Rangkuman Berita Timteng Kamis 11 Januari 2018

suriah lanud abu al-duhurJakarta, ICMES: Pasukan pemerintah Suriah akhirnya berhasil menguasai pangkalan udara (Lanud) Abu Duhur, provinsi Idlib, namun pertempuran masih berlangsung sengit antara mereka di satu pihak dan kawanan teroris Hayat Tahrir Sham alias Jabhat A-Nusra yang berkonsentrasi di dalam lanud. Demikian dilaporkan lembaga Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR).

Raja Abdullah II dari Yordania dalam pertemuan dengan para mantan petinggi militer negara ini menyatakan bahwa memiliki skala prioritas yang berseberangan satu sama lain berkenaan dengan perkembangan situasi regional, dan sebagian negara Arab telah bernasihat kepada Amerika Serikat (AS) namun tidak mendapat respon.

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu mendesak Rusia dan Iran selaku penjamin pelaksanaan hasil negosiasi Suriah agar menghentikan gerak maju tentara Suriah di “zona de-eskalasi” di provinsi Idlib di bagian barat laut Suriah.

Berita selengkapnya;

Perang Idlib, Tentara Suriah Kuasai Lanud Abu Duhur

Pasukan pemerintah Suriah akhirnya berhasil menguasai pangkalan udara (Lanud) Abu Duhur, provinsi Idlib, namun pertempuran masih berlangsung sengit antara mereka di satu pihak dan kawanan teroris Hayat Tahrir Sham alias Jabhat A-Nusra yang berkonsentrasi di dalam lanud. Demikian dilaporkan lembaga Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR).

“Pasukan pemerintah telah memasuki lanudr Abu Duhur yang dari segi serangan sudah hampir mereka kuasai secara total,” ungkap Direktur Eksekutif SOHR, Rami Abdulrahman, kepada AFP, Rabu (10/1/2018).

Dia menjelaskan bahwa bekerjasama dengan pasukan sekutunya tentara Suriah sebelumnya telah berhasil merebut beberapa banyak desa dan kota kecil setelah mereka menumpas sejumlah besar kawanan teroris, dan kini mereka sedang menyisir ranjau dan bahan-bahan peledak yang ditinggalkan oleh kawanan teroris.

Sebelumnya dilaporkan bahwa tentara Suriah dan sekutunya telah menguasai kawasan seluas 650 kilometer persegi, termasuk kota Sinjar dan beberapa desa di utaranya.

Keberhasilan tentara Suriah menguasai Sinjar merupakan keberhasilan mengatasi garis terdepan terdepan kelompok teroris Hayat Tahrir Sham alias Jabhat Al-Nusra dan sekutunya dalam menghadang gerak maju tentara Suriah menuju lanud Abu Duhur.

Tentara Suriah skemudianmenyongsong pertempuran langsung di lanud. Mereka bergerak dari arah  selatan mereka kini dan kemudian mencapai lokasi yang hanya berjarak 3 kilometer dari lanud setelah menguasai desa kecil Biya’ah.

Tentara Suriah membuka front pertempuran baru menuju lanud dari selatan provinsi Aleppo dan menguasai kawasan Jabal Al-Has serta memutus jalur Abu Duhur – Maarah Al-Numan setelah menguasai sejumlah desa di barat daya lanud Abu Duhur.

Lanud Abu Duhur merupakan pangkalan militer Suriah terbesar kedua di utara, dan telah dikuasai Jabhat Al-Nusra sejak September 2015. Lanud ini berjarak sekira 50 kilometer dari kota Idlib yang menjadi markas Jabhat Al-Nusra di Suriah.

Kemajuan yang dicapai tentara Suriah dan sekutunya di Idlib meningkatkan ketegangan dan aksi saling tuding antarkelompok bersenjata sendiri mengenai siapa yang bertanggungjawab atas lepasnya kawasan seluas itu dalam tempo relatif cepat.

Jabhat Al-Nusra menuding kelompok-kelompok Astana tak becus dalam mempertahankan berbagai kawasan di provinsi Idlib, sementara kelompok-kelompok itu balik menuding Jabhat Al-Nusra telah mundur tanpa perlawanan terhadap tentara Suriah.

Di front pertempuran provinsi Damaskus, peta militer di kawasan Ghouta Timur juga tampak akan segera berubah drastis karena sebuah keputusan militer telah diambil oleh tentara Suriah untuk merampungkan operasi di kota Harasta setelah pekan lalu mereka berhasil memecah kepungan terhadap kantor administrasi kendaraan di kota ini.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa tentara Suriah telah dikerahkan di gerbang-gerbang kawasan Ghota Timur dan membuat rencana-rencana lapangan untuk melanjutkan serbuan ke kedalaman wilayah Ghouta Timur.

Tentara Suriah Selasa lalu (9/1/2018) menebar selebaran di berbagai kawasan yang dikuasai kawanan bersenjata di Harasta, Arabain, dan Duma di Ghouta Timur berisi seruan agar mereka segera menyerahkan diri dan meletakkan senjata. Tentara Suriah mengingat kepada mereka bahwa sekarang adalah kesempatan terakhir bagi mereka untuk selamat. (rayalyoum)

Raja Yordania: Kondisi Arab Mengenaskan, Trump Tak Gubris Nasihat

Raja Abdullah II dari Yordania dalam pertemuan dengan para mantan petinggi militer negara ini menyatakan bahwa memiliki skala prioritas yang berseberangan satu sama lain berkenaan dengan perkembangan situasi regional, dan sebagian negara Arab telah bernasihat kepada Amerika Serikat (AS) namun tidak mendapat respon.

Laporan tak resmi yang dilansir surat kabar Ammon, Rabu (10/1/2018), menyebutkan bahwa dalam statemen baru yang terbuka dan kontroversial dia mengatakan bahwa kondisi dunia Arab dewasa ini “sangat memprihatinkan.” Menurutnya, AS enggan menerima nasihat yang telah dikemukakan Yordania dan negara-negara Arab lain, sementara strategi negara-negara Arab sendiri juga berseberangan satu sama lain.

Disebutkan bahwa statemen itu dilontarkan Raja Abdullah II dalam pertemuan dengan para jenderal purnawirawan di kota Arbad di bagian utara Yordania.

Dia mengatakan bahwa negara ini sekarang mementingkan kemaslahatan nasional Yordania, menempatkannya “di atas semua pertimbangan”, dan menjadikannya sebagai pijakan dalam berinteraksi dengan negara-negara jiran.

Dia juga menegaskan bahwa isu Palestina berkenaan bukan hanya dengan Yordania dan Palestina, melainkan seluruh masyarakat internasional.

Pernyataan demikian dari pemimpin Yordania tergolong langka, dan telah dibocorkan bersama rekaman video pertemuan internal yang berlangsung di rumah Jenderal Purnawirawan Thalji Zayabat dan dihadiri oleh Putera Mahkota Pangeran Hossein bin Abdullah.  (rayalyoum)

Turki Desak Rusia Dan Iran Hentikan Gerak Maju Tentara Suriah Di Idlib

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu mendesak Rusia dan Iran selaku penjamin pelaksanaan hasil negosiasi Suriah agar menghentikan gerak maju tentara Suriah di “zona de-eskalasi” di provinsi Idlib di bagian barat laut Suriah.

“Pasukan rezim Suriah terus bergerak menuju Idlib, Rusia dan Iran harus menunaikan komitmen keduanya dan menghentikannya. Kemarin kami telah memanggil perwakilan (dubes) Moskow dan Teheran, dan kami menyampaikan kepada mereka tuntutan kami,” katanya kepada wartawan, Rabu (11/1/2018).

Dia menyatakan bahwa pasukan Turki segera memasang titik pemantau keempat di kawasan terluas di Idlib yang dikuasai “kubu oposisi moderat Suriah.” Sebelumnya dia juga menyebut tentara Suriah menyerang kubu ini di Idlib.

Sementara itu, Kemhan Rusia menyatakan bahwa pangkalan udara Hmeimim dan pangkalan laut Tartus yang sama-sama ditempati oleh pasukan Rusia di Suriah belakangan ini mendapat serangan masif yang dilancarkan dengan menggunakan 13 pesawat nirawak, namun tentara Rusia dapat mencegatnya hingga tujuh di antaranya terjatuh dan enam lainnya meledak.

Menurut Kemhan Rusia, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pesawat-pesawat nirawak itu menggunakan teknologi yang digunakan hanya oleh negara, dan terungkap pula bahwa semuanya diterbangkan secara bersamaan dari wilayah yang dikuasai oleh “kubu oposisi moderat” di bagian barat daya zona de-eskalasi di Idlib.

Berkenaan dengan ini Kemhan Rusia telah melayangkan dua surat pemberitahuan tentang ini masing-masing kepada Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Turki Hulusi Akar dan kepala badan intelijen Turki Hakan Fidan. (rayalyoum)