Teheran, LiputanIslam.com – Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi menyatakan Iran telah mengikuti perundingan nuklir dengan prima, terhormat dan serius.

“Sebagian orang membayangkan bahwa kami membutuhkan inisiasi, tak punya pendapat dan tak akan mengikuti pembicaraan (nuklir), tapi Iran telah mengikutinya dengan prima dan terhormat serta mengajukan dua teks yang sesuai dengan perjanjian nuklir mengenai isu nuklir dan sanksi,†ujarnya dalam sebuah pernyataan di televisi, seperti dikutip Al-Alam, Ahad (5/12).
Presiden Raisi menyatakan demikian manakala negara-negara besar Barat meragukan keseriusan Teheran untuk memulihkan perjanjian nuklir yang diteken Iran bersama enam negara besar dunia pada tahun 2015 namun dikhianati oleh AS pada tahun 2018.
Sementara itu seorang pejabat tinggi Kemlu Iran di hari yang sama menilai keengganan Amerika Serikat (AS) mencabut semua sanksinya terhadap Iran sebagai tantangan utama bagi upaya penyelamatan perjanjian tersebut.
Pembicaraan tidak langsung antara Washington dan Teheran mengenai pemulihan perjanjian itu dihentikan pada hari Jumat lalu. Kedua belah pihak menyatakan negosiasi itu akan dimulai lagi pada pekan berikutnya, sementara para pejabat Barat menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap banyak tuntutan Iran.
Dikutip Tasnim, pejabat anonim Kemlu Iran itu mengatakan, “Sekarang jelas bahwa keengganan Washington untuk sepenuhnya mencabut sanksi adalah tantangan utama bagi kemajuan pembicaraan.â€
Dia menambahkan, “Kami percaya bahwa kesepakatan bisa dicapai jika pemerintah AS meninggalkan kampanye tekanan maksimum dan pihak-pihak Eropa secara serius menunjukkan fleksibilitas dan kemauan politik dalam pembicaraan.â€
Kepala negosiator nuklir Iran, Ali Bagheri Kani, mengatakan pihaknya telah mengajukan dua rancangan proposal, satu tentang pencabutan sanksi dan yang lain tentang pembatasan nuklir.
Teheran mengaku bahwa selanjutnya akan mengajukan rancangan proposal ketiga tentang “mekanisme dan masalah-masalah yang berkaitan dengan jaminan untuk mencegah AS menarik diri lagi dari kesepakatan nuklir.” (mm/alalam/raialyoum)
Presiden Lebanon: Hizbullah Patuh Hukum dan Tak Melanggar Resolusi DK PBB
Beirut, LiputanIslam.com – Presiden Lebanon Michel Aoun dalam wawancara dengan surat kabar Al-Sharq, Qatar, yang dimuat pada hari Ahad (5/12), memastikan kelompok pejuang Hizbullah “konsisten menerapkan segala sesuatu yang diminta darinya, dan tidak melanggar pasal-pasal resolusi Dewan Keamanan 1701â€.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dalam sebuah pernyataan yang dirilisnya pada Jumat lalu menyebut Hizbullah sebagai kendala bagi perdamaian dan stabilitas Lebanon dan Timur Tengah, dan menyambut baik keputusan Australia yang menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris.
Dalam wawancara tersebut Presiden Aoun juga menegaskan bahwa negaranya tak akan melepaskan haknya di depan Israel atas kekayaan minyak dan gas di Laut Mediteranian.
Lebanon terlibat sengketa dengan Israel atas suatu wilayah di Mediterania. Pada Oktober 2020 negosiasi tidak langsung diselenggarakan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dengan mediasi AS dalam perjanjian kerangka kerja antara Lebanon dan Israel. Lima putaran pembicaraan telah diadakan, dan yang terakhir di antaranya pada 4 Mei lalu.
Luas area yang disengketakan mencapai 860 km persegi, menurut peta yang disimpan oleh Lebanon dan Israel dengan PBB, tapi delegasi perunding Lebanon mengatakan bahwa area yang disengketakan adalah 2.290 km persegi. (mm/raialyoum)
Bennett: Sudah Tiba Saatnya Israel Gunakan Segala Cara terhadap Iran
Quds, LiputanIslam.com – Perdana Menteri Rezim Zionis Israel Naftali Bennett bersumbar bahwa sudah tiba saatnya bagi Israel untuk menggunakan segala cara terhadap Iran yang disebutnya harus menanggung resiko atas pelanggaran Teheran.
Dikutip Haaretz, Ahad (5/12), Bennett menyerukan kepada negara-negara yang terlibat dalam pembicaraan nuklir dengan Iran di Wina, Austria, agar mengandalkan jalur ofensif terhadap Iran dengan dalih bahwa hal absurd terjadi ketika Iran bernegosiasi tapi di saat yang sama juga terus memperkaya uranium.
Kamis lalu, Bennett menyerukan penghentian negosiasi Wina yang bertujuan memulihkan perjanjian nuklir Iran, sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya “provokasi nuklir Iran.”
Dalam kontak telefon dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dia mengatakan bahwa “Iran mempraktikkan provokasi nuklir sebagai taktik negosiasi,” dan mengklaim bahwa “ini harus ditanggapi dengan penghentian segera negosiasi dan tindakan tegas oleh kekuatan-kekuatan besar.â€
Bennett juga menegaskan penentangannya terhadap pencabutan sanksi yang dikenakan AS terhadap Iran.
Israel telah mengalokasikan dana 1,5 miliar USD untuk persiapan kemungkinan serangan militer terhadap situs nuklir Iran. Para petinggi politik dan militer Israel hampir setiap hari mengeluarkan peringatan soal ini.
Presiden Israel Isaac Herzog, Ahad, menyatakan bahwa jika masyarakat internasional tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menggagalkan proyek nuklir Iran maka Israel akan “terpaksa membela diri sendirianâ€.
Menurutnya, tantangan terbesar yang dihadapi Israel dan AS adalah ancaman Iran, dan karena itu Israel mengikuti perkembangan di bidang ini dengan cermat, termasuk ihwal negosiasi dengan Teheran, dan akan menyambut setiap solusi diplomatik yang komprehensif untuk masalah ini dengan cara yang memastikan penghapusan ancaman Iran untuk selamanya.
Dia menegaskan bahwa jika solusi seperti itu tidak tercapai maka semua opsi akan tetap ada di atas meja. (mm/raialyoum)
Presiden Palestina dan Presiden Aljazair Bahas Upaya Pencegahan Masuknya Israel ke Uni Afrika
Ramallah, LiputanIslam.com – Presiden Palestina Mahmoud Abbas tiba di Aljazair, Ahad (4/12), dalam kunjungan tiga hari di mana dia akan membahas persiapan untuk Konferensi Tingkat Tinggu (KTT) Liga Arab yang akan diselenggarakan di Aljazair pada akhir Maret 2022.
Abbas dijadwalkan menemui sejawatnya di Aljazair, Abdelmadjid Tebboune, juga untuk membahas upaya mencegah bergabungnya Israel dengan Uni Afrika.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Maliki di Ramallah mengatakan kepada wartawan bahwa Abbas akan menekankan supaya perjuangan Palestina menjadi agenda utama KTT Liga Arab.
Menurut Maliki, Aljazair memimpin gerakan protes di dalam Uni Afrika untuk mencegah akses Israel, meski dengan status sebagai anggota pengamat.
Abbas juga dijadwalkan akan mengunjungi Tunisia atas undangan Presiden Kais Saied untuk membahas hubungan bilateral dan peran Tunis di PBB dan organisasi regional dan internasional. Dia juga akan meresmikan gedung baru Kedutaan Besar Negara Palestina di Tunis.
Abbas baru-baru ini menyelesaikan safari luar negeri, termasuk ke Rusia, Qatar, Italia dan Vatikan, sebagai bagian dari intensitas upaya diplomatiknya di tengah frustrasi terhadap kelambanan pemerintah AS dalam mendukung proses politik.
Abbas berharap masyarakat internasional menanggapi rencananya untuk mengaktifkan kerja Kuartet Internasional di Timur Tengah sebelum penyelenggaraan konferensi perdamaian internasional.
Dia berharap komite yang meliputi Rusia, AS, PBB dan Uni Eropa itu dapat membangun mekanisme praktis guna memajukan proses penyelesaian di Timur Tengah dengan mensponsori negosiasi antara Palestina dan Israel. (mm/aa/raialyoum)