Jakarta, ICMES: Situs Debka milik Israel mengungkapkan jenis roket yang diluncurkan dari Suriah ke Israel ketika Israel melancarkan serangan udara di sekitar Damaskus, dan menekankan bahwa Israel telah menerima teguran keras dari Rusia terkait dengan agresi Israel terhadap Suriah.
Uni Emirat Arab (UEA) membuka kembali kedutaan besarnya untuk Suriah di Damaskus manakala para pemimpin Arab mulai membuka diri lagi di depan Presiden Suriah Bashar Assad yang sudah bertahun-tahun mereka kucilkan.
Penerbangan pesawat secara langsung untuk pertama kalinya selama kurun waktu hampir delapan tahun terakhir dari Bandara Internasional Damaskus, Suriah, ke Bandara Internasional Habib Bourguiba di Monastir, Tunisia, telah berlangsung.
Komando Umum Pasukan Arab Suriah (SAA) mengumumkan pihaknya telah memasuki kota Manbij di bagian utara negara ini dekat perbatasan Turki dan telah mengibarkan bendera nasional Suriah di kota yang dibayangi ancaman militer Turki tersebut.
Berita selengkapnya:
Ratusan Ribu Orang Israel Dikejutkan Oleh Ledakan Rudal Suriah
Situs Debka milik Israel mengungkapkan jenis roket yang diluncurkan dari Suriah ke Israel ketika Israel melancarkan serangan udara di sekitar Damaskus, dan menekankan bahwa Israel telah menerima teguran keras dari Rusia terkait dengan agresi Israel terhadap Suriah.
Sham Times mengutip laporan Debka yang berspesialisasi di bidang intelijen, Kamis (27/12/2018), bahwa Moskow Rabu lalu telah mengancam Tel Aviv dengan menyatakan bahwa tentara Suriah akan melesatkan lebih banyak rudal “S-200” yang juga dikenal sebagai “SA-5” jika terjadi serangan lagi Israel ke Suriah.
Mengutip sumber-sumber militer, Debka menambahkan bahwa Rusia mengingatkan Israel bahwa Suriah tidak akan meluncurkan serangan rudal baru ke Israel secara sepihak, tetapi mencanangkan strategi “sasaran dibalas sasaran”, dan akan menunjukkan reaksi setimpal terhadap setiap serangan baru Israel.
Menurut Debka, teguran Rusia itu mengukuhkan asumsi bahwa rudal Suriah yang sengaja ditembakkan ke Israel tidak terlepas dari faktor serangan baru-baru ini di sekitar Damaskus.
Situs itu juga menunjukkan bahwa sekitar 250 ribu orang Israel terkena dampak serangan rudal Suriah, dan penduduk Hadera dan Qaisira serta Zikhron Yaakov dan Or Akiva dan Binyamina merasakan getaran yang disebabkan oleh ledakan rudal Suriah, dan bau mesiu menyebar di udara selama berjam-jam setelah insiden itu.
Debka mngingatkan bahwa dampak satu rudal ini memberikan gambaran mengenai bagaimana jika ancaman Rusia dilaksanakan dengan peluncuran lima atau sepuluh rudal ke Israel.
Laman berbahasa Ibrani itu menyebutkan bahwa peringatan Rusia itulah yang mendorong pihak berwenang Israel, menurut salah seorang pejabatnya, untuk mengakui tanggung jawabnya atas serangan baru-baru ini. Dia mengklaim bahwa pemboman itu telah menghancurkan sarana pertahanan udara Suriah yang menembak pesawat-pesawat penyerang.
Sumber-sumber militer Debka mengkonfirmasi bahwa tiga sasaran pemboman Israel adalah pusat komando divisi kesepuluh dari pasukan Suriah di Qatana, dan pangkalannya di Dimas, serta lokasi divisi keempat di Saboura. (alalam)
UEA Buka Lagi Kedubesnya Untuk Suriah
Uni Emirat Arab (UEA) membuka kembali kedutaan besarnya untuk Suriah di Damaskus manakala para pemimpin Arab mulai membuka diri lagi di depan Presiden Suriah Bashar Assad yang sudah bertahun-tahun mereka kucilkan.
Suriah dibekukan keanggotaannya di Liga Arab tak lama setelah perang Suriah pecah pada 2011, dan sebagian besar negara Arab menutup kedutaan besar mereka di Damaskus sebagai bentuk dukungan mereka kepada pemberontak Suriah.
Namun, setelah Assad tetap berkuasa dan menang atas pasukan pemberontak, negara-negara Arab jiran Suriah mulai bergerak untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Suriah.
Sejauh ini, pembukaan kembali kedutaan UEA di Damaskus merupakan langkah publik paling signifikan menuju rehabilitasi Assad di dunia Arab. Langkah ini kemungkinan telah dikoordinasikan dengan Arab Saudi, tetangga UEA yang lebih kuat dan sekutu dekatnya.
Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa Bahrain kemungkinan juga akan membuka kembali kedutaan besarnyadi Damaskus minggu depan.
UEA dalam sebuah pernyataannya, Kamis (27/12/2018), menjelaskan bahwa pembukaan kembali kedutaan besarnya itu merupakan bagian dari upaya membawa Suriah kembali ke orbit negara-negara Arab.
UAE mengatakan mengatakan mereka ingin “memulihkan hubungan antara kedua negara bersaudara ini ke jalan normal mereka” dan ingin meningkatkan “peran Arab” dalam mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Suriah.
“Langkah ini juga akan mencegah bahaya campur tangan regional dalam urusan Suriah,” ungkap Kementerian Luar Negeri UEA, seakan menyindir peran Iran di Suriah.
UAE termasuk negara yang mendanai sebagian kelompok pemberontak Suriah , namun peranannya tak sebesar Qatar, Arab Saudi, dan Turki. Dan belakangan ini negara-negara Arab Teluk Persia menutup kran banyak bantuannya kepada pemberontak Suriah. (raialyoum)
Pertama Setelah 8 Tahun, Penerbangan Dari Suriah Ke Tunisia
Penerbangan pesawat secara langsung untuk pertama kalinya selama kurun waktu hampir delapan tahun terakhir dari Bandara Internasional Damaskus, Suriah, ke Bandara Internasional Habib Bourguiba di Monastir, Tunisia, telah berlangsung pada Kamis (27/12/2018).
Pesawat itu membawa 160 warga Suriah yang terdiri atas para jurnalis, ahli hukum, dan keluarga, menurut laman Shams milik Tunisia.
Kepala komunitas Suriah di Tunisia, Talal Hassan, mengatakan bahwa penerbangan itu dilakukan berkat inisiatif yang dikemukakan sekira sebulan yang lalu dan disambut oleh otoritas Tunisia.
Talal Hassan menggaris bawahi bahwa inisiatif ini merupakan bukti adanya kampanye sosial bahwa masyarakat Suriah memiliki hubungan diplomatik terkait dengan hubungan kemanusiaan, persaudaraan, dan historisnya dengan Tunisia.
Dia juga mengatakan bahwa destinasi wisata delegasi Suriah adalah Monastir, Sousse, Tunis, Kairouan, dan Hammamat. Mereka juga akan mengunjungi museum Bardo dan Cartage. (alalam)
Tentara Suriah Masuki Kota Manbij
Komando Umum Pasukan Arab Suriah (SAA) mengumumkan pihaknya telah memasuki kota Manbij di bagian utara negara ini dekat perbatasan Turki dan telah mengibarkan bendera nasional Suriah di kota yang dibayangi ancaman militer Turki tersebut.
SAA dalam sebuah statemennya menegaskan bahwa langkah itu “didasarkan pada komitmen penuh tentara dan angkatan bersenjata guna memikul tanggung jawab nasional mereka menerapkan kedaulatan negara ini atas setiap jengkal wilayah Republik Arab Suriah dan sebagai respon atas panggilan orang-orang di wilayah Manbij.”
SAA menekankan “pentingnya upaya bersama dari semua anak bangsa dalam pemeliharaan kedaulatan nasional, menegaskan kembali tekadnya untuk menghancurkan terorisme, dan mengalahkan semua agresor dan pasukan pendudukan dari tanah Suriah yang suci.”
Di bagian akhir statemen tersebut pasukan pemerintah Suriah itu mengaku “menjamin keamanan penuh semua warga Suriah dan lainnya di wilayah Manbij.”
Sementara itu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Inggris, mengutip “sumber-sumber terpercaya” bahwa puluhan elemen pasukan pemerintah yang tiba baru-baru ini di perbatasan Manbaj mulai menyebar pada jalur kontak antara unit Kurdi dan pasukan Turki.”
Statemen ini dirilis tak lama setelah milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), tulang punggung Pasukan Demokrat Suriah (SDF), secara resmi mengundang pemerintah Damaskus untuk menerapkan kendalinya atas Manbij manakala Turki mengancam akan melakukan intervensi di kawasan sisi timur Sungai Eufrat, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan pasukannya dari Suriah. (rt)