Rangkuman Berita Timteng Jumat 15 September 2017

yaman abdel malik houthiJakarta, ICMES: Pemimpin gerakan Ansarullah (Houthi) Yaman, Abdel Malik al-Houthi, menegaskan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) tak lama lagi akan menjadi sasaran serangan rudal tentara dan pasukan Komite Rakyat Yaman.

Presiden Suriah Bashar al-Assad melayangkan surat kepada Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei berisikan ungkapan terima kasih atas bantuan Iran kepada Suriah dalam penumpasan terorisme.

Penasehat senior ketua parlemen Iran Hossein Ali Abdollahian menyatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi telah mengirim mediator ke Teheran, Iran, untuk meminta bantuan Iran membuka dialog Saudi dengan kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman.

Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jafaari dia menilai kecil kemungkinan akan terjadi konfrontasi bersenjata antara pemerintah pusat Baghdad dan pemerintahan semi otonomi Kurdistan Irak menyusul referendum disintegrasi wilayah ini pada 25 September mendatang.

Lebih dari 80 orang terbunuh akibat serangkaian serangan di kota Nassiriyah, Irak selatan.

Berita selengkapnya;

Ansarullah Ancam Akan Merudal Uni Emirat Arab

Pemimpin gerakan Ansarullah (Houthi) Yaman, Abdel Malik al-Houthi, menegaskan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) tak lama lagi akan menjadi sasaran serangan rudal tentara dan pasukan Komite Rakyat Yaman.

“Mulai sekarang UEA adalah negara yang tak aman karena berpotensi menjadi sasaran serangan rudal sewaktu-waktu, “ ungkap al-Houthi, Kamis (14/9/2017), sembari menyebutkan bahwa pasukan rudal Yaman telah melakukan ujicoba rudal yang jarak tempuhnya mencapai Abu Dhabi, ibu kota UEA.

Dia juga menegaskan bahwa pasukan Yaman sudah hampir memiliki angkatan laut yang dapat menerobos ke pelabuhan-pelabuhan Saudi dan bahkan bisa menjangkau kawasan pantai Palestina.

Menurutnya, pasukan yang bertempur melawan agresi Saudi dan sekutunya di berbagai front berasal dari berbagai kelompok mazhab dan suku, dan terdapat lebih dari 40 front pertempuran ribuan anak bangsa Yaman melawan aliansi pasukan musuhnya itu.

Mengenai Saudi dia menegaskan bahwa rezim Riyadh sudah menghamburkan banyak dana tapi justru menderita kekalahan besar, dan kini tentara Saudi dan UEA bermaksud melakukan pembalasan di Yaman atas kekalahannya di Irak dan Suriah.

Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Israel berada di balik tragadi dan krisis di kawasan Timteng karena campur tangan Saudi dan UEA di Yaman dilakukan dengan keputusan langsung dari AS, sementara AS dan Israel sama-sama berusaha berdominasi di kawasan ini. (alalam)

Layangkan Surat, Presiden Suriah Berterima Kasih Kepada Pemimpin Besar Iran

Presiden Suriah Bashar al-Assad melayangkan surat kepada Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei berisikan ungkapan terima kasih atas bantuan Iran kepada Suriah dalam penumpasan terorisme.

Seperti dilansir oleh media Iran, Kamis (14/9/2017), dalam surat yang dikirim pada pada tanggal 6 September lalu itu Al-Assad menyebutkan besarnya peranan Iran dalam keberhasilan pasukan Suriah dan sekutunya memecah kepungan teroris ISIS terhadap kota Deir Ezzor.

“Bangsa Iran turut berkorban bersama kami dalam perang melawan teroris, dan kami memandang mereka sebagai mitra kami dalam kemenangan ini,” tulis al-Assad.

Karena itu dia juga menyampaikan ucapan selamat kepada pemimpin besar, rakyat, dan pemerintah Iran atas keberhasilan Pasukan Arab Suriah (SAA) dan sekutunya itu.

“Kami memandang bangsa Iran sebagai mitra kami dalam kesuksesan ini karena mereka berada di sisi kami dalam perang melawan teroris dan telah mempersembahkan darah putera-puteranya. Kepada Yang Mulia kami menyatakan berterima kasih secara mendalam atas pendirian  Republik Islam Iran dalam menumpas terorisme dan dukungannya kepada bangsa kami demi pembebasan wilayah kami dari noda kawanan teroris takfiri,” ungkap al-Assad.

Dia melanjutkan bahwa Suriah dan Iran akan terus berperang melawan teroris dan agresor dan mengatasi bahaya terorisme serta berusaha membangunan tatanan regional dan internasional yang berlandaskan keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan bagi seluruh bangsa dan negara.

Sejak awal krisis Suriah Iran mendukung tentara Suriah dengan apa yang disebut Teheran “pengiriman para penasehat militer dan senjata.” (alalam/rayalyoum)

Iran: Riyadh Minta Bantuan Teheran Untuk Buka Dialog Dengan Ansarullah Yaman

Penasehat senior ketua parlemen Iran Hossein Ali Abdollahian menyatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi telah mengirim mediator ke Teheran, Iran, untuk meminta bantuan Iran membuka dialog Saudi dengan kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman.

“Ketika perang Yaman berkecamuk Saudi telah mengirim mediator ke Teheran dan meminta dukungan Teheran untuk membuka dialog dengan Ansarullah,” ungkap Abdollahian dalam wawancara dengan dengan kantor berita Iran, IRNA, Kamis (14/9/2017).

Tanpa menyebutkan secara persis kapan mediator itu dikirim, dia  menambahkan, “Setelah perang berjalan sekian tahun, Saudi berkesimpulan bahwa perang tidak akan dapat menyelesaikan krisis.”

Seperti diketahui, sejak 26 Maret 2015 sampai sekarang, pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi melancarkan serangan militer ke Yaman untuk menumpas Ansarullah dan sekutunya, pasukan loyalis mantan presiden Ali Abdullah Saleh.

Saudi beralasan bahwa serangan itu dilancarkan dengan dalih membela pemerintahan Mansour Hadi, namun sampai sekarang aliansi pimpinan Saudi tak sanggup mengembalikan Hadi ke Sanaa, ibu kota Yaman, yang dikuasai oleh aliansi Ansarullah-Saleh. (rayalyoum)

Menlu Irak: Kecil Kemungkinan Konfrontasi Bersenjata Baghdad-Arbil Akibat Referendum

Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jafaari dia menilai kecil kemungkinan akan terjadi konfrontasi bersenjata antara pemerintah pusat Baghdad dan pemerintahan semi otonomi Kurdistan Irak menyusul referendum disintegrasi wilayah ini pada 25 September mendatang.

Dalam wawancara dengan BBC, Kamis (14/9/2017), al-Jaafri memastikan pemerintah pusat Baghdad konsisten penuh kepada konstitusi, dan keluhan marginalisasi Arbil oleh Baghdad merupakan keluhan kolektif yang tak bisa diselesaikan kecuali melalui kanal dialog.

Hal yang dikuatirkan oleh al-Jaafari terkait dengan perselisihan antara Baghdad dan Arbil dewasa ini adalah dampaknya pada perang seluruh komponen pasukan Irak, termasuk pasukan Kurdi Peshmerga, dalam perang melawan kawanan teroris ISIS di beberapa kantungnya yang masih tersisa di Negeri 1001 Malam ini.

Pemimpin Kurdistan Iran Masoud Barzani pada Juni lalu mengumumkan bahwa pada tanggal 25 September 2017 akan diselenggarakan referendum kemerdekaan Kurdistan. Pengumuman ini tak pelak menimbulkan berbagai reaksi kontra dari dalam dan luar negeri Irak, dan sejauh ini hanya Israel yang menyatakan dukungannya kepada pendirian negara merdeka Kurdistan. (alalam)

Serangan  ISIS Tewaskan 80-an Orang Di Irak Selatan

Lebih dari 80 orang terbunuh akibat serangkaian serangan di kota Nassiriyah, Irak selatan, Kamis (14/9/2017), dan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan bertanggungjawab atas serangan ini.

Dilaporkan bahwa para pelaku menyerang  sebuah pos pemeriksaan polisi dan restoran di dekat kota Nassiriya mengenakan seragam pasukan keamanan dan mengemudikan kendaraan militer yang mereka curi.

Sumber rumah sakit mengatakan di antara puluhan korban meninggal itu terdapat  sedikitnya 10 warga Iran yang berkunjung untuk berziarah ke kota suci di Irak.

Seorang saksi mata,  Firas Ahmed, mengatakan, “Ada empat bus peziarah Iran. Orang-orang bersenjata itu naik dan menyemburnya dengan peluru, sementara yang lain membawa truk pick-up, menembaki orang-orang…. Mereka kemudian masuk ke restoran, menembaki orang-orang yang ada di dalam, yang muda dan tua, tidak menyelamatkan siapapun. Semua orang di sini terbunuh. ”

Polisi menyatakan serangan ini juga menyebabkan sedikitnya 100 orang terluka.

ISIS melalui kantor beritanya, Amaq, mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. (euronews)