Rangkuman Berita Timteng Kamis 12 Juli 2018

pertahanan udara suriah 3Jakarta, ICMES: Pertahanan udara Suriah telah menangkis serangan Israel ke kawasan Qard al-Nafl, provinsi Quneitra dan menyita beberapa unit senjata portable anti tank tipe Apilas di provinsi Daraa.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan bahwa pasukan Iran harus angkat kaki dari wilayah Suriah.

Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir menuduh Iran mencampuri urusan negara-negara Arab dan menebar fitnah bermotif sektarian.

Kelompok relawan Irak Harakah Asaib Ahl al-Haqq menegaskan penolakannya terhadap keberadaan pasukan Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Irak.

Berita selengkapnya;

Suriah Tangkis Serangan Israel Ke Quneitra

Pertahanan udara Suriah telah menangkis serangan Israel ke kawasan Qard al-Nafl, provinsi Quneitra, Suriah selatan, Rabu (11/7/2018). Demikian dilaporkan kantor berita resmi Suriah, SANA.

Sumber-sumber media yang dekat dengan pasukan pemerintah m kepada kantor berita Jerman, DPA,  “Satu pesawat nirawak pengintai milik Israel pada Rabu pertengahan malam telah menembakkan dua roket ke sebuah posisi tentara Suriah dekat desa Qard al-Nafl sebelah barat distrik Hidr, bagian barat laut provinsi Quneitra. Beberapa anasir pasukan pemerintah terluka akibat serangan ini.”

Sebelumnya, militer Israel menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Kubah Besi telah menembak jatuh pesawat nirawak yang datang dari Suriah. Laman saluran 10 Israel menyatakan bahwa penembakan itu tidak akan menjadi yang terakhir kalinya oleh tentara Israel karena pesawat itu juga tidak akan menjadi yang terakhir kalinya diterbangkan dari Suriah ke wilayah Israel.

Menurut saluran itu, pesawat nirawak tersebut telah masuk dan keluar dari Yordania, lalu tentara Israel berhasil menjatuhkannya dengan rudal Patriot setelah terdeteksi oleh Kubah Besi .

Pada 24 Juni lalu militer Israel juga telah menembakkan rudal Patriot terhadap sebuah pesawat nirawak yang datang dari wilayah Suriah. (rayalyoum)

Tentara Suriah Sita Senjata Anti-Tank Buatan Perancis Di Daraa

Pasukan Arab Suriah (SAA) telah menyita beberapa unit senjata portable anti tank tipe Apilas di provinsi Daraa, Suriah selatan. Demikian dilaporkan laman Defence Blog sembari mengutip laporan media Suriah, Rabu (11/7/2018).

Defence Blog menyebutkan bahwa sistem anti tank itu adalah buatan Nexter, perusahaan Perancis memroduksi senjata dan perlengkapan militer.

Apilas 112 mm anti-tank  memiliki kelebihan dari segi akurasi tembaknya, berkemampuan menembus baja 720 mm dan beton 2000 mm, dan dilengkapi teropong untuk pengindraan di malam hari yang dapat memperbesar obyek pengindaraan hingga tiga kali. Panjang roketnya 1.26 meter dengan berat 9 kilogram dan jarak tempuh efektif hingga 600 meter.

Sementara itu, SANA melaporkan bahwa telah dicapai kesepakatan antara pemerintah dan kelompok-kelompok bersenjata di Daraa untuk penyerahan senjata berat dan menengah mereka kepada pemerintah, penyelesaian status militan yang berminat kepada rekonsiliasi, dan keluarnya militan yang menolak rekonsiliasi dari kawasan Daraa.

Sebelumnya,dengan mediasi Rusia, kelompok-kelompok bersenjata di distrik Tafas di bagian barat provinsi Daraa telah menyetujui rekonsiliasi dengan pemerintah dan koordinasi untuk operasi penumpasan ISIS. Kesepakatan ini memberikan peluang bagi tentara Suriah untuk melakukan kontak dengan kelompok militan Jaish Khalid bin Walid yang telah berbaiat kepada kelompok teroris ISIS. (alalam/sana)

Jumpai Putin, Netanyahu Tegaskan Iran Harus Keluar Dari Suriah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan bahwa pasukan Iran harus angkat kaki dari wilayah Suriah.

“Iran harus meninggalkan Suriah,” tegasnya dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Rabu malam (11/7/2018) waktu setempat, seperti dilaporkan kantor Netanyahu.

Di awal pertemuan dengan Putin dalam kunjungan kedua kalinya ke Rusia dalam dua bulan terakhir ini Netanyahu mengatakan, “Jelas bahwa pembicaraan antara kami adalah mengenai Suriah dan Iran. Sikap kami sudah diketahui, yaitu memutuskan bahwa Iran harus meninggalkan Suriah. Ini bukan hal yang baru bagi Anda.”

Dia kemudian mengadu kepada Putin, “Perlu saya katakan kepada Anda bahwa beberapa jam lalu pesawat nirawak Suriah telah melanggar zona udara Israel. Kami telah mencegatnya, dan kami akan terus bertindak tegas terhadap apapun yang menyerang dan apapun yang melanggar zona udara atau darat kami. Kami berharap semua pihak menghormati kedaulatan ini.”

Perdana Menteri Israel menambahkan, “Kerjasama antara Israel dan Rusia menjadi komponen utama pencegahan kobaran dan memburuknya situasi.”

Belum lama ini Netanyahu juga mengatakan bahwa lawatannya ke Moskow bertujuan melanjutkan koordinasi keamanan bilateral dan membahas perkembangan situasi regional.

Di pihak lain, Presiden Putin mengatakan bahwa hubungan Rusia dengan Israel berjalan dengan sangat positif bukan hanya di sektor ekonomi, melainkan juga di bidang politik, militer, dan kemanusiaan. (rayalyoum)

Saudi Tuduh Iran Tebar Fintah Sektarian

Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir menuduh Iran mencampuri urusan negara-negara Arab dan menebar fitnah bermotif sektarian.

“Kami percaya kepada kedaulatan negara-negara, percaya kepada penghormatan undang-undang internasional, demikian pula kepada prinsip tidak campurtangan dalam urusan negara-negara lain. Karena itu, kami menolak campur tangan Iran dalam urusan negara-negara Arab serta dukungan dan tindakannya menyulut fitnah sektarian dan dukungannya kepada teroris,” tuduh al-Jubeir.

Mengenai Qatar yang juga dimusuhi oleh Saudi dia mengatakan, “Qatar harus menyadari bahwa perilakunya harus berubah, kebijakannya juga harus berubah. Yang kami maksud ialah berkenaan dengan dukungan kepada ekstremisme dan terorisme serta campurtangan dalam urusan negara-negara regional, karena semua ini memang tak dapat diterima.”

Mengenai situasi perang Yaman di mana Saudi dan sekutunya melancarkan intervensi sejak Maret 2015 sampai sekarang al-Jubeir mengatakan, “Kami ingin menegaskan lagi bahwa Saudi dan negara-negara koalisi menyokong pemerintahan yang sah di Yaman. Kami meyakini solusi politik yang berdasar pada prakarsa Teluk dan outputnya, demikian pula dialog nasional Yaman dan outputnya, serta resolusi 2216 Dewan Keamanan.”

Lebih lanjut dia menyebut kelompok Ansarullah (Houthi) yang diperangi Saudi dan sekutunya sebagai milisi ekstrem yang mengekor pada Iran dan berusaha menguasai Yaman.

“Kami juga perlu menyebutkan bahwa campur tangan Arab di sana merupakan respon atas permintaan pemerintahan Yaman yang sah untuk membebaskan Yaman dari cengkraman milisi ekstrem yang mengikuti Iran dan berusaha mengusai negara. Karena itu, kami menegaskan bahwa kami tidak pernah menerima hal ini sampai situasi kembali stabil di Yaman.” (rt)

Pasukan Relawan Irak Nyatakan NATO Harus Keluar Dari Irak

Kelompok relawan Irak Harakah Asaib Ahl al-Haqq yang dipimpin oleh Qais Khaz Ali dan merupakan bagian kelompok besar pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi menegaskan penolakannya terhadap keberadaan pasukan Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Irak.

“Keberadaan pasukan militer itu di tanah Irak memerlukan mandat parlemen, dan kami menolak segala bentuk keberadaan pasukan itu di tanah ini,” tegas jubir kelompok ini, Naim al-Aboudi, kepada RT, Rabu (11/7/2018).

Dia menambahkan, “Keberadaan pasukan itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Irak, dan Irakpun juga tidak memerlukan mereka, sebab Irak memiliki tentara, polisi dan al-Hashd al-Shaabi (pasukan relawan).”

Sebelumnya di hari yang sama, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengumumkan kesepakatan NATO untuk mengadakan kontingen pimpinan Kanada dengan misi non-perang untuk melatih pasukan Irak. (rt)