Rangkuman Berita Timteng Senin 21 Mei 2018

rouhani dan raja yordania abdullah IIJakarta, ICMES: Jabat tangan antara Presiden Iran Hassan Rouhani dan Raja Abdullah II dari Yordania mengundang spekulasi mengenai kemungkinan adanya komunikasi antara kedua pihak melalui Turki terkait dengan kontroversi kota Al-Quds.

Anggota kelompok teroris ISIS mulai angkat kaki dari markas terakhir mereka di kamp Yarmouk dan satu distrik yang bersebelahan dengannya di selatan Damaskus.

Intelijen Amerika Serikat berkeyakinan bahwa pemimpin organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi bukan saja masih hidup melainkan juga sedangkan menggalang strategi baru jangka panjang.

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MbS) yang juga menjabat Menteri Pertahanan masih menghilang secara misterius dari sorotan publik sehingga bahkan tidak menghadiri acara wisuda Sarjana akmil Saudi.

Berita selengkapnya;

Ini Pesan Di Balik Jabat Tangan Presiden Iran Dengan Raja Yordania

Jabat tangan antara Presiden Iran Hassan Rouhani dan Raja Abdullah II dari Yordania di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi Islam (KTT OKI) di Istanbul pada Jumat lalu (18/5/2018), mengundang spekulasi mengenai kemungkinan adanya komunikasi antara kedua pihak melalui Turki terkait dengan kontroversi kota Al-Quds (Yerussalem).

Tak banyak keterangan mengenai percakapan dan suasana jabat tangan itu, namun adanya pertemuan antara keduanya di depan kamera wartawan sudah cukup bagi para pengamat untuk menilainya sebagai pesan politik dari pihak Yordania bahwa Amman masih memegang opsi pengembangan komunikasi dengan Teheran, terutama jika Arab Saudi selaku sekutu Yordania masih bersikap masa bodoh terhadap kebutuhan Yordania.

Atif Tarawaneh, mediator yang dekat dengan ketua parlemen Yordania, bisa jadi merupakan orang yang paling gembira atas peristiwa jabat tangan itu, sebab dia pernah menjanjikan penjalinan hubungan dengan Iran melalui koridor parlemen.

Seorang anggota parlemen Yordania mengatakan bahwa adanya pembicaraan antara Rouhani dan Abdullah II di Istanbul merupakan pesan mengenai variasi opsi Yordania. Dalam pertemuan itu, selain ada basa-basi biasa juga terdapat isyarat dari Rouhani bahwa Iran mendukung Yordania melawan Amerika Serikat (AS) menyangkut kewenangan Yordania atas Al-Quds.

Disebutkan bahwa Rouhani sepertinya telah meminta Yordania mengembalikan dubesnya ke Iran setelah menariknya selama sekira satu setengah tahun. Dia berharap pengembalian dubes ini setidaknya dapat menyediakan kanal resmi bagi Iran untuk segala kerjasama yang diperlukan mengenai Al-Quds.

Pihak Yordania sendiri juga tampak ingin membuka celah komunikasi dengan Iran bukan saja mengenai Al-Quds, melainkan juga demi menghalangi Iran membuat rencana-rencana yang tak sejalan dengan prioritas Yordania mengenai kawasan Suriah selatan, sebab Yordania mengutamakan de-eskalasi di kawasan itu. Yordania berharap Iran dapat mengendalikan milisi-milisi sekutunya di kawasan itu. (rayalyoum)

Para Anggota ISIS Mulai Dievakuasi Dari Kamp Yarmouk

Anggota kelompok teroris ISIS mulai angkat kaki dari markas terakhir mereka di kamp Yarmouk dan satu distrik yang bersebelahan dengannya di selatan Damaskus dini hari Minggu (20/5/2018), menyusul kesepatan senjata yang dicapai setelah sekian minggu berlangsung pertempuran sengit antara mereka dan tentara Suriah. Demikian dilaporkan Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR).

“Enam unit bus telah mengevakuasi para jihadis ISIS dan keluarga mereka dari kamp Yarmouk dan distrik al-Tadamun yang bersebelahan dengannya,” ungkap Direktur Eksekutif SOHR Rami Abdulrahman kepada AFP.

Dia menjelaskan bahwa konvoi bus itu membawa mereka ke arah timur menuju kawasan Badiah Suriah di mana sebagian daerahnya masih dikuasai ISIS.

SOHR tidak mengetahui secara persis jumlah anggota ISIS yang telah diangkut dengan iringan bus itu, namun menyebutkan bahwa sebagian besar di antaranya adalah keluarga mereka.

Evakuasi itu dilakukan sebagai penerapan atas perjanjian gencatan senjata antara tentara Suriah dan ISIS yang dicapai pada Sabtu lalu menyusul serangan darat dan udara tentara Suriah selama sekira satu bulan ke kawasan Hajar Aswad yang dikuasai ISIS di selatan Damaskus. Namun, media resmi Suriah di Damaskus menepis laporan adanya kesepakatan apapun dengan ISIS di kawasan Hajar Aswad tanpa menyinggung kawasan Yarmouk dan al-Tadamun.

Kamp Yarmouk dan kawasan sekitarnya tercatat sebagai kawasan urban terluas yang  terakhir dikuasai ISIS di Suriah dan Irak setelah kawanan teroris berfaham Salafi/Wahhabi itu kehilangan hampir semua wilayah yang semula didudukinya di dua negara tersebut. (rayalyoum)

Washington Post: Al-Baghdadi Masih Hidup Dan Menggalang Strategi Baru

Badan intelijen Amerika Serikat (AS) berkeyakinan bahwa pemimpin organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi bukan saja masih hidup melainkan juga sedangkan menggalang strategi baru jangka panjang untuk melestarikan kelompok teroris beraliran Salafi/Wahhabi ini.  Demikian dilaporkan Washington Post (WP), Sabtu (19/5/2018).

Mengutip keterangan para petinggi intelijen AS, WP menyebutkan bahwa al-Baghdadi tampaknya sedang berusaha menggalang strategi jangka panjang yang memungkinkan kebertahan ISIS meskipun telah kalah perang di Suriah dan Irak.

Dijelaskan bahwa dalam pertemuan dengan para petinggi ISIS di provinsi Deir Ezzor pada pertengahan tahun 2017, al-Baghdadi mengangkat tema mengejutkan, sebab tidak berfokus pada soal kekalahan ISIS, melainkan pada keharusan merevisi program-program pendidikannya, sebagaimana diakui oleh petinggi ISIS Abu Zaid al-Iraqi yang ditangkap beberapa waktu lalu dalam operasi gabungan pasukan keamanan Irak dan Turki.

WP menyebutkan bahwa berdasarkan data-data intelijen, Al-Baghdadi dalam beberapa bulan ini memfokuskan upayanya pada peletakan dasar-dasar ideologi yang kuat demi mencegah kehancuran ISIS secara total meskipun “kekhalifan”-nya sudah buyar di Suriah dan Irak.

Menurut WP, para pejabat AS mengingatkan bahwa hal itu menunjukkan bahwa ISIS ingin muncul lagi secara teratur dan dalam rangka ini Al-Baghdadi berusaha menyiapkan proses transisi dari “kekhalifahan” kepada perang terselubung dan pengerahan jaringan teroris dunia.  (rt)

Bin Salman Bahkan Juga Tak Hadiri Wisuda Sarjana Akmil Saudi

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MbS) yang juga menjabat Menteri Pertahanan masih menghilang secara misterius dari sorotan publik. Dalam perkembangan terbaru dia bahkan tidak menghadiri acara wisuda Sarjana akmil Saudi yang selalu dihadirinya dalam berapa tahun terakhir.

Situs berita Kemhan Saudi memuat laporan bahwa dalam acara yang berlangsung Sabtu lalu (18/5/2018) itu MbS digantikan oleh Gubernur provinsi Riyadh, Faisal bin Bandar bin Abdulaziz. Laporan ini tidak menyebutkan sebab ketidak hadiran MbS.

Ketidak hadirannya pada acara yang di tahun-tahun sebelumnya selalu dia hadiri itu praktis menambah kecurigaan banyak orang mengenai kondisi fisiknya.

Seperti pernah diberitakan, dia menghilang dari sorotan publik sejak terjadi insiden misterius tembak menembak di lingkungan al-Khozama, Riyadh, tempat Istana Kerajaan Arab Saudi berada, pada 21 April lalu. Ada yang menyebutkan bahwa insiden itu dipicu oleh upaya kudeta terhadap MbS yang memegang kendali Saudi sejak dinobatkan sebagai penerus tahta kerajaan.

Kecurigaan mengenai kondisi fisik MbS sudah mengemuka di berbagai media, namun pihak kerajaan sejauh ini belum memberikan keterangan yang meyakinkan soal ini sehingga kecurigaan kian membengkak.

Kantor berita Ethiopia pada Jumat (18/5) melaporkan bahwa PM Ethiopia, Abiy Ahmed, telah menemui MbS di Riyadh. Anehnya, kantor berita resmi Saudi (WAS/SPA) tidak memuat berita ini dalam kabar-kabar terkait putra mahkota. (farsnews)