Rangkuman Berita Timteng Kamis 29 Maret 2018

sipil israel 00Jakarta, ICMES:Menjelang Hari Bumi Palestina, militer Israel menyerukan kepada warganya agar membawa senjata.

Pasukan Arab Suriah menemukan ranjau-ranjau buatan Israel dan jaringan terowongan teroris.

Pusat Media Perang Yaman memublikasi penggalan video yang merekam adegan pencegatan terhadap dua jet tempur F-16 milik Uni Emirat Arab.

Merekam dan memublikasi video peristiwa serangan rudal Yaman terhadap Arab Saudi dinilai sebagai kejahatan dunia maya.

 

Selengkapnya:

Jelang Hari Bumi Palestina, Israel Minta Warganya Membawa Senjata

Militer Israel, Rabu (28/3/2018), menyerukan kepada warganya alias imigran Yahudi Zionis di berbagai komplek permukiman mereka yang disebut “Gaza Envelope” agar membawa senjata pada hari Jumat besok (30/3/2018).

Seruan ini disampaikan kepada warga Zionis yang tinggal di kawasan dekat Jalur Gaza untuk mengantisipasi kemungkinan penyusupan warga Palestina pada Hari Bumi Palestina (Yom al-Ard/Land Day) yang jatuh pada tanggal 30 Maret.

Pihak Palestina sendiri sudah bersiap-siap untuk menggelar unjuk rasa besar-besaran dari lima kawasan yang berdekatan dengan perbatasan Jalur Gaza dan Israel (Palestina pendudukan 1948). Unjuk rasa itu bertema “al-Awdah” (kembali) guna menandai tekad mereka untuk terus berjuang demi kembalinya orang-orang Palestina ke kampung halaman mereka di wilayah pendudukan 1948. Namun demikian, panitia unjuk rasa mengatakan bahwa aksi itu akan dilakukan secara damai dan tanpa membawa senjata.

“Kami akan bergerak maju menuju dinding pemisah secara bertahap, dan panitia memperkenankan masuknya pihak-pihak penengah agar tidak terjadi bentrokan dengan pasukan pendudukan. Kami ingin kembali, dan kami beranjak dengan hati lapang, dan kami tidak menghendaki kekerasan,” ungkap Amir Shariteh, anggota tim koordinator internasional untuk long marh “al-Awdah”.

Pasukan Israel sendiri telah memperkuat posisinya di perbatasan tersebut. Seperti pernah diberitakan, kepala staf militer Israel Gadi Eizenkot mengatakan bahwa tentara Israel akan menembak orang Palestina yang mendekati perbatasan dan menimbulkan ancaman.

“Kami telah menyebarkan 100 penembak jitu yang diambil dari seluruh unit militer, khususnya unit pasukan khusus… Jika, para demonstran dianggap membahayakan hidup kami, maka kami memberikan izin untuk melempaskan tembakan,” ungkapnya. (maan)

SAA Temukan Senjata Israel Dan Jaringan Terowongan Besar Di Ghouta Timur

Pasukan Arab Suriah (SAA) dalam operasi penyisiran kota Harasta di kawasan Ghouta Timur, provinsi Damaskus, Rabu (28/3/2018), telah menemukan ranjau-ranjau buatan Israel dan jaringan terowongan besar yang semula digunakan oleh kawanan teroris untuk pergerakan serta penyimpanan senjata dan amunisi mereka.

SAA melanjutkan operasi penyisiran sarang-sarang teroris dan berbagai kawasan permukiman di Harasta yang semula dikuasai oleh kawanan teroris yang akhirnya terusir dan terelokasi ke provinsi Idlib. Operasi penyisiran dilakukan secara intensif demi menjamin sepenuhnya keamanan kota ini dan sebagai persiapan masuknya lembaga-lembaga negara Suriah ke kota ini.

Menurut kantor berita Suriah, SANA, dalam operasi ini SAA telah menemukan sebuah jaringan terowongan yang panjang dan rumit di daerah-daerah permukiman Harasta, dan menemukan pula gudang-gudang senjata yang menyimpan berbagai jenis senjata, amunisi, dan mortir dalam jumlah besar, termasuk ranjau-ranjau buatan Rezim Zionis Israel.

Jumat pekan lalu kota ini diumumkan telah kosong dari teroris setelah penerapan perjanjian yang mengharuskan kawanan teroris beserta keluarga mereka keluar dari provinsi Idlib.

Setelah itu Kemendagri Suriah mendirikan pusat pelayanan bagi warga yang masih bertahan di dalam rumah mereka serta menjaga properti umum maupun pribadi dan memenuhi kebutuhan pokok penduduk.

SAA juga menyiapkan operasi besar ke Douma, kota terakhir yang masih dikuasai teroris di Ghouta Timur. SAA akan menyerbu dan menggempur kawanan teroris itu jika mereka tetap menolak menyerahkan kota ini kepada SAA.

“Semua pasukan yang bertugas di Ghouta Timur bersiap memulai operasi besar-besaran di Douma, selagi kawanan teroris Jaish al-Islam enggan menyerahkan kota ini dan meninggalkannya,” ungkap sumber militer, seperti dikutip al-Watan, Rabu. (rayalyoum/alalam)

Rudal Yaman Hadang Dua Jet Tempur Uni Emirat Arab

Pusat Media Perang Yaman, Rabu (28/3/2018), memublikasi penggalan video yang merekam adegan pencegatan terhadap dua jet tempur F-16 milik Uni Emirat Arab ketika keduanya hendak memasuki angkasa Sanaa, ibu kota Yaman, pada malam hari.

Dalam video itu terlihat peluncuran dua rudal darat ke angkasa ke arah dua jet tempur tersebut, dan kedua jet itu lantas melepaskan balon udara panas agar lolos dari rudal Yaman, lalu kabur sebelum sempat menjalankan misi serangannya.

Pasukan Pertahanan Udara Yaman memastikan bahwa dalam waktu dekat ini akan terjadi perlawanan Yaman dalam bentuk yang akan menghinakan pihak agresor Arab Saudi dan sekutunya serta menamatkan riwayat “mitos jet tempur buatan AS untuk selamanya” setelah mitos kehebatan sistem pertahanan udara Patriot buatan AS yang digunakan oleh Saudi.

Sistem pertahanan udara Yaman pada 21 Maret lalu berhasil merontokkan satu unit jet tempur F-15 milik Saudi di angkasa provinsi Sa’dah, Yaman. Selain itu, sistem itu juga berhasil menyasar satu unit jet tempur F-15 Saudi di angkasa Sanaa pada 8 Januari lalu, dan menjatuhkan satu unit lagi jet tempur Tornado buatan Inggris di provinsi Sa’dah pada 7 Januari lalu. (alalam)

Merekam Video Rudal Yaman Di Saudi Dinilai Sebagai Cyber Crime

Pakar digital forensik Abdulrazzak al-Morjan dari Amerika Serikat menyatakan bahwa merekam dan memviralkan video peristiwa serangan rudal Yaman terhadap Arab Saudi tergolong kejahatan dunia maya (cyber crime).

Seperti dilansir al-Alam, Rabu (28/3/2018), al-Morjan kepada surat kabar al-Watan milik Saudi mengatakan bahwa rekaman-rekaman itu berpotensi digunakan oleh pihak Yaman secara tendensius, serta berkemungkinan menghasilkan suatu persepsi mengenai situs-situs strategis di Saudi, terutama situs pertahanan udara, untuk menjadi sasaran mereka.

“Pengambilan dan penyebaran gambar pertahanan udara Saudi tergolong ranah militer terlarang sehingga tidak boleh mengambil gambar darinya atau dari daerah sekitarnya,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa tindakan mengambil dan menyebarluaskan gambar itu dapat membuat pelakunya terancam hukuman dengan mengacu pada pasal 6 undang-undang kejahatan informatika yang menegaskan sanksi terhadap pembuat konten yang mengganggu ketertiban umum berupa hukuman paling lama 5 tahun penjara dan atau denda paling banyak 3 juta Riyal Saudi.

Dia berharap ada hukuman yang lebih berat lagi, misalnya dengan melarang pelaku menggunakan media sosial selama beberapa kurun waktu.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir ini beredar beberapa penggalan video rekaman peristiwa serangan rudal Ansarullah (Houthi) terhadap sejumlah bandara Saudi. (alalam)