Rangkuman Berita Timteng Kamis 13 Desember 2018

khameneiJakarta, ICMES: Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa Amerika Serikat sudah mengerahkan segenap upayanya namun semuanya gagal dan kini telah kehabisan cara untuk mengganyang Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya siap menyerang Iran di wilayah Iran sendiri jika taruhannya adalah “kelangsungan hidup” Israel sebagai negara Yahudi.

Tentara Arab Suriah melancarkan serangan besar-besaran terhadap kawanan teroris di Idlib selatan dan Hama utara.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Reuters mengaku tetap bersama Pangeran Mohammed bin Salman.

Berita selengkapnya:

Ayatullah Khamenei: AS Sudah Kehabisan Cara Untuk Mengganyang Iran

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sudah mengerahkan segenap upayanya namun semuanya gagal dan kini telah kehabisan cara untuk mengganyang Iran.

“Rencana AS terhadap bangsa Iran sudah terungkap, dan sudah tak ada cara lagi bagi orang-orang AS untuk menganyang Iran. Sejauh ini mereka sudah mengerahkan segenap kemampuannya,” ujarnya dalam pertemuan dengan keluarga sejumlah martir Iran di Teheran, Rabu (12/12/2018).

Dia mengingatkan bahwa AS adalah musuh keji yang bersekutu dengan rezim Zionis Israel dan rezim-rezim “reaksioner” Arab sehingga harus dihadapi dengan penuh kecerdasaan.

Dia memastikan bahwa Iran kini semakin tangguh sehingga AS “tak akan pernah dapat bertindak bodoh terhadap Iran”, dan persekutuan AS dengan Saudi dalam kejahatan terhadap bangsa Yaman akan menjadi bumerang bagi AS sendiri.

“Kita tangguh, dan orang-orang AS tidak akan pernah bisa berbuat sesuatu dan tidak akan dapat bertindak bodoh,” tegas Ayatullah Khamenei.

Dia menyerukan kepada bangsa Iran agar tetap teguh kepada seruan perlawanan pendiri Republik Islam Iran Imam Khomaini terhadap kubu arogan dunia, terutama AS.

Dia juga menyebutkan bahwa AS pernah bersumbar bahwa pada musim panas tahun ini Iran akan membara sehingga Iran tak akan dapat merayakan HUT ke-40 kemenangan revolusi Islamnya, tapi ternyata “musim panas tahun ini justru tergolong musim panas terindah, dan bangsa Iran dapat merayakan peringatan itu dengan penuh seksama.” (alalam)

Netanyahu Nyatakan Israel Siap Menyerang Iran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya siap menyerang Iran di wilayah Iran sendiri jika taruhannya adalah “kelangsungan hidup” Israel sebagai negara Yahudi.

“Garis merah kami adalah kelangsungan hidup kami,” kata Netanyahu dalam sebuah jumpa pers, Rabu (12/12/2018), ketika ditanya apa “garis merah” Israel untuk dapat menyerang wilayah Iran dan bukan lagi menyerang proksinya di Suriah dan Libanon.

Sembari menyebut Iran sebagai negara yang paling berbahaya bagi Israel dia mengatakan, “Kami melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi negara Israel melawan rezim Iran yang secara terbuka menyerukan penghancuran negara Yahudi… Saya tidak mengesampingkan melakukan apa pun yang perlu kita lakukan untuk membela diri.”

Menurutnya, Israel merupakan satu-satunya negara yang militernya “secara langsung berurusan dengan pasukan Iran” melalui serangan udara di Suriah di mana Iran mendukung pasukan Presiden Bashar al-Assad.

Netanyahu menyebutkan “perilaku agresif” Iran telah membuat negara-negara Arab di Timteng menjadi  lebih dekat dengan Israel, padahal negara-negara itu semula bermusuhan dengan Israel.

“Negara-negara Arab tahu persis bahwa Israel bukan musuh mereka, melainkan mitra yang sangat diperlukan” katanya, ketika berbicara tentang “hubungan baru antara Israel dan dunia Arab”.

Israel memiliki hubungan diplomatik dengan hanya dua negara Arab, yaitu Mesir dan Yordania, namun belakangan ini berusaha memperluas hubungan regionalnya terutama Arab Saudi.  (raialyoum/afp)

Tentara Suriah Gempur Kawanan Teroris Di Idlib Dan Hama

Tentara Arab Suriah (SAA) melancarkan serangan besar-besaran terhadap kawanan teroris di Idlib selatan dan Hama utara pada Rabu sore (12/12/2018) waktu setempat.

Sebuah sumber menyebutkan bahwa SAA telah menembakkan sejumlah rudal darat ke darat terhadap kubu pertahanan kelompok Jaysh Al-Izza dan sekutunya di kota Kafr Naboudeh di Hama utara dan kota Jarjanaz  di Idlib selatan.

Pasukan pemerintah Suriah itu kemudian memperluas serangannya ke desa tenggara Idlib, di mana mereka menarget posisi kelompok teroris Hay’at Tahrir Al-Sham alias Jabhat al-Nusra di kota-kota Al-Taman’ah, Khuwayn, dan Sukeek.

Serangan besar-besaran oleh Tentara Arab Suriah ini terjadi hanya beberapa jam setelah kelompok Jaysh Al-Izza dari Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) berusaha untuk menyusup ke posisi mereka di dekat kota Zalin di Hama utara.

Surat kabar al- Watan mengutip laporan situs-situs oposisi bahwa juru bicara Jabhat al-Nusra, Abu Khaled  al-Shami, menegaskan bahwa Suriah utara  berada “dalam kondisi antisipasi dan kesiapan” setelah menerima informasi tentang pengerahan SAA dan sekutunya yang bermula sejak sekira satu setengah bulan yang lalu di garis kontak di Idlib.

Al-Shami mengatakan bahwa pengerahan SAA dilakukan terutama di front “pantai, Rif Hama dan Rif Aleppo dan kota Aleppo,” dan SAA berkemungkinan untuk melancarkan serangan “sewaktu-waktu”.

Al-Watan melaporkan terjadi peningkatan intensitas kelanjutan pengerahan SAA di front Aleppo, Idlib dan Hama. (alalam/almasdarnews)

Trump Masih Bersikukuh Membela Bin Salman Terkait Kasus Khashoggi

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Reuters mengaku tetap bersama Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), meskipun dinas rahasia AS, CIA, menilai putra mahkota dan penguasa de facto Arab Saudi  ini sebagai orang yang memerintahkan pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi, dan walaupun ada desakan dari senator AS agar Gedung Putih untuk mengutuk MBS.

Trump menolak berkomentar mengenai kemungkinan MBS terlibat dalam pembunuhan yang terjadi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu itu, ttapi dia telah memberikan berbagai isyarat gamblang dukungannya kepada MBS selama dunia dihebohkan oleh kasus kematian Khashoggi sejak sekira dua bulan lalu.

“Dia pemimpin Arab Saudi. Mereka telah menjadi sekutu yang sangat baik,” kata Trump dalam sebuah wawancara di Oval Office.

Ditanya Reuters apakah bersama Kerajaan Saudi berarti bersama MBS, Trump menjawab: “Ya, pada saat ini, tentu saja.”

Dia menambahkan, “Saya hanya belum mendengar itu. Jujur, saya tidak dapat berkomentar karena saya belum mendengar itu sama sekali.”

Selasa lalu Trump kembali menegaskan bahwa “Putra Mahkota menyangkal keras” keterlibatan dalam pembunuhan yang telah memicu kemarahan di seluruh dunia itu.

Trump telah mendapat kecaman keras dari sesama anggota Partai Republik di Senat dalam masalah ini, terutama setelah Direktur CIA Gina Haspel memberi penjelasan kepada mereka.

Bulan lalu, CIA memperkirakan MBS memerintahkan pembunuhan, tapi Trump menyebut perkiraaan itu “sangat prematur”.

“Anda harus buta secara sengaja agar tidak sampai pada kesimpulan bahwa ini diatur dan diatur oleh orang-orang di bawah komando MBS,” kata senator Partai Republik Lindsey Graham, sekutu Trump, pekan lalu.

Otoritas Arab Saudi membantah keterlibatan MBS, dan telah menangkap 21 orang yang diduga terlibat. Namun, karena beberapa orang dekat MBS dilaporkan terlibat dalam pembunuhan Khashoggi maka banyak pengamat meragukan anggapan bahwa MBS sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi dalam kasus ini. (middleeasteye)