Jakarta, ICMES: Sumber-sumber Rusia menyatakan bahwa beberapa helikopter milik Amerika Serikat (AS) telah melarikan sebanyak hampir 20 komandan tempur kelompok teroris ISIS dari provinsi Deir Ezzor, Suriah timur.
Organisasi Persatuan Ulama Muslim Internasional merilis statemen berisi seruan perlindungan warga Muslim Rohingya di Myanmar.
Bantuan militer Rusia untuk mendukung Pasukan Arab Suriah (SAA) dalam penumpasan kelompok teroris ISIS telah tiba di kota Deir Ezzor.
Emir Kuwait Syeikh Sabah al-Ahmad Jabir al-Sabah menyatakan Qatar siap merespon 13 tuntutan negara-negara pemboikotnya di atas meja perundingan.
Berita selengkapnya;
Rusia Tuding AS Larikan 20 Komandan ISIS Dari Deir Ezzor
Sumber-sumber Rusia menyatakan bahwa beberapa helikopter milik Amerika Serikat (AS) telah melarikan sebanyak hampir 20 komandan tempur kelompok teroris ISIS dari provinsi Deir Ezzor, Suriah timur.
Seperti dilansir lembaga pemberitaan Ria Novosti milik Rusia, sumber-sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan oleh itu, Kamis (7/9/2017), mengatakan bahwa pelarian para komandan ISIS dilakukan oleh AS pada bulan Agustus lalu.
Sumber-sumber itu menambahkan bahwa beberapa helikopter AS telah melarikan para komandan dan sejumlah anggota ISIS untuk digunakan di kawasan lain, dan dua di antara komandan ISIS itu berasal dari Eropa. Mereka tidak menjelaskan kawasan manakah itu dan mana kebangsaan para komandan ISIS lainnya.
Menurut mereka, tindakan melarikan para anggota ISIS dari Suriah bukan baru kali ini dilakukan oleh AS, melainkan juga pernah dilakukannya pada bulan Mei lalu dengan melarikan para kombatan ISIS asal Eropa dari Deir Ezzor, dan pada Juli lalu AS juga melarikan para komandan ISIS di provinsi Raqqa.
Selasa lalu pemerintah Suriah mengumumkan keberhasilan pasukannya memecah kepungan ISIS terhadap kota Deir Ezzor yang sudah berlangsung selama tiga tahun.
Belum ada tanggapan dari pihak AS mengenai pernyataan sumber-sumber Rusia tersebut. (rayalyoum/irna)
Persatuan Ulama Islam Serukan Perlindungan Warga Muslim Rohingya
Organisasi Persatuan Ulama Muslim Internasional, Kamis (7/9/2017), merilis statemen berisi seruan perlindungan warga Muslim Rohingya di Myanmar dan mendesak lembaga-lembaga kemanusian internasional agar memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya.
“Para pemimpin negara-negara Islam harus melakukan boikot ekonomi dan politik terhadap para pelaku kekerasan dan pembantaian di Myanmar,” bunyi statemen itu.
Lembaga ini meminta media dan para pemuka agama menunjukkan rasa tanggungjawabnya dalam masalah ini.
Sekjen Persatuan Ulama Muslim Internasional, Ali Karamdaghi, meminta supaya para khatib Jumat dalam khutbahnya hari ini (8/9/2017) menyinggung keteraniayaan warga Muslim Rohingya. Dia bahkan menyerukan kepada umat Islam agar menggelar unjuk rasa mengutuk kezaliman dan pembantaian massal serta pengusiran warga Muslim Rohingya.
Dia mengingatkan bahwa peristiwa ini merupakan tragedi yang memalukan bagi masyarakat dunia dan karena itu warga Muslim Rohingya harus segera diselamatkan dari kejahatan.
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir sebanyak puluhan ribu minoritas warga Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh dengan berjalan kaki atau menggunakan perahu demi menghindari kecamuk kekerasan terhadap mereka.
Pemerintah Myanmar sendiri mengumumkan bahwa lebih dari 2600 unit rumah di bagian barat daya negara ini dan di wilayah Rakhine hangus dibakar massa dalam kerusuhan yang terjadi selama satu minggu. (irna)
Bantuan Militer Rusia Untuk SAA Tiba Deir Ezzor
Bantuan militer Rusia untuk mendukung Pasukan Arab Suriah (SAA) dalam penumpasan kelompok teroris ISIS telah tiba di kota Deir Ezzor, Kamis (7/9/2017). Bersamaan ini puluhan truk pengangkut bahan makanan dan lain-lain untuk penduduk juga tiba di kota ini.
Sumber yang dekat dengan SAA kepada kantor berita Jerman, DPA, mengatakan, “Pasukan Rusia di pangkalan Hmeimim, provinsi Latakia, Suriah, telah mengirim bantuan militer yang terdiri atas 300 personil tentara Rusia, peluncur-peluncur roket, dan jembatan mobile, dan melalui darat telah mencapai markas Brigade 137 di barat daya kota Deir Ezzor. Bantuan ini adalah untuk menyokong pasukan pemerintah Suriah dalam pertempuran untuk merebut kembali jalur Deir Ezzor-Palmyra dan memecah kepungan ISIS terhadap bandara militer Deir Ezzor.”
Dia menjelaskan bahwa SAA terus bergerak maju di kota Deir Ezzor dan Kamis kemarin mencapai jarak 10 km dari distrik al-Shula, dan diperkirakan serbuan ke distrik ini akan dimulai Jumat pagi (8/9/2017), sementara pasukan yang ada pada Brigade 137 bergerak maju ke arah gunung al-Tharda untuk memecah kepungan terhadap bandara Deir Ezzor dan mengepung kota dari arah timur.
Sumber ini menambahkan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang berada di kawasan Hamimah di tenggara Deir Ezzor bersiap-siap untuk berpartisipasi dalam perang Deir Ezzor.
Namun sumber ini menepis adanya rencananya SAA untuk mengusir ISIS dengan cara menggempur kota Deir Ezzor, melainkan cukup dengan mengepung kota ini agar ISIS kemudian terusir tanpa perang.
Menhan Suriah Fahad Jassem al-Freij dalam statemen yang dirilisnya saat meninjau keadaan di provinsi Deir Ezzor menegaskan, “Perang kami melawan teroris akan terus berlanjut sampai keamaan dan stabilitas kembali pulih di seluruh wilayah Republik Arab Suriah.”
Di hari yang sebuah, konvoi truk pengangkut bahan makan, fasilitas kesehatan, dan sarana pendidikan telah tiba di kota Deir Ezzor setelah SAA dan sekutunya berhasil memacah kepungan ISIS terhadap kota ini.
Dalam keterangan persnya saat menyambut kedatangan konvoi itu, Gubernur Deir Ezzor Mohammad Ibrahim Samrah mengatakan, “30 unit truk pengangkut bahan makanan, kesehatan, alat tulis, sayur mayur, dan buah-buahan akan dibagi-bagikan sejak besok (Jumat) melalui lembaga perdagangan Suriah agar bahan-bahan ini menjangkau semua penduduk Deir Ezzor.” (rayalyoum)
Emir Kuwait: Qatar Siap Merespon Tuntutan Negara-Negara Pemboikot
Emir Kuwait Syeikh Sabah al-Ahmad Jabir al-Sabah, Kamis malam waktu setempat (7/9/2017) menyatakan bahwa harapan untuk penyelesian krisis Qatar masih belum pupus, dan Qatar kini siap merespon 13 tuntutan negara-negara pemboikotnya di atas meja perundingan dengan semua pihak berkenaan dengan perselisihan dalam tubuh Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
Dalam jumpa pers bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih, Washington, dia mengaku yakin kepada “kebijaksanaan” negara-negara Arab Teluk dalam menangani krisis yang bermula sejak 5 Juni lalu tersebut.
Seperti diketahui, sejak tanggal itu empat negara Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutus hubungannya dengan Qatar setelah mereka menuding Doha aktif menyokong kelompok-kelompok radikal dan teroris, seolah negara-negara Teluk lainnya tidak berbuat hal yang sama.
Syeikh al-Sabah mengaku telah menerima surat balasan dari Qatar berisikan kesiapan Doha mendiskusikan 13 tuntutan empat negara tersebut.
Menurutnya, sebagian besar di antara belasan tuntutan itu dapat ditangani, namun segala sesuatu yang mengusik kedaulatan negara memang tidak dapat diterima.
“13 tuntutan yang ada tidak semuanya dapat diterima, dan penyelesaian ada pada perundingan satu sama lain di antara kami dan menyimak poin-poin yang merugikan kawasan dan para sahabat kami,” tuturnya.
Pada 22 Juni lalu empat negara itu mengajukan kepada Qatar daftar tuntutan dan persyaratan mereka itu untuk pemulihan hubungan mereka dengan Qatar, termasuk penutupan saluran TV Al-Jazeera, penurunan taraf hubungan diplomatik Qatar dengan Iran, dan penyerahan para tokoh “teroris” yang ada di Qatar. Qatar menolak tuntutan ini dan menyebutnya “tidak realistis”. (kuna)