Jakarta, ICMES: Amerika Serikat (AS), Rabu (19/12/2018), mengumumkan dimulainya penarikan pasukannya dari Suriah, setelah Presiden AS Donald Trump mengaku telah “mengalahkan” kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS/DAESH).
Seorang tentara Lebanon Lettu Mohammad Qoryani mendadak menjadi orang yang belakangan ini paling ramai dibicarakan para netizen Lebanon setelah beredar viral sebuah video yang merekam aksinya mengusir tentara Israel dari garis perbatasan di Libanon selatan.
Dewan Keamanan PBB tidak meloloskan desakan Israel agar sidang khusus dewan ini mengeluarkan resolusi yang mengutuk kelompok pejuang Hizbullah terkait dengan isu temuan terowongan lintas perbatasan yang menyeberang dari wilayah selatan Lebanon ke wilayah utara Israel.
Berita selengkapnya:
Sembari Mengaku Menang, AS Umumkan Penarikan Pasukannya Dari Suriah
Amerika Serikat (AS), Rabu (19/12/2018), mengumumkan dimulainya penarikan pasukannya dari Suriah, setelah Presiden AS Donald Trump mengaku telah “mengalahkan” kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS/DAESH).
Tanpa memberikan keterangan rinci, Kementerian Pertahanan AS Pentagon menyatakan bahwa penarikan ini merupakan transisi ke “fase selanjutnya dari operasi militer”.
Dilaporkan bahwa jumlah tentara AS yang ditempatkan di bagian timur laut Suriah sekira 2.000 orang, dan ada kekhawatiran penarikan AS dapat memperluas pengaruh Iran dan Rusia di Suriah.
Namun, Pentagon maupun Gedung Putih memastikan AS mulai “mengembalikan pasukan AS ke rumah saat kita bertransisi ke fase berikutnya dari operasi militer ini.”
Pentagon mengaku tidak akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai apakah tahap selanjutnya adalah “untuk perlindungan pasukan dan alasan keamanan operasional”.
Gedung Putih mengatakan AS dan sekutunya “siap untuk terlibat kembali di semua level untuk membela kepentingan AS kapan pun diperlukan, dan kami akan terus bekerja sama menolak otoritas wilayah teroris radikal Islam, pendanaan, dukungan dan sarana apa pun untuk menyusup ke perbatasan kami. ”
Menanggapi hal ini, Israel mengaku telah diberitahu AS bahwa negara ini memiliki “cara lain untuk memiliki pengaruh di kawasan” tetapi akan “mempelajari garis waktu (penarikan), bagaimana itu akan dilakukan dan tentu saja implikasinya bagi kita”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut keputusan AS ini dapat menghasilkan “prospek nyata dan nyata untuk penyelesaian politik” di Suriah.
Presiden Trump sudah lama menjanjikan penarikan pasukan AS dari Suriah, namun pengumuman tentang penarikan bisa jadi justru mengejutkan sebagian pejabatnya sendiri.
Pasalnya, utusan khusus presiden AS untuk koalisi global anti ISIS, Brett McGurk, pekan lalu kepada wartawan justru mengatakan, “Tidak ada yang mengatakan bahwa (ISIS) akan menghilang. Tak ada orang yang senaif itu. Jadi kami ingin tetap di lapangan dan memastikan stabilitas dapat dipertahankan di area ini. ”
Kemlu AS secara tiba-tiba membatalkan pengarahan harian, Rabu, menyusul pengumuman penarikan pasukan.
Salah satu pendukung Mr Trump, Senator Republik Lindsey Graham, yang duduk di komite layanan bersenjata, menyebutnya sebagai “kesalahan besar seperti Obama”. (bbc)
Viral, Video Letnan Lebanon Todongkan Laras Panjang Paksa Mundur Pasukan Israel
Seorang tentara Lebanon Lettu Mohammad Qoryani mendadak menjadi orang yang belakangan ini paling ramai dibicarakan para netizen Lebanon setelah beredar viral sebuah video yang merekam aksinya mengusir tentara Israel dari garis perbatasan di Libanon selatan.
Dalam video yang direkam pada Senin lalu (17/12/2018) itu Qoryani terlihat mengangkat senjata laras panjang dan menyuruh sejumlah tentara Israel agar mundur ke belakang pohon, dengan berseru “behind the tree” (di belakang pohon!)”
Qoryani mengembalikan kawat berduri ke posisinya semula dan mengarahkan senjatanya ke tentara Israel serta meminta prajuritnya agar menyiapkan senjata mereka pada posisi menembak, sehingga terjadi ketegangan yang kemudian membuat tentara Israel terpaksa mundur.
Awalnya, pada Senin sore tentara Lebanon bersiaga di daerah Meiss Ej Jabal setelah tentara Israel memasang kawat berduri. Seorang tentara Israel mencoba memajukan kawat berduri sejarak satu setengah meter di depan Garis Biru, tapi kemudian Qoryani mencegat dengan berdiri tepat di depannya.
Para aktivis menyiarkan video insiden ini dengan tagar yang menyebutkan nama Sang Lettu , yang kemudian menjadi trending topic di Lebanon.
Banyak netizen menilai peristiwa ini sebagai bukti bahwa tentara Lebanon bertekad membela perbatasan, sementara para simpatisan kelompok pejuang Hizbullah menyebut peristiwa ini pertanda bahwa tentara, rakyat, dan para pejuang muqawamah sudah setali tiga uang dalam menghadapi pasukan Zionis Israel.
Menurut surat kabar al-Akhbar, Lettu Mohammad Qoryani berasal dari keluarga Kubu Resistensi, yaitu kalangan semisal Hizbullah yang konsisten pada perjuangan melawan Israel dengan mengangkat senjata. Ibunya adalah Hj. Fatimah Izzudin, wanita pejuang Lebanon yang pernah menghancurkan tank Merkava milik pasukan Israel di daerah Burj Rihal, Lebanon selatan, pada tahun 1984. (raialyoum)
DK PBB Tak Penuhi Desakan Israel Untuk Mengutuk Hizbullah
Dewan Keamanan PBB tidak meloloskan desakan Israel agar sidang khusus dewan ini mengeluarkan resolusi yang mengutuk kelompok pejuang Hizbullah terkait dengan isu temuan terowongan lintas perbatasan yang menyeberang dari wilayah selatan Lebanon ke wilayah utara Israel.
Rezim Zionis Israel, Rabu (19/12/2018), mendesak agar sidang khusus Dewan Keamanan PBB mengutuk Hizbullah dan menyebutnya sebagai organisasi teroris menyusul penemuan terowongan itu.
Desakan itu sia-sia meskipun beberapa negara anggota mendukung Israel dan menyatakan prihatin atas pelanggaran Hizbullah terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang Hizbullah-Israel pada tahun 2006.
Israel sebelumnya juga telah mendesak badan terkuat PBB tersebut agar mengutuk Hizbullah, tetapi tidak pernah berhasil akibat adanya perselisihan pendapat di Dewan, dan tidak ada langkah apapun dalam sidang Rabu kemarin untuk mengedarkan draf resolusi mengenai terowongan.
Dewan Keamanan tidak mengambil tindakan apapun terutama karena beresiko mendorong beberapa anggota untuk bersikeras supaya pelanggaran Israel atas resolusi 2006 juga dicantumkan dalam resolusi.
Awal bulan ini, Israel mengumumkan penemuan apa yang mereka katakan sebagai jaringan terowongan militer lintas-batas Hezbollah, dan meluncurkan operasi militer terbuka untuk menghancurkannya.
Sejauh ini Israel mengaku telah menyingkap empat terowongan yang diklaimnya akan digunakan Hizbullah untuk menyusup dan menyerang kota-kota serta menculik warga sipil Israel.
Menjelang perdebatan pada hari Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak Dewan agar mengutuk Hizbullah.
“Ini bukan hanya tindakan agresi. Ini adalah tindakan perang… Rakyat Lebanon harus memahami bahwa Hizbullah menempatkan mereka dalam bahaya dan kami mengharapkan Libanon mengambil tindakan terhadap ini,” seru Netanyahu.
Di PBB, Duta Besar Israel Danny Danon menunjukkan foto udara apa yang disebut Israel sebagai “kompleks pribadi” di dekat perbatasan yang menyembunyikan terowongan. Dia juga mempresentasikan foto udara yang menunjukkan apa yang disebutnya gudang senjata yang disembunyikan di desa perbatasan.
Dia mengatakan Israel telah memberi misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) “informasi akurat” tentang terowongan di mana Hizbullah juga “berbagi dengan tentara Libanon”. Dia lantas menuduh tentara Libanon menyampaikan informasi kepada Hizbullah sehingga memungkinkan kelompok pejuang ini berusaha menyembunyikan terowongan.
“Pejabat militer Lebanon bekerja untuk Hezbollah, sementara UNIFIL tidak bekerja untuk memenuhi mandatnya di wilayah itu dengan cara yang diperlukan,” kata Danon.
Kepala UNIFIL, Jean-Pierre Lacroix, mengatakan pihaknya telah mengkonfirmasi keberadaan empat terowongan, dua di antaranya menjangkau wilayah Israel. (raialyoum/abc)