Rangkuman Berita Timteng Sabtu 28 Oktober 2017

rudal anti serangan udaraJakarta, ICMES: Kelompok Ansarullah (Houthi) mengaku berhasil merontokkan satu unit jet tempur pasukan koalisi Arab di Sanaa, ibu kota Yaman, Jumat (27/10/2017), namun belum ada tanggapan dari pihak koalisi pimpinan Arab Saudi tersebut.

Mantan Perdana Menteri Qatar Hamad Bin Jasim mengungkap peran negaranya dalam memberikan dukungan militer kepada kelompok-kelompok militan pemberontak dan teroris, termasuk Jabhat al-Nusra (Al-Qaeda) di Suriah melalui Turki dan dengan koordinasi tentara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain serta mandat dari Arab Saudi.

Kemlu Irak menyatakan heran terhadap pernyaan juru bicara Kemlu Amerika Serikat Heather Nauert yang menyebut wakil ketua pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis sebagai teroris.

Wakil ketua gerakan Hamas di Jalur Gaza, Khalil Al-Hayya, menyatakan Rezim Zionis Israel bertanggungjawab atas upaya pembunuhan kepala badan keamanan internal Jalur Gaza, Tawfiq Abu Naim.

Berita Selengkapnya:

Ansarullah Tembak Jatuh Jet Tempur Koalisi Arab

Kelompok Ansarullah (Houthi) mengaku berhasil merontokkan satu unit jet tempur pasukan koalisi Arab di Sanaa, ibu kota Yaman, Jumat (27/10/2017), namun belum ada tanggapan dari pihak koalisi pimpinan Arab Saudi tersebut.

Pernyataan Ansarullah ini disusul dengan statemen angkatan udara Yaman yang pro-Ansarullah bahwa pihaknya akan mengubah perimbangan kekuatan setelah berhasil menjatuhkan jet tempur jenis Typhoon buatan Amerika Serikat di Sanaa.

“Jet tempur jenis Typhoon milik Saudi telah tertembak jatuh beberapa jam setelah pernyataan Bin Salman (Putera Mahkota merangkap Menhan Saudi). Perpanjangan angan-angan para agresor itu tidak berguna bagi Kerajaan (Saudi),” ungkap Mayjen Ibrahim al-Shami kepada saluran TV Al-Masirah milik Ansarullah, Jumat malam.

Dia menambahkan, “Perimbangan di udara sudah hampir berubah, janji pimpinan revolusi hendaknya ditangkap oleh musuh dengan serius, dan Yaman memiliki kemampuan untuk mengembangkan pertahanan udara.”

Dia berjanji akan membuat “kejutan-kejutan” bagi koalisi Arab selagi agresi terhadap Yaman masih berlanjut.

Kantor berita Yaman, Saba, dalam breakingnews-nya juga melaporkan bahwa pertahanan udara Ansarullah “telah menjatuhkan jet tempur musuh.”

Tanpa menyebutkan nama sumbernya, Saba menambahkan bahwa jet tempur Typhoon telah dirontok diterjang rudal darat ke udara di wilayah Nahum di utara Sanaa.

Ansarallah tidak menunjukkan foto serpihan jet tempur itu dan tidak pula menyebutkan bagaimana nasib pilotnya, sementara pihak koalisi Arab juga tidak atau belum menanggapi klaim tersebut. (rayalyoum/rt)

Mantan PM Qatar Beberkan Keterlibatan Negaranya, Saudi, Dan AS Dalam Terorisme Di Suriah

Mantan Perdana Menteri Qatar Hamad Bin Jasim mengungkap peran negaranya dalam memberikan dukungan militer kepada kelompok-kelompok militan pemberontak dan teroris, termasuk Jabhat al-Nusra (Al-Qaeda) di Suriah melalui Turki dan dengan koordinasi tentara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain serta mandat dari Arab Saudi.

Hamad mengatakan bahwa Arab Saudi telah melimpahkan kepada Qatar perkara krisis Suriah, dan ketika itu Qatar memiliki “alasan yang komplit untuk menerima” mandat Saudi.

Hamad yang juga pernah menjabat Menteri Luar Negeri Qatar ini menjelaskan bahwa Doha memberikan dukungan militer kepada kelompok-kelompok bersenjata di Suriah dengan melewati wilayah Turki dan dengan koordinasi AS.

“Segala sesuatunya telah dikirim dan didistribukan melalui pasukan AS, Turki, dan Saudi,” ungkapnya dalam sebuah acara TV Qatar.

Dia juga mengakui bantuan militer itu juga sampai ke tangan kelompok teroris Jabhat al-Nusra yang merupakan cabang jaringan teroris al-Qaeda di Suriah.

“Ketika ada yang mengatakan bahwa Al-Nusra merupakan kelompok yang tak dapat terima, baru dukungan untuk al-Nusra dihentikan, dan fokusnya adalah pembebasan Suriah,” lanjut Hamad.

Menurutnya, Kerajaan Arab Saudi telah mengubah sikapnya terkait dengan kebertahanan Bashar Assad sebagai presiden Suriah. Hamad menyalahkan Riyadh karena tidak memberitahu Doha ihwal perubahan sikap ini.

“Padahal kalian semula bersama kami di satu kubu,” kecamnya terhadap Saudi. (rayalyoum/alalam)

AS Sebut Pemimpin Al-Hashd Al-Shaabi Teroris, Ini Tanggapan Menlu Irak

Kemlu Irak menyatakan heran terhadap pernyaan juru bicara Kemlu Amerika Serikat Heather Nauert yang menyebut wakil ketua pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis sebagai teroris.

Jubir Kemlu Irak, Ahmad Mahjub, Jumat (27/10/2017), menyatakan, “Kami menegaskan bahwa al-Hashd al-Shaabi adalah bagian yang tak terpisahkan dari pasukan Irak yang bekerja sesuai instruksi panglima tertinggi angkatan bersenjata (perdana menteri). Relawan ini berjuang dengan gagah berani di sisi pasukan-pasukan yang lain. Al-Muhandis adalah wakil kelompok pejuang yang diakui oleh parlemen dan telah memberikan pengorbanan yang besar dalam perang Irak melawan teroris.”

Dia menambahkan, “Kami menolak pernyataan (jubir Kemlu AS) itu, tapi di saat yang sama kami juga mengingat dukungan AS dalam perang yang diikuti oleh seluruh anak bangsa Irak ini, termasuk para tokoh al-Hashd al-Shaabi. Kami juga mengimbau Kemlu AS agar meninjau pernyataan yang tak sesuai dengan realitas ini.”

Sehari sebelumnya, Heather Nauert dalam jumpa pers saat menjawab pernyataan mengenai peranan al-Muhandis dalam perang di Kirkuk belakangan ini mengatakan, “Ini adalah sosok teroris, inilah apa yang dapat kami katakan dewasa ini.”

Al-Muhandis menjadi buronan pengadilan Kuwait dan AS serta Interpol dengan tuduhan terlibat dalam peledakan Kedubes AS dan Perancis di Kuwait pada Desember 1983 yang telah menewaskan enam orang dan melukai 80 orang lainnya.

Hasil penyelidikan gabungan otorita Kuwait dan AS saat itu menyatakan al-Muhandis terlibat dalam kasus itu bersama 17 rekannya dalam Partai Al-Dakwah Irak yang dipimpin oleh Nouri al-Maliki dan tempat Perdana Menteri Haider Abadi berasal.

Otoritas Kuwait menvonis al-Muhandis dan belasan rekannya itu dengan hukuman mati, namun dia lari ke Iran, negara yang sampai sekarang masih menjadi sekutu Partai al-Dakwah. (rt/rayalyoum)

Hamas Tuding Israel Berusaha Meneror Petinggi Keamanan Gaza

Wakil ketua gerakan Hamas di Jalur Gaza, Khalil Al-Hayya, menyatakan Rezim Zionis Israel bertanggungjawab atas upaya pembunuhan kepala badan keamanan internal Jalur Gaza, Tawfiq Abu Naim.

“Tak ada yang diuntungkan oleh upaya pembunuhan ini kecuali rezim pendudukan Israel dan para kroninya yang terusik oleh iklim rekonsiliasi Palestina,”ungkap Al-Hayaa kepada wartawan saat menjenguk Abu Naim yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, Jumat (27/10/2017).

Dia menambahkan bahwa Israel tidak menghendaki stabilitas Gaza dan ketentraman penduduk wilayah ini sehingga berusaha menciptakan kekacauan dan mengusik suasana rekonsiliasi. Menurutnya, upaya pembunuhan terhadap Abu Naim akan berlanjut, namun keamanan akan tetap stabil, dan Hamas tetap berada di garis rekonsiliasi dan upaya persatuan nasional Palestina.

Sebelumnya di hari yang sama Kemendagri Palestina di Gaza melaporkan bahwa Abu Naim selamat dari pembunuhan yang dilakukan dengan peledakan terhadap mobilnya pada Jumat siang di kamp al-Nusairat, Gaza, hingga dia menderita luka sedang. Belum ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas serangan ini.

Sumber keamanan yang meminta identitasnya dirahasiakan menyatakan bahwa ledakan di mobil Abu Naim terjadi setelah dia shalat Jumat di sebuah masjid di pusat kota Gaza. Pasukan keamanan Hamas segera menyebar di lokasi kejadian dan melakukan penyelidikan.

Abu Naim pernah menjalani vonis hukuman penjara seumur hidup yang dijatuhkan oleh Israel sejak tahun 1989 dengan sejumlah tuduhan antara lain mendirikan Brigade Ezzeddin al-Qassam, sayap militer Hamas.

Dia kemudian dibebaskan sesuai perjanjian pertukaran tawanan yang dijalin Hamas dengan Israel pada tahun 2011. (rayalyoum)