Rangkuman Berita Timteng Jumat 6 April 2018

hamasJakarta, ICMES: Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengecam keras sikap Arab Saudi terkait dengan pendudukan kaum Zionis Israel atas Palestina, dan menilainya sebagai upaya untuk memuaskan hasrat kekuatan-kekuatan besar dengan cara mengorbankan Palestina, atau dalam rangka memicu kontroversi internasional.

Kamar Dagang Damaskus menyatakan kesiapannya memenuhi komoditas yang dibutuhkan oleh Yordania sebagai persiapan menyambut kunjungan pertama kalinya dalam lima tahun terakhir delegasi perindustrian Yordania yang akan dipimpin oleh pengusaha Yordania Adnan Abu Raghib ke Suriah dalam waktu dekat ini.

Sejak beberapa hari lalu Suriah mengerahkan pasukannya di dekat beberapa distrik di mana kelompok teroris ISIS masih bercokol di selatan Damaskus.

Dubes Amerika Serikat (AS) untuk Kuwait Lawrence R. Silverman mengakui misi negaranya gagal di Suriah sehingga Bashar Assad masih bertahan di posisinya sebagai presiden Suriah.

Selengkapnya:

Taggapi Bin Salman, Hamas Serukan Penghentian Upaya Normalisasi Hubungan Dengan Israel

Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengecam keras sikap Arab Saudi terkait dengan pendudukan kaum Zionis Israel atas Palestina, dan menilainya sebagai upaya untuk memuaskan hasrat kekuatan-kekuatan besar dengan cara mengorbankan Palestina, atau dalam rangka memicu kontroversi internasional.

Hamas dalam statemennya yang dirilis Kamis (5/4/2018) menyatakan pihaknya sangat menyayangkan sikap Saudi tersebut karena terjadi justru di saat Israel semakin gencar-gencarnya menebar kejahatan terhadap bangsa Palestina, menjalankan proyek Judaisasi al-Quds, memperluas komplek permukiman Zionis di Tepi Barat, memblokade Jalur Gaza, dan membunuhi warga sipil Palestina, termasuk anak-anak kecil, dengan darah dingin.

Hamas menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk normalisasi hubungan dengan Israel di level manapun karena dampaknya sangat berbahaya bagi bangsa Palestina beserta hak-hak historisnya atas tanah airnya sendiri dan bagi persatuan umat dan bangsa-bangsa Muslim.

Salah satu faksi pejuang terkemuka Palestina ini memastikan sikap Saudi tersebut tidak sejalan dengan aspirasi bangsa-bangsa Arab dan Muslim serta seluruh kaum merdeka dunia yang mendukung hak bangsa Palestina dan menuntut penyelesaian yang adil bagi persoalan bangsa ini.

Hamas menegaskan keharusan mendukung tekad perjuangan Palestina dan melanjutkan kebijakan pengucilan Rezim Zionis Israel yang berbahaya bukan hanya bagi Palestina melainkan juga bagi seluruh kawasan Timteng.

Wakil Ketua Biro Politik Hamas Mousa Abu Marzook di halaman Twitter mengomentari pernyataan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman dengan menuliskan, “Kepada siapapun yang berbicara kepada Amerika dan Zionis penjajah dengan kalimat-kalimat yang membingungkan dan dengan konsesi-konsesi yang mereka pandang sebagai kehinaannya sebagai upaya untuk mendapat kepuasan, dukungan, dan keberpihakan mereka, (ketahuilah bahwa) mereka sedang berilusi.”

Seperti diketahui, Bin Salman dalam wawancara yang dilansir majalah Amerika Serikat (AS) The Atlantic Senin lalu  mengatakan bahwa orang-orang Israel berhak hidup damai di negerinya di Palestina.

“Saya kira orang-orang Palestina dan Israel sama-sama berhak memiliki negeri masing-masing, tapi kita harus mencapai kesepakatan,” katanya saat menjawab pertanyaan apakah dia berkeyakinan bahwa bangsa Yahudi berhak memiliki negara dan tanah air meskipun di “sebagian kecil negeri leluhurnya”.

Pernyataan Bin Salman ini mengundang kecaman dari berbagai pihak yang bersimpati kepada bangsa Palestina.  (rt/alalam)

Hubungan Dagang Yordania Dengan Suriah Akan Dipulihkan

Kamar Dagang Damaskus menyatakan kesiapannya memenuhi komoditas yang dibutuhkan oleh Yordania sebagai persiapan menyambut kunjungan pertama kalinya dalam lima tahun terakhir delegasi perindustrian Yordania yang akan dipimpin oleh pengusaha Yordania Adnan Abu Raghib ke Suriah dalam waktu dekat ini.

Kamar Dagang Damaskus, Kamis (5/4/2018), menyatakan bahwa mitranya di Yordania telah meminta kepadanya untuk membantu pemulihan ekspor produk Suriah ke Yordania.

Delegasi perdagangan dan industri Yordania yang rencananya akan berkunjung ke Damaskus itu terdiri atas 30 orang, dan akan membicarakan pemulihan kerjasama dagang Yordania dengan Suriah.

Media Suriah mengutip pernyataan kepala Kamar Dagang Damaskus Sameer Dabbas bahwa selama Suriah dilanda perang Yordania sangat membutuh produk Suriah, dan pasar-pasar Yordania sangat kesulitan tanpa Suriah.

“Kami siap memenuhi permintaan Yordania,” ungkap Dabbas.

Dia mengaitkan kunjungan delegasi Yordania itu dengan kemenangan yang telah dicapai tentara Suriah di medan pertempuran melawan pemberontak dan teroris.

“Berbagai negara kembali kepada kami setelah kemenangan ini,” ungkapnya.

Belum ada komentar dari pihak Yordania atas pernyataan Dabbas mengenai pemulihan kerjasama dagang Suriah-Yordania setelah lima tahun Suriah dikucilkan oleh berbagai negara, termasuk Yordania, tersebut. (rayalyoum)

Suriah Kerahkan Pasukan Di Selatan Damaskus Untuk Menumpas ISIS

Sejak beberapa hari lalu Suriah mengerahkan pasukannya di dekat beberapa distrik di mana kelompok teroris ISIS masih bercokol di selatan Damaskus. Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) melaporkan bahwa pengerahan pasukan ini dilakukan sebagai persiapan untuk menggelar operasi militer pengembangan kekuasaan atas kawasan ibu kota.

Menurut lembaga yang bermarkas di Inggris ini, pengerahan pasukan Suriah itu berlangsung sejak hari Ahad lalu sebagai persiapan untuk operasi penumpasan ISIS di wilayah ibu kota, dan pengerahan dilakukan bukan hanya dari Damaskus melainkan juga dari luar ibu kota.

Koran al-Watan milik Suriah mengutip pernyataan beberapa sumber yang menyebutkan bahwa situasi di lapangan sekarang menunjukkan bahwa masalah ISIS di beberapa area yang dikuasai oleh kelompok ekstremis Wahhabi takfiri ini akan selesaikan secara militer.

ISIS sejak tahun 2015 menguasai sebagian besar kamp pengungsi Palestina Yarmouk serta beberapa bagian di distrik al-Jahar al-Aswad dan al-Tadamun. Bulan lalu mereka juga merebut distrik al-Qadam ketika pasukan Suriah banyak dikonsentrasikan untuk perang di Ghouta Timur.

Dengan menguasai beberapa daerah tersebut tentara Suriah akan berhasil mengembangkan kekuasaannya atas seluruh kawasan ibu kota untuk pertama kalinya sejak 2012.

Pada tahun 2015 ISIS melancarkan serangan hebat ke kamp Yarmouk hingga berhasil mengusir milisi oposisi Suriah, dan memperkuat kekuasaannya atas sebagian besar wilayah ini, sementara kelompok teroris Hayat Tahrir Sham alias Jabhat al-Nusra menguasai beberapa bagian lainnya. (rt/afp)

Setelah Saudi, Giliran AS Mengakui Kalah Perang Di Suriah

Dubes Amerika Serikat (AS) untuk Kuwait Lawrence R. Silverman mengakui misi negaranya gagal di Suriah sehingga Bashar Assad masih bertahan di posisinya sebagai presiden Suriah.

Pernyataan ini dilontarkan dalam jumpa pers, Rabu (4/4/2018), menyusul kemenangan tentara Suriah di Ghouta Timur yang telah mengubah keseimbangan dan menjungkir balikkan perhitungan sebelumnya. Dengan demikian maka kemenangan tentara Suriah telah disuarakan oleh pihak AS dari kawasan Teluk Persia setelah disuarakan pula oleh Arab Saudi dari Washington, AS, belum lama ini.

Sebagaimana dilansir laman al-Youm al-Sabea yang berbasis di Mesir, Kamis (5/4/2018), Silverman mengatakan bahwa Basar Assad dewasa ini masih berada dalam posisinya “namun harus ada perubahan politik di Suriah di tangan orang-orang Suriah sendiri.”

Dia menambahkan bahwa AS dalam rangka ini berharap banyak kepada kerjasamanya dengan Rusia agar menekan pemerintah Suriah supaya memulai proses reformasi politik.

Kubu AS dan Saudi tampak semakin tak bernyali dalam masalah Suriah setelah tentara Suriah dapat mengalahkan kelompok-kelompok pemberontak dan teroris di Ghouta Timur dalam tempo yang relatif cepat.

Karena itu, Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman dalam wawancara dengan majalah Time milik AS juga membuat pernyataan bahwa Assad tetap bertahan sebagai presiden Suriah, namun dia berharap AS tetap mempertahankan keberadaan pasukannya di Suriah.

“Kami kira, pasukan AS harus bertahan dulu setidaknya dalam jangka menengah, jika tidak dalam jangka panjang. Sebab ini merupakan upaya terakhir untuk mencegah ekspansi Iran, selain juga dapat mempertahankan pendapatnya mengenai masa depan Suriah,”  kata Bin Salman.

Pernyataan ini menjadi pukulan telak bagi kawanan bersenjata yang tersisa di kota Douma, Ghota Timur, karena menandakan bahwa Saudi sudah tak sanggup lagi memberikan bantuan kepada mereka sehingga mereka dihadapkan hanya pada dua puluhan; bernegosiasi atau menyerah. (shamtimes)