Iran Berobsesi Membuat Kapal Selam Bertenaga Nuklir

kapal selam iran fatehTeheran, LiputanIslam.com –   Republik Islam Iran berobsesi membuat kapal selam yang dilengkapi dengan sistem tenaga nuklir.

Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Hossein Khanzadi tentang obsesi itu, Kamis (16/4/2020), mengatakan, “Ini semacam kelalaian jika negara Republik Islam ini tidak berpikir tentang penggunaaan propulsi nuklir pada kapal selam.”

Dia menambahkan, “Kemampuan domestik ini ada di Kementerian Pertahanan mengenai produksi kapal selam lebih besar dari Fateh, dan tentu saja pengembangan propulsi kapal selam ada dalam agenda Angkatan Laut.”

Menurutnya, sikap Iran mengenai energi nuklir sudah jelas dan terdefinisikan, dan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei juga telah berulang kali menekan bahwa proyek nuklir Iran bertujuan damai.

Khanzadi menyebutkan bahwa semua lembaga di negara ini bergerak dalam kerangka yang telah ditetapkan mengenai proyek nuklir.

“Tidak ada pakta internasional yang melarang penggunaan energi nuklir damai, tapi damai yang kita bicarakan tidak menemukan maknanya tanpa pemeliharaan kesiapan pertahanan,” ujarnya.

Dia juga menegaskan, “Ketika tidak ada pencegahan dan kesiapan untuk pertahanan, tidak ada pula perdamaian dan stabilitas yang akan dibangun, sehingga Angkatan Bersenjata negara ini hadir untuk memastikan perdamaian yang berkelanjutan.”

Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi tahun lalu menyatakan negaranya telah membuat kemajuan yang baik dalam pembuatan sistem tenaga nuklir yang digunakan di kapal dan kapal selam.

“Kami telah mengambil langkah panjang di bidang (sistem) propulsi nuklir, tapi kami menyatakannya ketika kami yakin (penyelesaiannya),” ujar Salehi dalam sebuah wawancara dengan TV pemerintah.

Kepala AEOI mengaku dia sendiri terkejut melihat kemajuan para ahli Iran dalam pengembangan sistem tenaga nuklir.

“Saat ini, kami tidak bermaksud menginformasikan kepada masyarakat tentang sistem tenaga nuklir secara penuh, namun kami bekerja di bidang ini dengan kecepatan tinggi, dengan bantuan Allah,” ujarnya.

Salehi menyebut Iran sebagai satu-satunya negara berkembang yang memproduksi sistem propulsi nuklir, dan pihaknyapun sudah memberitahukan kemajuan Iran di bidang ini kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Propulsi nuklir menggunakan reaktor tenaga nuklir untuk menghasilkan listrik di kapal. Sistem seperti itu terkenal karena penggunaannya pada kapal selam nuklir strategis, yang memungkinkan mereka untuk tetap tenggelam selama berminggu-minggu demi menghindari deteksi. Propulsi nuklir juga digunakan pada beberapa kapal permukaan besar seperti kapal induk atau pemecah es.

Pada tahun 2016 Presiden Iran Hassan Rouhani saat menanggapi pelanggaran AS terhadap perjanjian nuklir 2015 memerintahkan kepada AEOI agar memulai rencana produksi bahan bakar nuklir dan sistem propulsi untuk kapal dan kapal selam. (mm/fna)

Rouhani: Iran Bertempur di Dua Front, Melawan Covid-19 dan Sanksi AS

Teheran, LiputanIslam.com –   Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan bahwa tidak seperti negara-negara lain yang hanya berjibaku melawan pandemi corona (Covid-19), Iran “bertempur” di dua front, satu melawan virus dan yang lain melawan sanksi AS.

“Kita tahu bahwa hari-hari ini, bekerja tidaklah mudah dengan protokol kesehatan yang harus diperhatikan, tapi seperti yang dikatakan Pemimpi Besar (Ayatullah Sayid Ali Khamenei), tahun ini adalah tahun Lonjakan Produksi dan kami berharap tren ini berlanjut dengan baik,” tutur Presiden Rounhani, Kamis (16/4/2020).

“Warga kami harus tahu bahwa meskipun tahun ini adalah tahun yang sulit dan seperti yang telah saya katakan berkali-kali, kami memerangi dua virus; sanksi dan virus corona. Kami akan melakukan yang terbaik agar masyarakat dapat memiliki kehidupan yang relatif baik, ” imbuhnya.

Rouhani menekankan bahwa pemerintah, perusahaan swasta dan publik, lembaga dan semua bagian negara Iran tidak akan pernah duduk diam barang sejenak demi pembangunan negara mereka meskipun sambil berjuang melawan sanksi dan Covid-19 dalam dua front sekaligus.

“Kami berharap bahwa meskipun ada kesulitan, Sang Maha Kuasa melimpahkan tahun yang baik kepada rakyat kami dan menyembuhkan semua pasien. Salam kami kepada jiwa-jiwa semua orang yang telah mengorbankan diri demi kesehatan masyarakat bekalangan ini, ” harapnya.

Dia melanjutkan, “Insya Allah, rakyat akan melanjutkan tren ini dengan koordinasi, kerja sama dan integrasi di bidang pengembangan dan produksi di negara ini.”

Di hari yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour mencatat bahwa 1.606 kasus baru infeksi Covid-19 teridentifikasi di negara ini dalam 24 jam terakhir, sembari menyebutkan bahwa hampir 67% dari total jumlah pasien yang meningkat menjadi 77.995 telah sembuh, sementara yang meninggal dunia 4.869 orang, termasuk 92 orang dalam 24 jam terakhir, dan sebanyak 3,594 pasien berada dalam kondisi kritis.

Dia juga menyebutkan bahwasejauh ini sebanyak 310.340 tes diagnosis Covid-19  telah dilakukan di negeri mullah ini. (mm/fna)

“Menyakitkan”, Masjidil Aqsa Ditutup Selama Ramadhan Akibat Covid-19

Quds, LiputanIslam.com –  Kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem akan ditutup untuk jamaah Muslim sepanjang bulan puasa suci Ramadhan karena pandemi coronavirus, kata ulama Muslim di situs tersuci ketiga Islam.

Wakaf Islam Quds (Baitul Maqdis/Yerusalem), lembaga yang ditunjuk Yordania untuk mengawasi situs-situs Islam di kompleks suci, menyebut keputusan itu “menyakitkan”.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Kamis (16/4/2020), lembaga itu mengatakan bahwa tindakan tersebut “sejalan dengan fatwa (alim ulama) dan nasihat medis”.

“(Warga Muslim harus) melakukan sholat di rumah mereka selama bulan Ramadhan, untuk menjaga keselamatan mereka”, ungkap lembaga itu.

Namun, lanjutnya, azan masih akan dikumandangkan dari Masjid Al-Aqsa lima kali sehari selama bulan Ramadhan, dan pekerja religi masih akan diizinkan masuk.

Keputusan menutup komplek Masjid Al-Aqsa tersebut memperpanjang jangka waktu larangan sholat di sana, yang ditetapkan pada 23 Maret lalu.

Bulan suci Ramadan akan tiba pada sekitar 23 April. Momen penuh berkah ini biasa mengundang kedatangan puluhan ribu jemaah ke Masjid Al-Aqsa dan Kubah al-Sakhrah (Dome of the Rock)  setiap harinya untuk menunaikan shalat tarawih berjamaah.

Umat Islam meyakini situs Al-Aqsa sebagai tempat Nabi Muhammad saw mengalami Isra’ dan Mikraj. (mm/aljazeera)