Jakarta, ICMES: Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan politik kecil sekali kemungkinan akan pecah perang antara Iran dan Amerika Serikat (AS).
Iran sedang menggelar latihan perang yang melibatkan 16 satuan pasukan elit Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan pasukan relawan (Basij) yang berafiliasi dengan Brigade 82 dari provinsi Qazwin di barat laut ibu kota negara ini, Teheran.
Pasukan Arab Suriah (SAA) terlibat kontak senjata dengan sekawanan teroris di lokasi yang berjarak 36 kilometer dari kota kuno Palmyra (Tadmur) setelah kawanan itu berusaha melakukan penyusupan dari al-Tanf ke Palmyra.
Juru bicara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi Kol. Turki al-Maliki mengaku pihaknya telah berhasil mencegat rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) ke wilayah Saudi.
Berita selengkapnya;
AS “Siap Serang Situs Nuklir Iran”, Ayatullah Khamenei Nilai Kecil Kemungkinan Pecah Perang
Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan politik kecil sekali kemungkinan akan pecah perang antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Tapi di saat yang sama dia mengimbau angkatan bersenjata negara republik Islam ini agar selalu waspada dan terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia dan alutsistanya.
Dalam pertemuan dengan para petinggi militer Iran, Ahad (2/9/2018), di markas pertahanan udara Khatamul Anbiya dalam rangka memperingati Hari Pertahanan Udara Iran dia mengatakan,”Markas ini merupakan bagian yang sangat sensitif dari angkatan bersenjata dan berada di garis depan dalam melawan musuh-musuh Iran. Harus ada peningkatan level kesiapan dan kemampuan untuk pertahanan udara.”
Dia kemudian mengatakan, “Tak ada kemungkinan terjadinya perang militer, menurut perhitungan politik. Tapi di saat yang sama Angkatan Bersenjata Iran harus menghiasi diri dengan pengelolaan yang efektif, waspada, bekerja untuk pengembangan sumber daya manusia dan kapabilitas peralatannya secara kontinyu, dan mengetahui bahwa setiap langkah yang diambil untuk memperkuat persiapan Angkatan Bersenjata tak lain merupakan suatu ibadah dan kebaikan yang tercatat di sisi Allah SWT.”
Sebelumnya, saluran TV ABC News yang berbasis di AS melansir pernyataan narasumber pada pemerintah Australia bahwa AS siap menyerang situs-situs nuklir di Iran, dan bahwa militer Austalia dan Inggris akan membantu proses penentuan titik-titik sasaran.
Disebutkan pula di Australia utara terdapat sebuah situs pertahanan rasia yang dapat diakses oleh perwakilan layanan khusus AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia baru, dan situs ini dapat digunakan untuk penetapan sasaran di Iran. (alalam /raialyoum)
IRGC Dan Pasukan Relawan Iran Gelar Latihan Perang
Iran sedang menggelar latihan perang yang melibatkan 16 satuan pasukan elit Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan pasukan relawan (Basij) yang berafiliasi dengan Brigade 82 dari provinsi Qazwin di barat laut ibu kota negara ini, Teheran. Demikian dilaporkan al-Alam milik Iran, Ahad (2/9/2018).
Disebutkan bahwa dalam manuver ini pasukan Iran itu berlatih taktik, misi pertahanan dan keamanan, operasi pertolongan dan evakuasi, pertempuran dalam kota dan jalanan, pemeriksaan, pengamanan, dan pertahanan berbagai situs dan markas strategis, serta pemantauan, dan pencegatan artileri.
Komandan pasukan relawan provinsi Qazwin Mohammad Shaharkhi di sela latihan perang ini mengatakan, “Kesiapan pasukan kita sekarang berada dalam kondisi terbaik, dan mereka sepenuhnya siap mempersembahkan pengorbanan di jalan pembelaan sistem suci republik Islam Iran.”
Dia mengingatkan negara-negara musuh agar tidak berpikir untuk mengusik keamanan Iran melalui perang militer.
“Pasukan Iran telah membuat mereka (musuh) mengandalkan perang mental dan ekonomi saja,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Kol. Abu Fazl Taherkhani, salah seorang komandan Markas Shabiul Amr milik IRGC di provinsi Qazwin menyebut latihan tempur Iran merupakan tamparan bagi musuh agar mereka tidak banyak berkoar lagi.
Senada dengan ini, wakil Ayatullah Khamenei di Markas Shahibul Amr, Hujjatul Islam Ali Maboudi, kepada IRNA mengatakan bahwa “lawan maupun kawan telah menyaksikan ketangguhan Iran serta prestasi, keberanian, dan kebesaran anak-anak bangsa ini.”
Dia juga memastikan bahwa latihan perang ini membuat musuh-musuh Iran frustasi dan mengecewakan pihak-pihak yang hasud terhadap Iran.
“Tujuan diadakannya latihan perang ini mencerminkan tingginya kesiapan angkatan bersenjata yang gigih membela sistem pemerintahan dan revolusi Islam,” pungkasnya. (alalam)
Tentara Suriah Menawan Teroris Yang Dilatih AS di Al-Tanf
Pasukan Arab Suriah (SAA) terlibat kontak senjata dengan sekawanan teroris di lokasi yang berjarak 36 kilometer dari kota kuno Palmyra (Tadmur) setelah kawanan itu berusaha melakukan penyusupan dari al-Tanf ke Palmyra pada Sabtu lalu (1/9/2018).
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa kontak senjata itu menyebabkan dua orang teroris tewas dan dua lainnya tertangkap kemudian diperiksa. Dalam pemeriksaan ini keduanya diketahui terhubung dengan kelompok teroris “Usud al-Sharqiya” yang memiliki anggota sekira 500 orang dan kamp pelatihan mereka berada di kawasan al-Tanf di dekat pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Suriah.
Salah seorang teroris yang tertangkap itu mengatakan bahwa para ahli dari AS telah melatih Usud al-Sharqiya yang juga mendapatkan senjata dan amunisi dari pangkalan AS.
Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan bahwa misi kelompok teroris itu antara lain melancarkan serangkaian operasi teror di Palmyra dan mengerahkan pasukan utamanya yang berjumlah sekira 300 orang untuk menguasai Palmyra dalam beberapa minggu mendatang.
Pengakuan teroris yang tertangkap itu juga menyebutkan bahwa di kawasan sekitar pangkalan al-Tanf yang diduduki oleh AS terdapat kamp-kamp pelatihan kawanan bersenjata oleh AS dengan tujuan mengacaukan keamanan di Suriah.
Di dekat kamp pelatihan Usud al-Sharqiya terdapat kamp para pengungsi yang di kemudian hari dijadikan sebagai semacam sandera atau perisau manusia untuk melindungi kawanan bersenjata.
AS menempati pangkalan militer di kawasan al-Tanf di dekat perbatasan segi tiga Suriah, Yordania, dan Irak itu dengan dalih memerangi kelompok teroris ISIS, dan sampai sekarang belum pernah sekalipun melancarkan operasi anti kelompok Usud al-Sharqiya dan kelompok-kelompok perusak lain. (alalam)
Sembari Menuding Iran, Saudi Mengaku Telah Mencegat Rudal Balistik Yaman
Juru bicara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi Kol. Turki al-Maliki mengaku pihaknya telah berhasil mencegat rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) ke wilayah Saudi pada Ahad malam (2/9/2018).
“Rudal itu mengarah ke kota Jizan… Pasukan pertahanan udara Kerajaan Saudi berhasil mencegat dan menghancurkan rudal itu, dan pencegatan rudal ini tidak menjatuhkan satupun korban, segala puji bagi Allah,” kata al-Maliki.
Dia mengklaim rudal itu ditujukan ke kota dan kawasan berpenduduk, dan menuding Iran dengan terus membantu Ansarullah.
“Serangan dari milisi teroris Houthi yang berafiliasi dengan Iran ini membuktikan berlanjutnya dukungan pemerintah Iran kepada milisi bersenjata Houthi pada level yang blak-blakan melawan resolusi PBB nomor 2216 dan 2231 dengan tujuan mengancam keamanan Kerajaan Arab Saudi dan keamanan regional dan internasional. Peluncuran rudal balistik ke arah kota dan desa berpenduduk tergolong perlawanan terhadap undang-undang internasional dan humaniter,” tudingnya.
Sebelumnya di hari yang sama Ansarullah mengumumkan pihaknya telah menyerang sasaran militer vital di bagian selatan Saudi.
Sejauh ini jumlah rudal balistik yang dilesatkan Ansarullah ke Arab Saudi mencapai 185 pucuk. (raialyoum)