Rangkuman Berita Timteng Sabtu 25 Agutus 2018

pemboman yaman oleh Saudi-UEAJakarta, ICMES: Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Lebanon mengingatkan masyarakat dunia bahwa darah para siswa korban serangan udara pasukan koalisi Arab di Hudaydah, Yaman, masih belum kering, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dukungan Amerika Serikat (AS) ini malah membuat tragedi pembantaian baru yang merenggut nyawa puluhan anak kecil dan kaum perempuan.

Militer Israel yang dinama Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedemikian serius menyorot Hizbullah Lebanon sebagai musuh besarnya sehingga membuat lokasi-lokasi latihan perang di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan berupa duplikat desa-desa di Lebanon selatan.

Wakil Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia memastikan bahwa sisa-sisa anggota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih terus menerima dana dan pasokan senjata dari luar.

Sekira 190 orang Palestina terluka, 50-an di antaranya terkena peluru tajam, akibat serangan pasukan Israel terhadap massa Palestina yang pada Jumat kemarin (25/8/2018) kembali menggelar aksi “Masirat al-Awdah” atau “Great March of Riturn”.

Berita selengkapnya;

Hizbullah Kecam Kebungkaman Dunia Atas Kejahatan Saudi Dan Sekutunya Di Yaman

Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Lebanon mengingatkan masyarakat dunia bahwa darah para siswa korban serangan udara pasukan koalisi Arab di Hudaydah, Yaman, masih belum kering, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dukungan Amerika Serikat (AS) ini malah membuat tragedi pembantaian baru yang merenggut nyawa puluhan anak kecil dan kaum perempuan.

Seperti pernah diberitakan, jet tempur koalisi Arab telah menyerang sebuah mobil yang mengangkut banyak anak kecil dan kaum perempuan yang baru dievakuasi dari keterkucilan di daerah al-Kau’i di distrik al-Duraihimi, provinsi Hudaydah. Serangan ini menggugurkan 22 anak kecil dan empat orang perempuan serta melukai beberapa lainnya.

Hizbullah dalam statemennya yang dirilis  Jumat (24/8/2018) kemudian menyayangkan kebungkaman khalayak internasional atas tragedi demi tragedi yang terjadi di Yaman tersebut.

“Belum kering darah para siswa di Hudaydah, Saudi-AS malah membuat tragedi baru dengan korban puluhan anak kecil dan perempuan hingga jasad mereka berserakan di tanah Yaman yang tergenang darah orang-orang tertindas, sementara khalayak internasional bungkam, mencurigakan, dan cukup dengan hanya menghitung jumlah korban dan kerugian,” ungkap Hizbullah.

Hizbullah menambahkan, “Apa yang dilakukan aliansi Saudi-AS berupa pembantaian anak kecil dan kaum perempuan, penghancuran gedung-gedung sekolah, rumah sakit, pasar, dan situs-situ sejarah di Yaman merupakan kejahatan perang yang jelas ditentang oleh setiap orang mulia dan merdeka di dunia.”

Hizbullah kemudian mengimbau kepada seluruh khalayak dunia agar segera mengakhiri kebungkamannya dan mengambil sikap tegas “agar tidak justru andil dalam kejahatan kontemporer ini.”

Di bagian akhir, Hizbullah memastikan bahwa darah-darah orang-orang tak berdosa di Yaman pada akhirnya akan terbalas dan bangsa Yaman akan menang atas pihak-pihak yang bengis terhadap mereka. (alalam)

Sedemikian Serius Menyorot Hizbullah, Ini Yang Dilakukan Militer Israel Di Golan

Militer Israel yang dinama Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedemikian serius menyorot Hizbullah Lebanon sebagai musuh besarnya sehingga membuat lokasi-lokasi latihan perang di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan berupa duplikat desa-desa di Lebanon selatan.

lsrael Hayom (IH), koran Israel berbahasa Ibrani, Rabu lalu (23/8/2018), saat melaporkan hal itu menyebutkan bahwa desa-desa tiruan itu dibuat karena, menurut data-data yang dimiliki IDF, di desa-desa yang ditiru itu terdapat markas-markas pasukan Hizbullah.

IH menambahkan bahwa desa-desa yang ditiru itu terletak di wilayah perbatasan Lebanon-Israel, dan replikanya sudah selesai dibangun oleh IDF dengan bangunan-bangunan antara lain rumah-rumah tiga lantai serta beberapa pasar dan masjid. Selain itu dalam replika yang dinamai “Desa-Desa Hizbullah” itu juga terdapat terowongan-terowongan serta basis-basis penyerangan.

Menurut IH, dengan membangun replika itu IDF praktis akan dapat berlatih secara lebih spesifik dan matang dalam menghadapi perang melawan Hizbullah di masa mendatang.

Ben Paul, perwira Israel berpangkat kolonel, berkomentar, “Pelatihan di Desa-Desa Hizbullah akan membuat tentara dapat lebih mengenal medan pertempuran, karena sepenuhnya sesuai dengan apa yang akan mereka hadapi dalam perang melawan Hizbullah di masa mendatang.” (alalam)

Sisa ISIS Di Suriah Masih Mendapat Suplai Dana Dan Senjata Dari Luar

Wakil Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia memastikan bahwa sisa-sisa anggota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih terus menerima dana dan pasokan senjata dari luar.

“Bukti masih menumpuk bahwa senjata terus diselundupkan (ke ISIS di Suriah) dari luar, termasuk melalui organisasi semi-legal atau bahkan di bawah perlindungan layanan keamanan dari negara lain,” kata Nebenzia kepada PBB pada hari Kamis lalu (23/8/2018).

Dia mengatakan Moskow berharap dapat memiliki “diskusi yang bermakna” mengenai upaya mengakhiri praktik jahat ini dalam konferensi internasional mengenai perang terhadap perdagangan gelap senjata yang akan diselenggarakan di Moskow pada 3-4 September mendatang.

“Selain itu, IS (ISIS) terus menerima dana dari sponsor luar, bertindak di bawah kedok dana amal, organisasi keagamaan dan struktur non-pemerintah lainnya,” lanjut Nebenzia.

Menurutnya, meski ISIS sudah kehilangan pijakannya dan sumber penghasilan utamanyapun lumpuh karena tentara Suriah kembali menguasai sebagian besar wilayah negara ini, namun kelompok teroris berfaham Salafi/Wahabi itu masih terus merepresentasikan ancaman yang cukup besar.

Dia mengingatkan, “Militan IS (ISIS) sering menyeret anak di bawah umur untuk melakukan aksi teror, termasuk anak-anak remaja dari usia 12 tahun. Sangat mungkin frekuensi serangan teroris, terutama di daerah Idlib, dapat meningkat.” (rt)

Beraksi Lagi Di Hari Jumat, Ratusan Penduduk Gaza Luka Diserang Israel

Departemen Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan bahwa sekira 190 orang Palestina terluka, 50-an di antaranya terkena peluru tajam, akibat serangan pasukan Israel terhadap massa Palestina yang pada Jumat kemarin (25/8/2018) kembali menggelar aksi “Masirat al-Awdah” atau “Great March of Riturn”, yaitu aksi yang sudah berjalan setiap hari Jumat sejak akhir Maret lalu di dekat perbatasan Gaza-Israel (Palestina pendudukan 1948).

Jubir Departemen Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf al-Qudrah dalam siaran persnya menyebutkan, “Total korban luka 189 orang akibat peluru dan gas air mata pasukan pendudukan Israel, dan di antara para korban itu sebanyak 50 orang, termasuk 10 anak kecil dan 2 perempuan, terluka akibat peluru tajam.”

Sebanyak ribuan warga Palestina berpartisipasi dalam aksi kemarin yang tercatat sebagai aksi Great March of Riturn pada hari Jumat yang ke-22. Aksi ini merupakan unjuk rasa yang menuntut penegakan hak seluruh pengungsi Palestina untuk kembali ke kampung halaman mereka dan diakhirnya blokade Israel terhadap Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama lebih dari dua dekade.

Meskipun jumlah korban luka mencapai ratusan orang, namun insiden yang terjadi kemarin tergolong paling minim kekerasan karena tidak sampai jatuh korban jiwa seperti biasannya.

Wartawan AFP di lokasi mengaku tidak melihat bom balon yang biasanya diterbangkan oleh massa Palestina, namun melihat layang-layang diterbangkan dalam jumlah terbatas tanpa disertai api dan minyak.

Selain itu, berbeda dengan hari-hari Jumat sebelumnya, pasukan Israel menembakkan peluru ke angkasa beberapa kali sebelum ke arah massa Palestina yang mendekati pagar perbatasan.

Panitia Great March of Riturn menegaskan bahwa  aksi ini akan terus berlangsung.

Tokoh Hamas Khalil al-Hayyah menjelaskan bahwa tensi ketegangan dalam aksi itu memang dikurangi “demi memberi kesempatan bagi perundingan di Kairo” untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Seorang pejabat Hamas lainnya mengatakan bahwa delegasi Hamas dari Gaza akan bertolak ke Kairo pada Ahad dan Senin mendatang untuk memulai lagi perundingan secara tidak langsung dengan Israel guna “memantapkan gencatan senjata berbalas pencabutan blokade Israel, pembukaan pintu-pintu perbatasan, dan pemulihan pembangunan Jalur Gaza.” (raialyoum)