Rangkuman Berita Timteng Rabu 19 Desember 2018

UNIFIL3Jakarta, ICMES: Dewan Keamanan PBB akan menggelar sidang untuk membahas penemuan terowongan lintas perbatasan Israel-Lebanon yang oleh Israel diklaim telah digali oleh kelompok Hizbullah.

Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengkonfirmasi keberadaan empat terowongan tersebut.

Kontak senjata sporadis dilaporkan terjadi di kota barat Yaman, Hudaydah, hanya beberapa jam setelah pemberlakuan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi PBB.

Iran, Rusia dan Turki sepakat untuk meningkatkan upaya penyelenggaraan sesi pertama Komite Konstitusi Suriah yang disponsori PBB awal tahun depan demi mengupayakan proses perdamaian di  Suriah.

Berita selengkapnya:

Dewan Keamanan PBB Akan Sidangkan Masalah Terowongan Hizbullah

Dewan Keamanan PBB hari ini, Rabu (19/12/2018), akan menggelar sidang untuk membahas penemuan terowongan lintas perbatasan Israel-Lebanon yang oleh Israel diklaim telah digali oleh kelompok Hizbullah. Demikian dikatakan oleh utusan Israel untuk PBB, Danny Danon, Selasa (18/12/2018).

Sidang itu diminta oleh Israel dan Amerika Serikat (AS), dan akan dimulai pada hari Rabu pukul 10 pagi waktu setempat.

Israel sejauh ini mengaku telah menemukan empat terowongan yang menyeberang dari Lebanon ke Israel, dan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL telah mengkonfirmasi keberadaan empat terowongan itu sembari menyebutnya melanggar resolusi PBB 1701 yang dirilis pada akhir Perang Lebanon Kedua tahun 2006.

Danny Danon dalam sebuah pernyataannya menegaskan, “Sudah saatnya Dewan Keamanan menggunakan segala cara untuk melawan infrastruktur terorisme Hizbullah, yang terus mendapatkan kekuatan di bawah pemerintah Lebanon.”

Israel sejak beberapa tahun lalu menuding Hizbullah melanggar Resolusi 1701 dengan melakukan kegiatan militer di sepanjang perbatasan.

Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri dalam pertemuan dengan Komandan UNIFIL Mayjen Stefano Del Col Senin lalu mengatakan kepadanya bahwa Beirut tetap berkomitmen mematuhi Resolusi PBB 1701.

Militer Israel mengaku yakin terowongan itu hendak digunakan oleh Hizbullah sebagai komponen kejutan untuk serangan pembukaan dalam perang di masa mendatang, dan untuk memasukkan puluhan atau ratusan militan masuk ke Israel, bersama dengan infiltrasi massal operasi di atas tanah dan peluncuran roket, rudal, dan mortir ke Israel utara. (mm/raialyoum/timesofisrael)

PBB Konfirmasi Keberadaan Empat Terowongan Hizbullah Di Perbatasan Lebanon-Israel

Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengkonfirmasi keberadaan empat terowongan yang dilaporkan telah ditemukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di sepanjang perbatasan antara Israel (Palestina pendudukan  1948) dan Lebanon.

“Berdasarkan penilaian independen PBB, pasukan penjaga perdamaian sejauh ini telah mengkonfirmasi keberadaan keempat terowongan yang dekat dengan Jalur Biru di Israel Utara,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada watrawan, Senin (17/12/2018), dengan mengacu pada garis demarkasi PBB antara Israel dan Libanon.

“UNIFIL pada tahap ini dapat mengkonfirmasi bahwa dua dari terowongan melewati Garis Biru,” imbuhnya.

Dujarric menekankan bahwa keberadaan terowongan lintas perbatasan itu merupakan “masalah yang sangat memprihatinkan,” dan karena itu UNIFIL mendesak pemerintah Libanon agar menyikapi pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menyerukan kedua belah pihak agar menghormati Garis Biru dan menerapkan penghentian permusuhan secara total.

Pekan lalu IDF mengaku telah menemukan terowongan lintas batas keempat yang digali Hizbullah untuk menyusup dari Libanon selatan ke Israel.

Pada akhir November, tentara Israel melancarkan operasi bersandi Perisai Utara untuk mencari dan mengatasi terowongan yang digali Hizbullah.

Israel memandang keberadaan Hizbullah yang didukung Iran di Libanon dan Suriah sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.( sputnik/aljazeera)

Kontak Senjata Sporadis Terjadi Di Hudaydah

Kontak senjata sporadis dilaporkan terjadi di kota barat Yaman, Hudaydah, hanya beberapa jam setelah pemberlakuan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi PBB antara kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) dan pasukan loyalis pemerintahan Abd Rabbuh Mansour Hadi.

Warga Hudaydah mengatakan bahwa pertempuran terjadi pada hari Selasa (18/12/2018) sejak pukul 12:00 GMT, dan suara tembakan sporadis terdengar di beberapa kawasan.

“Situasinya tenang, tetapi penting untuk diingat bahwa bahkan pada hari biasa Anda dapat mendengar suara tembakan,” kata Salem Jaffer Baobaid, wakil direktur Islamic Relief di Hudaydah.

Setelah seminggu berunding  di kota, Rimbo, Swedia, antara delegasi Ansarullah dan delegasi Mansour Hadi yang didukung alinasi Arab Saudi-Uni Emirat Arab, Mansour Hadi setuju menarik mundur pasukannya dari Hudaydah serta mengizinkan pengerahan pasukan netral yang diawasi PBB dan pengadaann koridor kemanusiaan.

Baobaid mengatakan bahwa penduduk setempat berharap gencatan senjata terus berlangsung.

“Situasi kemanusiaan luar biasa buruk. Sebagian besar orang tidak tahu di mana mereka akan mendapatkan makanan berikutnya dan jumlah orang yang kekurangan gizi sangat tinggi,” katanya.

Dia menambahkan, “Perempuan tidak bisa menghasilkan susu untuk anak-anak mereka. Orang-orang sekarat setiap hari. Situasi kemanusiaan sangat buruk dan penduduk di sini membutuhkan bantuan mendesak.”

Wartawan al-Alam melaporkan bahwa kubu Mansour Hadi melanggar gencatan senjata dengan melepaskan tembakan ke desa al-Zaafaran di kawasan kilometer 16, Hudaydah, dan Ansarullah telah menggagalkan upaya pasukan Mansour Hadi merayap ke bagian barat daya His di pesisir barat Yaman.  (aljazeera/alalam)

Iran, Turki, Dan Rusia Sepakat Upayakan Penyelenggaraan Sidang Komite Konstitusi Suriah

Iran, Rusia dan Turki sepakat untuk meningkatkan upaya penyelenggaraan sesi pertama Komite Konstitusi Suriah yang disponsori PBB awal tahun depan demi mengupayakan proses perdamaian yang layak untuk meredakan konflik sudah tujuh tahun mendera Suriah.

Hal ini dinyatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pernyataan bersama yang dia bacakan setelah bertemu dengan sejawatnya dari Iran Mohammad Javad Zarif dan dari Turki dan Mevlut Cavusoglu, serta Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura di Jenewa, Swiss, Selasa (18/12/2018).

Lavrov mengatakan lembaga baru itu “harus diatur oleh rasa kompromi dan keterlibatan yang konstruktif. ”

Dia menilai pertemuan itu sebagai hal yang sangat positif, dan menekankan bahwa Moskow, Teheran, dan Ankara berkomitmen terhadap kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial Suriah.

Lavrov menambahkan bahwa ketiga negara ini mendukung dimulainya proses politik Suriah untuk penyusunan konstitusi yang inklusif di negara ini.

Dalam pernyataan terpisah, de Mistura mengatakan bahwa “diperlukan upaya lebih banyak” untuk memastikan komite konstitusi yang andal dan seimbang untuk Suriah.

Dia mengaku akan memberi keterangan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres mengenai hasil pembicaraan di Jenewa pada hari Rabu, dan di Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis.

De Mistura yang akan selesai tugasnya pada 31 Desember mendatang berharap karyanya akan menjadi acuan kerja penggantinya Geir Pedersen agar “fokus pada aspek politik murni” untuk mengakhiri krisis Suriah.

Komite konstitusional Suriah adalah bagian dari perjanjian Sochi, dan mencakup 50 anggota dari pemerintahan Damaskus yang berkuasa, 50 anggota dari kubu oposisi, dan 50 anggota terakhir akan independen dan dipilih oleh PBB.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di halaman Twitter-nya pada Selasa lalu menuliskan, “Kami selalu bersikukuh pada solusi politik yang dipimpin dan dimiliki oleh warga Suriah. Barat sekarang terpaksa menerima ini. Tetapi ia perlu memfasilitasi; tidak mendikte.”  (presstv)