Rangkuman Berita Timteng, Sabtu 20 Mei 2017

trump di pesawatJakarta, ICMES: Pasukan Yaman telah melesatkan rudal balistik canggih jenis Burkan-2 buatan dalam negeri terhadap Riyadh, ibu kota Arab Saudi,  Jumat malam (19/5/2017). Serangan ini dilakukan bersamaan dengan berbagai persiapan di Riyadh untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sekretariat Brigade Sayyid al-Syuhada di Suriah, Jumat (19/5/2017), merilis statemen mengenai serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap brigade pro-pemerintah Suriah ini. Bersamaan dengan ini pemerintah Rusia mengecam serangan udara tersebut.

Pakar urusan Arab Saudi Simon Henderson dalam sebuah artikelnya yang dimuat di situs Washington Institute for Near East Policy, Amerika Serikat (AS), menyinggung keinginan Saudi  di balik “pertemuan puncak Islam” yang akan diselenggarakan di Riyadh, ibu kota Saudi, bersamaan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke negara ini.

Sedikitnya 141 orang yang sebagian besar di antaranya tentara loyalis panglima tertinggi pasukan ini, Khalifa Haftar, di Libya tewas dalam serangan di sebuah pangkalan udara selatan.  Demikian dikatakan oleh juru bicara pasukan ini, Ahmad al-Mesmari.

Berita selengkapnya;

Trump Berangkat Ke Saudi, Pasukan Yaman Merudal Riyadh

Pasukan Yaman telah melesatkan rudal balistik canggih jenis Burkan-2 buatan dalam negeri terhadap Riyadh, ibu kota Arab Saudi,  Jumat malam (19/5/2017). Demikian dinyatakan sumber militer Yaman.

Serangan rudal balistik ini tercatat yang ketiga kalinya dilesatkan ke Riyadh selama ini oleh pasukanYaman, dan kali ini dilakukan bersamaan dengan berbagai persiapan di Riyadh untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hari ini, Sabtu (20/5/2017).

Juru bicara resmi militer Yaman menyatakan rudal itu mencapai Riyadh dan menjadi pesan jelas dan penting bahwa Yaman masih siap dan solid melakukan perlawanan terhadap agresi militer Saudi dan sekutunya terhadap Yaman.

Di pihak lain, otoritas Saudi Sabtu dini hari mengaku berhasil merontokkan rudal tersebut di sebuah kawasan tak berpenduduk di selatan Riyadh.  Saudi juga menyatakan rudal itu diluncurkan oleh pasukan Houthi (Ansarullah) dari arah Sanaa, ibu kota Yaman.

Rudal jenis yang sama pertama kali dilesatkan oleh pasukan Yaman dengan sasaran sebuah pangkalan militer Saudi di bagian barat Riyadh pada Februari lalu.

Sedangkan serangan rudal kedua ditembakkan pada 18 Maret lalu dengan sasaran pangkalan udara King Salman di Riyadh bersamaan dengan pulangnya Raja Salman dari safarinya ke beberapa negara dunia.

Trump dilaporkan telah berangkat dari Pangkalan udara militer Andrews di pinggiran Washington, AS, dengan menggunakan pesawat Air Force One. Kepergian Trump ini menjadi safarinya yang pertama ke luar negeri sejak menjabat sebagai presiden AS.

Selama di Riyadh dia akan menghadiri tiga acara besar berupa pertemuan dengan pejabat Saudi, pertemuan terpisah dengan para pemimpin dari enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dan makan siang dengan para pemimpin Arab dan Muslim yang 56 di antaranya telah mendapat undangan.

Dari Riyadh dia akan melanjutkan perjalanan ke Baitul Maqdis (Yerussalem) dan Bethlehem, Palestina pendudukan,  kemudian ke Roma, Brussel dan berakhir di Sicilia.

Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa dalam kunjungannya ke Saudi Trump akan memotivasi negara-negara Arab Teluk agar membentuk pasukan koalisi semisal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). (almasirah/timesofisrael/alarabiya/fna)

Milisi Pro-Pemerintah Suriah Tegaskan Akan Terus Melawan AS

Sekretariat Brigade Sayyid al-Syuhada di Suriah, Jumat (19/5/2017), merilis statemen mengenai serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap brigade pro-pemerintah Suriah ini. Bersamaan dengan ini pemerintah Rusia mengecam serangan udara tersebut.

Kelompok milisi ini menegaskan bahwa AS telah menyerang dengan beberapa rudal semata-mata demi membalaskan kekalahan demi kekalahan yang diderita oleh gerombolan teroris ISIS.  Mereka menegaskan bahwa pejuang Suriah akan terus melawan agresi AS.

Brigade ini menyatakan satu orang telah gugur, enam lainnya luka-luka akibat serangan tersebut, dan beberapa peralatan berat rusak.

“Tapi kerugian yang lebih besar ialah pasukan pendudukan itu kembali masuk dari jendela setelah kami usir dari pintu…Namun kami di Brigade Sayyid al-Syuhada tidak akan goyah dari pendirian kami menolak pendudukan  dan siapapun yang bersamanya,” tegas statemen itu.

Seperti pernah diberitakan, AS telah melancarkan serangan udara terhadap milisi pendukung pemerintah Suriah, Kamis (18/5/2017), dengan dalih mereka berpotensi mengancam pasukan AS dan kelompok-kelompok bersenjata dukungan AS di selatan Suriah.

Brigade Sayyid al-Syuhada diserang ketika bergerak ke arah pangkalanal-Tanf diwilayah perbatasan Suriah – Yordania. Di situ milisi ini bentrok dengan pasukan pemberontak Suriah hingga kemudian beberapa jet tempur AS datang menyerang milisi ini.

Menlu Rusia Sergey Lavrov mengecam serangan udara AS itu dan menganggapnya sebagai tindakan ilegal.

Dia menegaskan bahwa apapun alasan yang dinyatakan militer AS serangan ini tetap ilegal dan merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.

“Washington berusaha membenarkan serangan udara ini dan mengklaim seolah tentara Suriah mengancam para pemberontak bersenjata yang bekerjasama dengan AS di Yordania ,” kecam Lavrov.  Dia juga menegaskan bahwa Rusia akan menyelidiki kasus ini untuk mendapatkan data lebih banyak tentang ini. (rayalyoum/irna)

Henderson: Saudi Jajaki Sentimen Negara-Negara Arab Dan Islam Terhadap Iran

Pakar urusan Arab Saudi Simon Henderson dalam sebuah artikelnya yang dimuat di situs Washington Institute for Near East Policy, Amerika Serikat (AS), menyinggung keinginan Saudi  di balik “pertemuan puncak Islam” yang akan diselenggarakan di Riyadh, ibu kota Saudi, bersamaan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke negara ini.

Henderson menilai Saudi bermaksud menjadikan pertemuan itu sebagai momen untuk menjajaki tingkat penolakan umat  Muslim Sunni terhadap umat Muslim Syiah Iran yang dikenal revolusioner.

Pakar ini berpendapat bahwa beberapa pemimpin negara Islam,  termasuk Presiden Pakistan Nawaz Sharif, yang akan menghadiri pertemuan itu kemungkinan besar tidak akan sejalan dengan sentimen Saudi terhadap Iran. Menurutnya, Pakistan berusaha bersikap netral terhadap Iran, mengingat kerawanan situasi di perbatasan kedua negara.

Selain itu, Presiden Irak Fuad Masum yang akan menghadiri pertemuan itu tidak mungkin masuk ke dalam kubu yang frontal terhadap Iran, sementara Sultan Qaboos dari Oman kecil sekali kemungklinan akan menghadiri pertemuan itu, mengingat Oman mengeluhkan serangan Saudi terhadap Yaman.

Henderson juga menyebutkan nama Presiden Sudan Omar al-Bashir. Menurutnya, kehadiran al-Bashir bisa jadi akan menjadi persoalan paling kontrovesial dan bermasalah bagi AS karena al-Bashir adalah orang  didakwa oleh Pengadilan Kejahatan Perang sebagai pelaku genosida.

Mengenai konflik Palestina-Israel, dia menyatakan sebagian negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) kemungkinan akan memberikan isyarat-isyarat mengenai normalisasi hubungan dengan Israel, apalagi negara-negara ini sudah lama bermain mata dengan Israel, menjalin hubungan dagang secara terbuka dengan Israel, dan memperkenankan jet-jet tempur rezim ilegal Zionis ini melesat di angkasa negara-negara GCC.  (rayalyoum)

Pangkalan Udara Diserang Di Libya, 141 Orang Tewas

Sedikitnya 141 orang yang sebagian besar di antaranya tentara loyalis panglima tertinggi pasukan ini, Khalifa Haftar, di Libya tewas dalam serangan di sebuah pangkalan udara selatan.  Demikian dikatakan oleh juru bicara pasukan ini, Ahmad al-Mesmari,  Jumat (19/5/2017).

Dia menjelaskan bahwa di antara para korban serangan dari pasukan rival ini juga terdapat warga sipil yang bekerja di pangkalan udara Brak al-Shati atau daerah sekitarnya.

Utusan PBB untuk Libya Martin Kobler mengutuk serangan milisi tersebut, dan menduga serangan itu dilakukan pasukan rival.

Dia mengingatkan bahwa jika laporan itu benar, maka “serangan tak beralasan  terhadappangkalan udara Buraq al-Shati” itu bisa menjadi kejahatan perang dan dapat dituntut oleh Pengadilan Kriminal Internasional.

Tentara Libya loyalis parlemen yang berbasis di timur, berjanji akan memberikan “respon “kuat” untuk serangan itu. Mereka meyakini serangan oleh milisi dari bagian barat negara ini.

Libya terpurukke dalam kekacauan setelah terjadi perang saudara pada tahun 2011 yang menggulingkan dan membunuh Presiden  Moammar Gaddafi. Negara kaya minyak ini sekarang dibagi antara  pemerintah dan milisi. (alarabiya)