Rangkuman Berita Timteng, Selasa 30 Mei 2017

trump dan salman- twitterJakarta, ICMES: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampak sangat bangga atas safari perdananya ke luar negeri karena berhasil membawa pulang banyak uang dari negara-negara Arab Timteng, terutama Arab Saudi.

Pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi telah mencapai wilayah perbatasan Irak – Suriah di bagian barat provinsi Nineveh, Irak utara, Senin (29/5/2017). Bersamaan dengan ini, Perdana Menteri Irak Haeder Abadi mendatangi Mosul, ibu kota provinsi ini, sehingga menandai semakin dekatnya pengumuman bebasnya kota ini dari pendudukan kelompok teroris ISIS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Behram  Ghasemi menyatakan hubungan Arab Saudi dengan Qatar memburuk akibat pernyatan-pernyataan yang dihasilkan oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab – Islam – Amerika Serikat yang telah diselenggarakan di Riyadh, ibu kota Arab Saud.

Iran menyediakan santapan buka puasa untuk 250,000 penduduk di Jalur Gaza dengan dukungan lembaga Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran.

Berita selengkapnya;

Trump Berbangga Pulang Bawa Banyak Uang, Ini Komentar Abdel Bari Atwan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampak sangat bangga atas safari perdananya ke luar negeri karena berhasil membawa pulang banyak uang dari negara-negara Arab Timteng, terutama Arab Saudi.

Tak kurang, di medsos Twitter dia mengekspresikan kebanggaan itu dengan blak-blakan mengaku telah memboyong uang sebesar “ratusan miliar dolar.”  Dia juga menyebutkan bahwa uang sebanyak itu berarti membuka lapangan kerja di negaranya.

“Membawa pulang ratuan juta dolar ke AS dari Timteng, yang akan berarti KERJA, KERJA, KERJA,” cuitnya.

Menurut Los Angles Times, pernyataan ini tampaknya terkait dengan transaksi senjata senilai ratusan miliar dolar antara AS dan Arab Saudi yang dikatakan oleh Gedung Putih akan menghasilkan pekerjaan di Negeri Paman Sam.

Mengomentari hal ini, jurnalis kondang Timteng Adel Bari Atwan menilai cuitan Trump itu sebagai penghinaan bagi Saudi yang telah menyambut kedatangannya sedemikian meriah dan terhormat.

“Ini merupakan penghinaan bagi Arab (Saudi) selaku tuan rumah yang telah menyelenggarakan untuknya pertemuan puncak, menghormati kedelegasiannya, menari-nari meriah atas kedatangannya, dan mendatangkan kepadanya para pemimpin dan delegasi 56 negara Islam untuk memberikan sorakan atas pidato-pidatonya yang justru menuduh mereka dan keyakinan mereka sebagai penyebar terorisme di dunia,” tulis Atwan pada editorial Ray al-Youm yang dipimpinannya, Minggu (28/5/2017).

Menurut Atwan, prioritas Trump adalah perdagangan dan penandatanganan transaksi-transaksi keuangan, baru setelah itu melihat urusan lain semisal isu keamanan dan terorisme, “sedangkan demokrasi dan HAM yang menjadi fokus pendahulunya, Barack Obama, adalah persoalan sekuder yang tak ada nilainya sama sekali.” (losangelestimes/rayalyoum)

Relawan Irak Capai Perbatasan Suriah, PM Irak Datangi Mosul

Pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi telah mencapai wilayah perbatasan Irak – Suriah di bagian barat provinsi Nineveh, Irak utara, Senin (29/5/2017). Bersamaan dengan ini, Perdana Menteri Irak Haeder Abadi mendatangi Mosul, ibu kota provinsi ini, sehingga menandai semakin dekatnya pengumuman bebasnya kota ini dari pendudukan kelompok teroris ISIS.

TV pemerintah Irak melaporkan bahwa Abadi antara lain menemui para komandan al-Hashd al-Shaabi dan menyimak laporan serta mendiskusikan perkembangan operasi pasukan relawan ini di bagian barat Nineveh.

Dalam kesempatan ini dia memastikan bahwa pembebasan Mosul akan diumumkan dalam waktu dekat. Kepada pasukan Irak dia mengatakan, “Kalian telah mengangkat wajah orang-orang Irak tinggi-tinggi dengan perjuangan kalian melawan gerombolan teroris. Kalian telah mencetak kemenangan, dan sekarang ini kalian berada di tahap-tahap akhir penumpasan gerombolan ini.”

Berbagai laporan sebelumnya juga menyebutkan bahwa operasi militer pembebasan Mosul sudah memasuki tahap-tahap final. Para pengamat memperkirakan dalam waktu dekat ini Mosul akan bebas total setelah operasi militer itu berjalan selama sekira enam bulan.

Di sisi lain, pasukan relawan mengalami perkembangan signifikan di lapangan berupa keberhasilan mereka mencapai garis perbatasan Irak – Suriah.

Sebelumnya, Sekjen Organisasi Badr  Hadi al-Amiri yang juga merupakan salah satu komandan senior al-Hashd al-Shaabi menyatakan bahwa pihaknya sudah berada di lokasi yang berjarak 18 km dari perbatasan Irak-Suriah.  Saat itu dia menyatakan optimis bahwa pasukannya akan mencapai perbatasan tersebut, Senin.

Jubir kelompok Isabah Ahl al-Haq Javad al-Talibawi mengatakan bahwa Perdana Menteri Irak telah menyerahkan kontrol wilayah perbatasan itu kepada pasukan relawan.

Perbatasan Irak-Suriah di provinsi Nineveh merupakan salah satu jalur utama keluar masuk ISIS antara Irak dan Suriah. Karena itu keberhasilan relawan mencapai perbatasan itu praktis telah membuat ISIS tak dapat lagi mengakses jalur tersebut sehingga komunikasi para anggota ISIS yang tersisa di Nineveh terputus dengan rekan-rekan mereka di Suriah. (irna/alalam)

Iran: Hubungan Saudi Dengan Qatar Memburuk Akibat KTT Riyadh

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Behram  Ghasemi menyatakan hubungan Arab Saudi dengan Qatar memburuk akibat pernyatan-pernyataan yang dihasilkan oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab – Islam – Amerika Serikat yang telah diselenggarakan di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, belum lama ini, dan akibat “pengadaan barisan yang tidak pada tempatnya dan dikatakan bahwa itu dihasilkan berdasarkan konsensus.”

“Sebelum KTT Riyadh akhir-akhir ini kami sudah mengingatkan soal konspirasi Rezim Zionis (Israel) untuk memecah belah dunia Islam dan menanamkan perselisihan dan fitnah di dalamnya,” ungkap Ghasemi, Senin (29/5/2017).

Mengenai ketegangan hubungan Saudi dengan Qatar belakangan ini, Ghasemi juga mengatakan, “Keberadaan pasukan asing adalah faktor yang mengacaukan keamanan, persatuan dan saling pengertian antarnegara regional.”

Dia menambahkan, “Saudi telah mengundang beberapa negara Arab dan Islam untuk konferensi di Riyadh. Sejauh pantauan kami melalui komunikasi-komunikasi dengan kalangan diplomat, banyak negara tidak mengetahui bahwa konferensi ini akan berujung pada deklarasi, belum lagi beberapa negara yang menentang  kandungan deklarasi ini.”

Sementara itu, situs Israel News One menyebutkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam waktu dekat ini akan memutuskan pemindahan pangkalan militernya di Qatar ke negara Arab Teluk Persia lainnya, dan juga akan menerapkan sanksi ekonomi terhadap Qatar karena “menyokong teroris di Timteng.” Sekarang Trump masih serius mengkaji masalah ini karena Qatar bermasalah dengan negara-negara karib AS, yaitu Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.

Menlu Uni Emirat Arab  Anwar Gargash menyatakan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) sedang mengalami krisis baru yang tajam. Dia juga menyebutkan bahwa krisis ini terjadi antara “beberapa saudara dan satu saudara”, dan “kesabaran ada batasnya.” (tasnim/alyoum7/rayalyoum)

Iran Sediakan Santapan Buka Puasa Ratusan Ribu Penduduk Palestina Di Jalur Gaza

Bersamaan dengan tibanya bulan suci Ramadhan, Iran telah menyatakan siap menyediakan santapan buka puasa untuk 250,000 penduduk di Jalur Gaza dengan dukungan lembaga Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran.

Kantor berita Iran, IRNA, dari Gaza Senin malam (29/5/2015) melaporkan bahwa penyediaan buka puasa itu akan dilakukan sampai satu bulan penuh, dan setiap harinya akan didistribusikan sebanyak 7,500 paket buka puasa.

Program ini dimulai dari kawasan Shujaiya yang hancur dan menjadi ajang pembantaian warga Palestina oleh pasukan Israel dalam perang Gaza tahun 2014.

Paket buka puasa itu terdiri atas nasi, daging sapi, daging ayam, ikan, sayuran, dan minuman yang akan disalurkan kepada fakir miskin, keluarga syuhada, para korban luka, tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, dan warga terlantar lainnya.

Menurut IRNA, program ini sudah dijalankan oleh Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran dalam beberapa tahun terakhir.

Jalur Gaza diblokade oleh Israel sejak sekira 10 tahun silam sehingga pengiriman komoditas ke kawasan ini menjadi sangat sulit. (irna)