Rangkuman Berita Timteng Jumat 14 Juli 2017

israel avigdor liebermanJakarta, ICMES: Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengungkap keresahannya terhadap eksistensi Iran di Suriah dengan menuding negara republik Islam itu menjadikan Suriah sebagai jembatan untuk menyerang Israel.

Sumber lokal di provinsi Kirkuk, Irak, menyatakan bahwa satu pakar senjata kimia kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kota Hawija di bagian barat daya provinsi ini tewas. Bersamaan dengan ini, pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi menyatakan akan berpartisipasi dalam operasi pembebasan Hajiwa dan kawasan-kawasan lain yang masih diduduki ISIS.

Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) merilis statemen berisikan pernyataan prihatin dan kecaman keras terhadap pernyataan “provokatif” Duta Besar Arab Saudi untuk Aljazair Sami bin Abdullah al-Saleh mengenai Hamas.

Stasiun televisi Al-Jazeera yang berbasis di Doha, Qatar, menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk dikte pihak asing terkait dengan struktur maupun kinerjanya, dan karena itu jaringan berita televisi terkemuka di dunia Arab ini menyatakan tetap konsisten pada kebijakan redaksionalnya.

Berita selengkapnya;

Lieberman: Iran Jadikan Suriah Jembatan Untuk Menyerang Israel

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengungkap keresahannya terhadap eksistensi Iran di Suriah dengan menuding negara republik Islam itu menjadikan Suriah sebagai jembatan untuk menyerang Israel.

Terkait dengan ini dia mengatakan bahwa para pakar Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Israel di Wina, Austria, akan mengadakan perundingan mengenai kawasan de-eskalasi di bagian barat daya Suriah.

“Kami menyetujui upaya menentramkan situasi di semua wilayah Suriah. Evaluasi disertai hal-hal yang lebih rinci di Suriah selatan sejauh ini masih terlalu dini karena di tahap ini kami memang tidak memiliki hal-hal detail dan panjang. Masalah ini bagus dijelaskan dalam pertemuan tim-tim Israel, Rusia, dan AS di Wina,” ungkapnya dalam wawancara dengan koran Rusia Kommersant yang dipublikasi Rabu (12/7/2017) dan dikutip pula oleh FNA milik Irak Kamis (13/7/2017).

Dia melanjutkan, “Iran sekarang menjadikan seluruh Suriah, termasuk bagian selatannya, sebagai jembatan untuk menyerang Israel, kami belum siap untuk mengakuinya, kami belum siap untuk menghadapi hal itu.  Jadi kami berusaha memastikan bahwa tidak ada pemandangan mereka(orang-orang Iran) di sana, ini adalah salah satu syarat utama yang kami tekankan.”

Menurutnya, Israel tidak akan ikut campur dalam situasi di Suriah, namun tidak akan membiarkan Iran menguat di selatan Suriah.

“Kami tidak ikut campur dalam urusan internal Suriah atau pihak lain. Kami adalah negara mandiri dengan infrastruktur yang sangat kuat. Kami melakukan dengan baik, kami tidak akan menyentuh siapa pun dan kami tidak mengklaim wilayah manapun, “kata Lieberman. (sputnik/fna)

Pakar Senjata Kimia ISIS Tewas Di Irak

Sumber lokal di provinsi Kirkuk, Irak, Kamis (13/7/2017), menyatakan bahwa satu pakar senjata kimia kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kota Hawija di bagian barat daya provinsi ini tewas. Bersamaan dengan ini, pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi menyatakan akan berpartisipasi dalam operasi pembebasan Hajiwa dan kawasan-kawasan lain yang masih diduduki ISIS.

“Seorang pakar senjata kimia ISIS yang memiliki julakan Abu al-Barra’ al-Iraqi tewas di daerah Hawija dengan sebab yang tak jelas, dan jenazahnya ditemukan di dalam rumahnya di sebuah kawasan militer di bagian tengah daerah ini,” ungkap sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan itu.

Dia menjelaskan bahwa Abu al-Barra’ al-Iraqi adalah seorang sarjana kimia dan sebelum tahun 2003 pernah berkarir sebagai perwira angkatan bersenjata Irak.

“Al-Iraqi terlibat dalam pembangunan instalasi kimia kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak, dan tersembunyi sejak beberapa tahun lalu sampai pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi memindahkannya ke kota Raqqa, Suriah,” jelasnya.

Seperti diketahui, beberapa hari lalu pasukan Irak berhasil membebaskan Mosul, ibu kota provinsi Nineveh, Irak utara, secara total dari cengkraman ISIS yang mendudukinya sejak tahun 2014. Meski demikian, beberapa sumber mengatakan bahwa sebuah kawasan kecil di barat Mosul  masih dikuasai ISIS.  

Sementara itu, juru bicara pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi Ahmad al-Asadi menyatakan pasukan ini akan berpartisipasi dalam semua operasi pembebasan Hawija dan kawasan-kawasan lain yang masih diduduki ISIS di Irak.

Dalam pernyataan di TV Irak dia mengatakan pasukan ini masih terus menghadapi ISIS di barat Mosul dan berhasil membuat kelompok teroris ini menderita banyak kerugian jiwa dan materi.

Dia menambahkan bahwa pasukan relawan Rabu lalu berhasil menghancurkan sebuah konvoi ISIS yang terdiri atas tujuh mobil di barat Mosul dan menewaskan semua teroris yang ada dalam konvoi ini.

Dia juga menyebutkan bahwa al-Hashd al-Shaabi merupakan unsur kunci dalam semua kemenangan yang berhasil diraih atas ISIS, dan karena itu pasukan relawan Irak ini juga akan terlibat dalam operasi pembebasan Hawija dan kawasan lain yang belum dibebaskan. (alsumarianews/alalam)

Hamas Kecam Pernyataan Dubes Saudi Untuk Aljazair Tentang Hamas

Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) merilis statemen berisikan pernyataan prihatin dan kecaman keras terhadap pernyataan “provokatif” Duta Besar Arab Saudi untuk Aljazair Sami bin Abdullah al-Saleh mengenai Hamas.

Seperti dilansir laman resmi Hamas, Kamis (13/7/2017), faksi pejuang Palestina ini menilai pernyataan al-Saleh menyalahi prinsip dan konvensi bangsa-bangsa Arab dan Islam yang selama ini menyokong cita-cita bangsa Arab Palestina.

“Hamas adalah gerakan perlawanan anti rezim pendudukan, dan kami bersama faksi-faksi perlawanan Palestina lainnya merupakan mata panah pertahanan negeri mikraj dan kiblat pertama umat Islam,” bunyi statemen Hamas tersebut.

Seperti pernah diberitakan, dalam wawancara dengan stasiun televisi Aljazair, al-Nahar, al-Saleh menuding Hamas organisasi teroris karena namanya tertera dalam daftar teroris.

“Hamas adalah kelompok teroris yang merencanakan konspirasinya di hotel-hotel bintang lima Qatar,”ujar al-Saleh.

Hamas mengaku heran terhadap tudingan ini, apalagi dinyatakan dari Aljazair yang selama ini dikenal sangat bersimpati kepada cita-cita dan perjuangan bangsa Palestina. Karena itu, Hamas mengimbau pemerintah Arab Saudi agar menyudahi pernyataan sedemikian rupa karena hanya akan mencoreng citra, sejarah, dan pendirian Arab Saudi terkait dengan perjuangan bangsa Palestina. (fna)

Al-Jazeera Tegaskan Pantang Tunduk Pada Tekanan Kubu Arab Saudi

Stasiun televisi Al-Jazeera yang berbasis di Doha, Qatar, menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk dikte pihak asing terkait dengan struktur maupun kinerjanya, dan karena itu jaringan berita televisi terkemuka di dunia Arab ini menyatakan tetap konsisten pada kebijakan redaksionalnya.

“Al-Jazeera tetap konsisten bersama para insan pers dan lembaga-lembaga pemberitaan lain dari berbagai penjuru dunia, mempertahankan hak menjalankan misi pemberitaannya tanpa rasa takut dan ditakuti,” bunyi statemen Al-Jazeera yang dirilis Kamis (13/7/2017).

Saluran TV yang dimusuhi oleh Arab Saudi dan negara-negara Arab sekutunya ini menegaskan, “Al-Jazeera selama dua dekade silam telah merawat independensi kebijakan redaksional, dan tidak akan tunduk kepada banyaknya tekanan yang dihadapinya.”

Statemen ini dirilis sehari setelah peristiwa kericuhan yang mewarnai sidang ke-48 para menteri komunikasi Arab di Kairo, Mesir, terkait dengan Al-Jazeera.

Dalam sidang ini menteri komunikasi Arab Saudi dan Bahrain menuding Al-Jazeera sebagai saluran penebar fitnah, dan menjadi genderang bagi Qatar. Delegasi Qatar dalam sidang yang sama lantas membalasnya dengan tanggapan yang tak kalah pedasnya dengan mengatakan, “Al-Jazeera selalu mengatakan realitas, sedangkan dunia Arab takut kepada realitas.”

Dalam krisis hubungan Qatar dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir, empat negara pemboikot Qatar ini telah mengajukan 13 tuntutan terhadap Qatar antara lain penutupan Al-Jazeera. (rayalyoum)