Jakarta, ICMES. Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam pidatonya pada sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, mengatakan Israel yang kewalahan di Jalur Gaza tak tidak dapat memulihkan mitos bahwa rezim Zionis itu tak terkalahkan, dengan cara menebar brutalitas di Lebanon.
Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon melancarkan serangan rudal pada hari Selasa (24/9) terhadap pangkalan militer Israel dan berbagai target lain di bagian utara Palestina pendudukan (Israel).
Iran memediasi pembicaraan rahasia yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ansarullah Yaman untuk transfer rudal anti-kapal ke Yaman, menurut pernyataan tiga sumber Barat dan regional.
Berita selengkapnya:
Presiden Iran: Kalah di Gaza, Israel Tak Dapat Pulihkan “Mitos Tak Terkalahkan” di Lebanon
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam pidatonya pada sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, mengatakan Israel yang kewalahan di Jalur Gaza tak tidak dapat memulihkan mitos bahwa rezim Zionis itu tak terkalahkan, dengan cara menebar brutalitas di Lebanon.
“Kebiadaban Israel yang gila di Lebanon harus dihentikan sebelum membakar kawasan dan dunia… Tentu saja, kejahatan membabi buta dan teroris beberapa hari terakhir dan agresi besar-besaran terhadap Lebanon yang telah menumpahkan darah ribuan orang tak berdosa tidak akan tetap tidak terbalaskan,” ungkapnya.
“Pemerintah yang menghalangi penghentian bencana mengerikan ini dan masih menyebut diri mereka pembela HAM, harus menanggung konsekuensi (dari kekejaman ini),” lanjutnya.
Dia juga mengatakan, “Khalayak dunia telah menyaksikan sifat rezim Israel selama setahun terakhir. Mereka telah melihat bagaimana para penguasa rezim tersebut melakukan kejahatan,” katanya.
Presiden Iran mengutuk Israel yang dia sebut menganggap “genosida, kejahatan perang, dan terorisme negara sebagai pertahanan yang sah, mengidentifikasi rumah sakit, taman kanak-kanak, dan sekolah sebagai target militer yang sah.”
Pezeshkian juga mengecam penjatuhan stigma “anti-Semit” terhadap orang-orang yang memprotes perang Israel di seluruh dunia. Dia memastikan Iran mendukung gerakan-gerakan protes anti-Israel di dunia.
Di bagian lain pidatonya, Pezeshkian membahas masalah hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri, dan mengecam rezim Israel dan para pendukungnya karena mencoba mengidentifikasi warga Palestina, “yang bangkit setelah tujuh dekade pendudukan penghinaan, dan stigma teroris..”
“Satu-satunya cara untuk mengakhiri mimpi buruk ketidakamanan selama 70 tahun di Asia Barat (Timur Tengah) dan dunia ialah pemulihan hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” katanya.
Untuk melaksanakan hak tersebut, semua penduduk Palestina saat ini dan sebelumnya harus ikut serta dalam referendum, yang akan menentukan masa depan mereka, kata Pezeshkian, mereflesikan usulan yang diajukan oleh Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei.
“Kami percaya bahwa melalui mekanisme tersebut, perdamaian yang berkelanjutan dapat dicapai. Hanya melalui cara ini umat Muslim, Yahudi, dan Kristen dapat hidup berdampingan di satu tanah yang sama di tengah ketenangan dan jauh dari rasisme dan apartheid,” pungkas Pezeshkian. (ptv)
Jumlah Syuhada di Lebanon Hampir 600, Hizbullah Terus Membalas Israel
Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon melancarkan serangan rudal pada hari Selasa (24/9) terhadap pangkalan militer Israel dan berbagai target lain di bagian utara Palestina pendudukan (Israel).
Mengenai dampak serangan masif Israel terhadap Lebanon, Menteri Kesehatan Lebanon Firas Al-Abyad mengatakan, “Kami menghitung 585 orang yang gugur syahid, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita, akibat dari agresi Zionis terhadap Lebanon.”
Hizbullah mengumumkan pemboman gudang logistik Divisi 146 di pangkalan Naftali dengan sebuah rudal, “untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza, untuk mendukung perlawanan mereka yang gagah berani dan terhormat, dan demi membela Lebanon dan rakyatnya.”
Hizbullah juga menggempur daerah koloni Kiryat Shmona, dan Bandara Militer Megiddo, sebelah barat Afula, dan pabrik bahan peledak di kawasan Zikhron, yang berjarak 60 km dari perbatasan dengan rudal Fadi 2.
Hizbullah juga mengguncang pangkalan Amos (pangkalan utama transportasi dan dukungan logistik wilayah utara) dengan bohlam rudal Fadi 1, serta pangkalan dan bandara Ramat David dengan bohlam rudal Fadi 2.
Hizbullah juga menyerang lokasi dan barak musuh Israel di wilayah utara Palestina pendudukan, termasuk pangkalan Amiad di barat laut Danau Tiberias, komplek industri militer Perusahaan Rafael di wilayah Zovulon di utara kota Haifa, gudang utama wilayah utara di pangkalan Nimra, Barak Yoav di Golan Suriah, dan markas komando Korps Utara di pangkalan Ein Zeitim di barat laut kota Safed , dan pangkalan udara Ramat David. (alalam)
Iran Dikabarkan Memediasi Pengiriman Rudal dari Rusia ke Yaman
Iran memediasi pembicaraan rahasia yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ansarullah Yaman untuk transfer rudal anti-kapal ke Yaman, menurut pernyataan tiga sumber Barat dan regional, sebuah perkembangan yang juga terkait dengan meningkatnya hubungan antara Teheran dan Moskow.
Tujuh sumber mengatakan Rusia belum memutuskan untuk suplai rudal Yakhont, yang juga dikenal sebagai P-800 Onyx, yang menurut para ahli akan memungkinkan Ansarullah menyerang kapal komersial di Laut Merah dengan presisi lebih tinggi dan meningkatkan ancaman terhadap kapal perang AS dan Eropa.
Wall Street Journal pada bulan Juli melaporkan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan pengiriman rudal tersebut, sementara laporan pers tidak membicarakan tentang mediasi Iran sebelumnya.
Dua pejabat regional yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan bahwa Ansarullah dan Rusia bertemu di Teheran setidaknya dua kali tahun ini, dan pembicaraan sedang dilakukan untuk menyediakan lusinan rudal, dengan jangkauan sekitar 300 kilometer, dan pertemuan lainnya diperkirakan akan diadakan di Teheran dalam beberapa minggu mendatang.
Dilaporkan bahwa Rusia sebelumnya telah memasok rudal Yakhont kepada kelompok Hizbullah Lebanon, yang bersekutu dengan Iran.
Salah satu sumber mengatakan perundingan dimulai pada era mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei.
Sumber intelijen Barat mengatakan, “Rusia sedang bernegosiasi dengan Houthi (Ansarullah) mengenai transfer rudal hipersonik Yakhont anti-kapal… Iran memediasi pembicaraan tersebut, namun mereka tidak ingin menandatanganinya.”
Baik misi Iran di PBB maupun Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar.
Mohammed Abdul Salam, juru bicara resmi Ansarullah, menepis dengan mengatakan kepada Reuters, “Kami tidak mengetahui apa yang Anda sebutkan.”
Seorang pejabat senior AS menolak menyebutkan sistem spesifik yang dapat ditransfer tetapi menegaskan bahwa Rusia sedang mendiskusikan penyediaan rudal kepada Ansarallah, dan menyebut perkembangan ini “sangat meresahkan.”
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan AS mengatakan bahwa segala upaya untuk memperkuat kemampuan Ansarullah akan “merusak kepentingan bersama internasional dalam kebebasan navigasi dan stabilitas global di Laut Merah dan Timur Tengah yang lebih luas.” (raialyoum)