempur Israel telah melancarkan serangan terhadap sedikitnya 12 posisi Gerakan Perlawanan Palestina (Hamas) di Jalur Gaza.

Penyair Israel Yitzhak Laor menyatakan bahwa sejak awal pendudukan Palestina pada tahun 1948 sampai sekarang rezim Zionis masih menerapkan praktik pembunuhan massal terhadap orang Palestina.

Menhan Qatar Khalid al-Atiyyah menyatakan negaranya tidak akan pernah terlibat dalam perang terhadap Iran. Dia juga menilai Amerika Serikat (AS) tidak akan mengobarkan perang terhadap Iran.

Berita selengkapnya;

Rusia Nyatakan Ada Kesepakatan Penarikan Pasukan Iran Dari Dekat Perbatasan Israel

Wakil Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menyatakan ada kesepakatan mengenai penarikan pasukan Iran dari kawasan barat daya Suriah dekat perbatasan Israel, dan kesepakatan ini diharapkan akan diteken pada beberapa hari mendatang.

Dalam jumpa pers di kantor PBB di New York, AS, Jumat lalu (1/6/2018), saat ditanya apakah ada kesepakatan mengenai penarikan pasukan Iran dari barat daya Suriah, Nebenzya mengatakan, “Saya mendengar kabar tentang itu, dan saya membaca laporan-laporan di surat kabar mengenai kesepakatan pemecahan tertentu bagi pasukan di barat daya Suriah. Sepengetahuan saya, sudah ada kesepakatan.”

Sebagaimana dilaporkan Shaam Times, Nebenzya menambahkan, “Saya tak dapat mengatakan apakah itu sudah diterapkan atau tidak, tapi sepengetahuanku, pihak-pihak yang terlibat sudah puas terhadapnya…  Jika kesepakatan itu belum diterapkan sampai sekarang maka akan diterapkan dalam waktu dekat.”

Sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa negara Zionis ini menyetujui penyebaran pasukan Suriah di kawasan perbatasan selatan Suriah jika pasukan Iran meninggalkan kawasan ini. Menhan Israel Avigdor Lierberman Kamis lalu menemui sejawatnya di Rusia, Sergey Shoygu, untuk membicarakan ihwal pasukan Iran di Suriah.

Menurut Dubes Israel untuk Rusia, Gary Koren, Lieberman telah mengingatkan kepada Rusia bahaya keberadaan pasukan Iran itu bagi Israel, dan pihak Israel kemudian “puas” terhadap sikap Rusia mengenai keberadaan pasukan Iran di dekat perbatasan Suriah-Israel.

Menlu Rusia Sergei Lavrov pada 30 Mei lalu mengatakan bahwa sesuai kesepakatan mengenai penerapan zona de-eskalasi di selatan Suriah hanya tentara Suriah saja yang diperkenankan ada di kawasan ini. (rayalyoum)

PM Israel Akan Ke Eropa Untuk Bicarakan Masalah Iran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan berangkat ke Eropa,  Senin (3/6/2018),untuk secara khusus membicarakan masalah Iran.

Di halaman facebook-nya, Minggu (3/6/2018), disebutkan bahwa dia akan berkunjung ke Inggris, Jerman, dan Perancis untuk menekankan keteguhan sikap Israel pada upaya “mencegah Iran membuat senjata nuklir.”

“Saya akan membahas dengan mereka cara-cara untuk memblokir aspirasi nuklir Iran dan ekspansi Iran di Timur Tengah,” ungkapnya.

Ekspansi yang dimaksud Netanyahu belakangan ini berkenaan dengan kecemasan Israel terhadap keberadaan pasukan Iran di Suriah di dekat perbatasan Israel (Palestina pendudukan).

Netanyahu yang menentang keras perjanjian nuklir Iran akan menemui Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Sedangkan Jerman, Prancis, dan Inggris termasuk negara penandatangan perjanjian nuklir yang dinamai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Perjanjian ini diteken pada tahun 2015 antara Iran dan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman dengan tujuan mencegah Iran membuat senjata nuklir.

Para pemimpin Eropa berusaha mempertahankan JCPOA  meskipun Presiden AS Donald Trump menyatakan negaranya keluar dari perjanjian ini dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran.

Iran sendiri sampai sekarang masih dalam proses pembicaraan tentang ini dengan tiga negara Eropa itu. Iran berusaha mempertahankan JCPOA, tapi sembari mengancam akan membatalkannya jika Eropa tidak menjaga interes Iran sesuai perjanjian ini. (timesofisrael/farsnews)

Angkatan Udara Israel Serang Posisi Hamas Di Jalur Gaza

Militer Israel menyatakan bahwa jet-jet tempur Israel telah melancarkan serangan terhadap sedikitnya 12 posisi Gerakan Perlawanan Palestina (Hamas) di Jalur Gaza, Minggu (3/6/2018), dengan dalih membalas serangan roket dari Jalur Gaza ke Israel.

Militer Israel dalam statemennya menjelaskan bahwa dalam serangkaian pertama serangan udaranya telah menggempur 10 posisi di tiga komplek militer milik Hamas di Jalur Gaza.

“Sasaran ini antara lain dua posisi untuk pembuatan dan penyimpanan amunisi serta satu komplek militer,” bunyi statemen itu.

Militer Israel menambahkan bahwa serangan roket yang menyasar tentara Israel di daerah perbatasan telah menyebabkan “kerusakan fasilitas infrastruktur keamanan”, dan terjadi pula kebakaran akibat layang-layang berapi.

Dalam statemen lain disebutkan bahwa beberapa jam setelah serangan pertama jet tempur Israel melancarkan serangan kedua dengan “membom lima sasaran di sebuah komplek militer milik pasukan laut Hamas di Jalur Gaza Utara.”

Hingga berita ini disusun belum ada komentar dari pihak Palestina mengenai kemungkinan jatuhnya korban akibat serangan udara Israel tersebut. (rt)

Penyair Israel: Sejak 1948 Sampai Sekarang Pembunuhan Massal Masih Dipraktikkan Israel

Penyair Israel Yitzhak Laor menyatakan bahwa sejak awal pendudukan Palestina pada tahun 1948 sampai sekarang rezim Zionis masih menerapkan praktik pembunuhan massal terhadap orang Palestina.

Dalam artikelnya yang dimuat di koran Israel Haaretz, Minggu (2/6/2018), Laor mengungkap bahwa pada 24 Mei 1948 dan sebelum Mesir menyerbu Jalur Gaza, dua orang Israel yang sudah ke-Araban menyusup ke Jalur Gaza lalu menebar racun dan penyakit pada sumber-sumber air minum dengan tujuan menghabisi penduduk dan pengungsi Jalur Gaza sebanyak mungkin, namun pihak Palestina kemudian berhasil menangkap dan mengeksekusi keduanya.

Laor kemudian menyoal mengapa Israel tidak menuntut pengembalian jenazah dua orang itu dalam pendudukan tahun 1956 maupun tahun 1967, dan sampai sekarang masalah ini masih berlanjut. Menurut Laor, peristiwa ini dan berbagai peristiwa lain menunjukkan bahwa Israel bersikukuh pada teori pembasmian massal terhadap orang Palestina, dan masih menerapkannya sampai sekarang.

Penyair Israel ini juga menyebutkan bahwa selama sekian tahun Israel tak berhenti memperlihatkan program dan rencana badan keamanan dan politik Israel untuk mengosongkan Jalur Gaza dan menggusur penduduknya ke Gurun Sinai.

Setelah merinci berbagai kejadian, Laor berkesimpulan bahwa apa yang terjadi terhadap bangsa Palestina adalah “perang kolonial, dan tak ada penamaan lain untuknya,  oleh sebuah negara yang besar secara militer dan mendapat dukungan internasional yang luas terhadap sebuah bangsa yang masih bersikukuh untuk terus menjalani hidup dalam kondisi yang tak manusiawi.” (rayalyoum)

Menhan Qatar Nyatakan Negaranya Tidak Akan Ikut Perangi Iran

Menhan Qatar Khalid al-Atiyyah menyatakan negaranya tidak akan pernah terlibat dalam perang terhadap Iran. Dia juga menilai Amerika Serikat (AS) tidak akan mengobarkan perang terhadap Iran.

Dalam konferensi keamanan di Singapura, Minggu (3/6/2018), dia mengatakan ada banyak perselisihan antara Qatar dan Iran.

“Namun hal ini tidak lantas berarti kita harus bergegas untuk perang terhadapnya,” lanjut  al-Atiyyah, seperti dikutip Fox News.

Dia menambahkan, “Apakah bijaksana kami mengajak AS dan Israel memerangi Iran. Saya kira, upaya pihak ketiga untuk mendorong kawasan atau suatu negara di kawasan untuk menyulut perang terhadap Iran sangatlah berbahaya.”

Al-Attiyyah yang negaranya menjalin hubungan baik dengan Iran juga menuturkan, “Iran adalah negara jiran, kami harus duduk bersamanya dan mendiskusikan semua perkara dengannya demi terwujudnya perdamaian di kawasan, bukan perang.”

Mengenai apakah Qatar akan memperkenankan penggunaan pangkalan udaranya untuk melancarkan serangan udara ke Iran dia menjawab, “Qatar tidak akan terdorong menuju perang, Qatar menyokong dialog dan perundingan…. AS cukup bijaksana untuk tidak masuk ke dalam perang terhadap Iran.”

Dia berharap perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara terkemuka dunia tetap dipertahankan meskipun AS telah keluar darinya. (alalam)