Rangkuman Berita Timteng Sabtu 8 Desember 2018

korban kimia di aleppoJakarta, ICMES: Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan pihaknya memiliki bukti-bukti tak terbantahkan mengenai serangan bom kimia yang terjadi di Aleppo, Suriah, bulan lalu, dan menepis klaim  Amerika Serikat bahwa serangan kimia tidak terjadi di sana.

Sebanyak 33 warga Palestina terluka akibat serangan pasukan Zionis Israel pada peristiwa unjuk rasa yang digelar oleh warga di Jalur Gaza.

Arab Saudi tercatat telah melancarkan sedikitnya 28 serangan udara di berbagai kawasan di Yaman di tengah suasana perundingan damai Yaman di Swedia.

Berita selengkapnya:

Rusia Dan AS Saling Tuding Soal Dugaan Serangan Bom Kimia Di Suriah

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia menegaskan pihaknya memiliki bukti-bukti tak terbantahkan mengenai serangan bom kimia yang terjadi di Aleppo, Suriah, bulan lalu, dan menepis klaim  Amerika Serikat (AS) bahwa serangan kimia tidak terjadi di sana.

“Pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS tak lain adalah upaya pembenaran untuk para teroris yang aktif di Idlib dan orang-orang yang terkait dengan tim penyelamat gadungan “White Helmets” yang provokasinya telah memberatkan pihak Barat yang mensponsori mereka,” tegas Kemhan Rusia dalam statemennya, Jumat (7/12/2018).

Statemen itu menyatakan, “Pihak Rusia memiliki bukti-bukti kuat bahwa para teroris menggunakan bom mengandung zat kimia beracun terhadap warga sipil di Aleppo pada 24 November 2018.”

Kemhan Rusia menyatakan bahwa serangan ke kawasan permukiman di Aleppo itu menjatuhkan korban luka puluhan orang, termasuk anak-anak kecil.

Sebelumnya pada hari yang sama AS menuding Rusia dan Suriah pada bulan lalu sengaja membuat-buat insiden untuk merusak perjanjian gencatan senjata di Idlib.

Kemlu AS  dalam statemennya menegaskan bahwa pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, telah “secara salah menuduh oposisi dan kelompok ekstrimis melakukan serangan klorin” di barat laut Aleppo pada 24 November.

“AS membantah keras narasi ini dan memiliki informasi yang kredibel bahwa pasukan pro-rezim (Suriah) kemungkinan menggunakan gas air mata terhadap warga sipil,” tuding Kemlu AS.

Bulan lalu, lebih dari 100 orang terluka di Aleppo akibat serangan gas beracun di mana pemerintah Suriah dan Rusia menyalahkan kawanan bersenjata.

Seorang pejabat kesehatan di Aleppo saat itu menyatakan bahwa para korban mengalami kesulitan bernapas, radang mata, dan berbagai gejala lain yang menimbulkan kecurigaan akan adanya penggunaan gas klorin.

Kemlu AS mengklaim bahwa para pejabat pro-pemerintah Suriah telah mengendalikan lokasi serangan, “memungkinkan mereka untuk berpotensi membuat sampel dan mencemari situs sebelum penyelidikan yang tepat oleh Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW)”.

Kemlu AS menegaskan, “Kami memperingatkan Rusia dan rezim terhadap perusakan lokasi penyerangan yang dicurigai, dan mendesak mereka untuk menjaga keselamatan para inspektur independen yang tidak memihak sehingga mereka yang bertanggung jawab dapat dimintai pertanggungjawaban.”

Kemlu AS mengaku memiliki “informasi yang menunjukkan bahwa personel Rusia dan Suriah terlibat dalam insiden gas air mata, dan percaya bahwa kedua negara menggunakannya sebagai kesempatan untuk merusak kepercayaan kepada gencatan senjata di Idlib”.

Pada September lalu pemerintah Suriah dan kubu pemberontak telah mencapai kesepakatan gencatan senjata di Idlib yang membuat pasukan pemerintah urung melancarkan serangan secara besar-besaran ke kota di bagian barat laut Suriah tersebut. (rt/mee)

Serangan Pasukan Israel Lukai 33 Pengunjuk Rasa Palestina Di Gaza

Sebanyak 33 warga Palestina terluka akibat serangan pasukan Zionis Israel pada peristiwa unjuk rasa yang digelar oleh warga di Jalur Gaza, Jumat (7/12/2018).

Pada sore hari itu warga Palestina berbondong-bondong mendatangi posko-posko yang didirikan di bagian timur Jalur Gaza untuk aksi “Great March of Riturn” yang sudah memasuki Jumat ke-37 secara berturut-turut.

Aksi itu sendiri dilakukan demi meneriakkan hak para pengungsi Palestina pulang ke kampung halamannya, termasuk di wilayah Israel (Palestina pendudukan 1848), dan menuntut  pencabutan blokade Israel terhadap Jalur Gaza.

Penduduk Gaza kemarin menggelar aksinya usai mendirikan shalat Asar demi melanjutkan unjuk rasa damai yang mereka mulai pada 30 Maret lalu di dekat pagar perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel.

Aksi warga itu kemudian direspon oleh pasukan Zionis dengan tindak kekerasan berupa penembakan peluru dan gas air mata terhadap para pengunjuk rasa hingga menjatuhkan korban cidera 33 warga Palestina.

Selama sekian bulan “Great March of Riturn” sebanyak 247 warga Palestina gugur syahid akibat kekerasan pasukan Zionis, dan 11 jenazah di antaranya ditahan oleh pasukan Zionis dan tidak terdata dalam daftar Departemen Kesejatan Palestina. Selain itu, sebanyak 22,000 warga Palestina terluka dengan kondisi sekira 500 diantaranya kritis. (alalam)

Di Tengah Suasana Perundingan Damai, Saudi Lancarkan 33 Serangan Udara Di Yaman

Arab Saudi tercatat telah melancarkan sedikitnya 28 serangan udara di berbagai kawasan di Yaman pada Kamis lalu (6/12/2018), meskipun sebelumnya mengaku telah memerintahkan pasukannya agar menghentikan serangan di Yaman bersamaan dengan dimulainya perundingan damai Yaman di Swedia.

Sebagaimana dikutip saluran TV al-Masirah milik Ansarullah, Jumat (7/12/2018), juru bicara militer Yaman Jenderal Yahya Saree mengatakan, “Fakta bahwa pasukan koalisi dan tentara bayaran mereka masih melanjutkan agresi mereka terhadap Yaman pada hari pertama perundingan perdamaian di Swedia. Ini menunjukkan bahwa agresor tidak tertarik untuk mengadakan perdamaian dan mempersiapkan dasar untuk putaran kedua perundingan.”

Dia menyebutkan bahwa tiga orang perempuan terbunuh, dan banyak rumah hancur akibat serangan udara Saudi tersebut.

Demi membalas serangan itu, militer Yaman yang didukung para pejuang Ansarullah  (Houthi) menggempur lokasi konsentrasi tentara Saudi dan pasukan bayarannya di wilayah Jizan di bagian barat daya Saudi, Kamis.

Pembalasan itu dilakukan dengan melesakkan enam rudal jarak pendek Zelzal-1 buatan dalam negeri Yaman untuk menghamtam pasukan Saudi di Gunung Qais dan desa al-Laj di provinsi Jizan.

Laporan itu menambahkan bahwa setidaknya tiga pasukan koalisi pimpinan Saudi telah tewas dan dua lainnya terluka oleh bahan peledak yang ditanam pasukan Yaman di daerah Al-Nar Mount, Jizan.

Dalam laporan terpisah, al-Masirah menyebutkan bahwa tentara Yaman berhasil menembak jatuh satu unit nirawak pengintai milik pasukan koalisi di kawasan pantai provinsi Hudaydah di bagian barat Yaman.

Pada Kamis lalu juru bicara militer Yaman menyatakan bahwa sebanyak 28 personil pasukan bayaran Saudi tewas dan 64 lainnya terluka dalam konfrontasi dengan pasukan Yaman di wilayah Damt di provinsi Dali ‘ di bagian selatan Yaman.

Eskalasi itu terjadi ketika Martin Griffiths, utusan khusus PBB untuk Yaman, mengatakan kepada wartawan bahwa pihak-pihak yang bertikai bersedia bekerja menuju de-eskalasi krisis.

Perundingan damai antara gerakan Ansarullah dan koalisi militer yang dipimpin Saudi dibuka pada Kamis lalu di Rimbo, sebuah daerah pedesaan sekitar 60 kilometer utara Stockholm, Swedia.

Seorang pejabat PBB mengatakan pada wartawan bahwa perundingan itu diperkirakan akan berlangsung selama satu minggu,.

Perundingan ini merupakan yang pertama kalinya kedua pihak yang berseteru secara resmi  bertemu sejak tahun 2016, ketika lebih dari 100 hari negosiasi di Kuwait tidak menghasilkan terobosan untuk meredakan perang Yaman. (presstv)