Jakarta, ICMES. Israel kembali melancarkan gelombang serangan udara masif di Sanaa, ibu kota Yaman, dengan sasaran permukiman padat penduduk dan infrastruktur penting, termasuk fasilitas minyak, pembangkit listrik, lokasi militer, dan area istana presiden.

Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayyid Abdul-Malik al-Houthi, menegaskan bahwa pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman menunjukkan pencapaian signifikan dalam pembuatan hulu ledak kluster untuk rudal hipersonik Palestine 2 hingga meresahkan Israel.
Tentara Israel dilaporkan menerjunkan pasukan di sebuah lokasi militer yang terletak sekitar 30 kilometer selatan Damaskus, yang telah menjadi sasaran penembakan berulang kali selama dua hari terakhir.
Berita selengkapnya:
Israel Kembali Serang Kota Sanaa, Yaman Bersumpah akan Membalas
Israel kembali melancarkan gelombang serangan udara masif di Sanaa, ibu kota Yaman, dengan sasaran permukiman padat penduduk dan infrastruktur penting, termasuk fasilitas minyak, pembangkit listrik, lokasi militer, dan area istana presiden.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan asap hitam tebal membubung di angkasa kota menyusul pemboman tersebut. Saksi mata melaporkan setidaknya 10 ledakan beruntun mengguncang Sanaa.
Saluran 14 Israel menyebut serangan itu sebagai operasi “skala besar” yang membidik para pemimpin senior Yaman. Kapal perang Israel dilaporkan berpartisipasi dalam serangan tersebut, sehingga menandai perluasan agresi militer secara signifikan.
Namun, sumber-sumber Yaman, termasuk pejabat Ansarullah Nasr al-Din Amer, membantah klaim bahwa para pemimpin senior menjadi sasaran, menyebut laporan tersebut “tidak berdasar”, dan menegaskan serangan itu “gagal.”
“Laporan tentang penargetan para pemimpin di Sana’a tidak berdasar,” kata Amer dalam sebuah pernyataan.
Dia memastikan tentara Yaman akan tetap melanjutkan operasi militernya dalam mendukung perjuangan Palestina.
Menyusul serangan udara tersebut, militer Israel merilis pernyataan singkat berisikan pengakuan bertanggung jawab atas serangan terhadap “instalasi militer” di Sanaa, sembari menyebutkan perihal peluncuran rudal Yaman belakangan ini ke wilayah pendudukan Israel.
Ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mahdi al-Mashat, menyatakan solidaritasnya dengan rakyat dan Angkatan Bersenjata Yaman.
Mengenai pengerahan pasukan militer AS, al-Mashat mengatakan, “Kapan pun Anda mendengar bahwa musuh, Amerika, dengan pemerintahannya yang gila, telah mengerahkan pasukan, tetaplah tenang, karena ini berarti gagalnya persenjataan mereka.”
Dia menjelaskan bahwa kapal induk AS USS Harry S. Truman kehilangan kemampuan komando dan kendali di awal perang dan menjadi tidak efektif, sehingga memaksa AS untuk mendatangkan peralatan dan persenjataan tambahan guna mempertahankan tekanan terhadap Yaman.
Al-Mashat menegaskan kembali dukungan solid Yaman kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza.
“Sikap kami dalam mendukung saudara-saudara kami di Gaza tetap teguh tak tergoyahkan. Kami tidak akan pernah mundur dari posisi kami yang berprinsip, bermoral, Islami, dan manusiawi sampai agresi terhadap Gaza berhenti dan blokade dicabut,” tandasnya.
Pasukan Yaman telah melancarkan berbagai serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Israel dan kapal-kapal sekutunya di Laut Merah, serta memposisikan diri sebagai sekutu setia Palestina di Gaza di tengah kontinyuitas serangan brutal Israel.
Sejak pecahnya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023, pasukan Yaman telah mengintensifkan operasi pembalasan mereka, bersumpah untuk terus melanjutkan hingga agresi militer dan blokae Israel terhadap Gaza berakhir.
Israel dan sekutunya, termasuk AS, telah menyerang dengan kampanye militer yang intensif yang menargetkan lokasi-lokasi strategis Yaman seperti Sanaa dan pelabuhan Hudaydah.
Infrastruktur penting, termasuk bandara dan pembangkit listrik, terkena dampak, dan memperburuk kondisi kemanusiaan. (presstv)
Pemimpin Ansarullah: Rudal Kluster Yaman Resahkan Israel
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayyid Abdul-Malik al-Houthi, menegaskan bahwa pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman menunjukkan pencapaian signifikan dalam pembuatan hulu ledak kluster untuk rudal hipersonik Palestine 2 hingga meresahkan Israel.
Dalam pidato pada hari Kamis (28/8) mengenai perkembangan terbaru krisis Gaza serta perkembangan regional dan internasional, Sayyid al-Houthi menjelaskan bahwa hulu ledak kluster itu “dibagi menjadi beberapa hulu ledak,” dan bahwa ini merupakan “pencapaian kualitatif signifikan yang meresahkan rezim pendudukan (Israel).”
Mengenai agresi Israel terhadap Yaman, dia menekankan bahwa “serangan terhadap stasiun perusahaan minyak dan pembangkit listrik merupakan agresi yang gagal.”
Dia mengatakan bahwa pasukan Zionis “menyerang fasilitas penyedia layanan bagi semua orang, untuk memberi tahu mereka; ‘saya menyerang kalian semua, dan saya tidak membedakan antara ini dan itu.'”
Dia memastikan pendirian Yaman “tetap teguh, baik secara resmi maupun publik, sesuai dengan tujuannya untuk melakukan apa yang lebih kuat dan lebih besar, mengembangkan kemampuan militernya lebih jauh, dan terus mendukung rakyat Palestina dengan tekad dan tekad.”
Mengenai obsesi Israel terhadap Lebanon dan Suriah, pemimpin Ansarullah menjelaskan bahwa rezim Zionis itu menginginkan kedua negara Arab itu tercetak “sesuai model yang fungsinya adalah menerima perintah Israel dan Amerika.”
Dia memperingatkan apa yang dia sebut “kebodohan dan keruntuhan moral” dan “layanan terhadap Isael” terkait dengan upaya pemerintah Lebanon melucuti senjata kubu perlawanan sebagaimana juga dilakukan oleh sejumlah rezim Arab, padahal Israel berencana Israel menyerang mereka.
Mengenai kontinyuitas perang genosida Israel di Jalur Gaza, Sayyid Al-Houthi menyatakan pasukan Zionis terus menggunakan “taktik jebakan maut, bersama AS, dengan tujuan genosida” namun dengan label kemanusiaan ketika menggunakan nama “Yayasan Kemanusiaan Gaza” dengan kedok penyaluran bantuan, padahal terlibat kejahatan dan agresi.
Dia juga memperingatkan Bapak Al-Houthi bahwa Israel “melanjutkan rencananya untuk menyerang Masjid Al-Aqsa dan tanah pendudukan Al-Quds,” dan bahwa faktor terbesar yang mendorong Israel dalam hal ini adalah “kelambanan dan kolusi Arab.” (almayadeen)
Pertama Kali, Israel Terjunkan Pasukan di Situs Militer Dekat Damaskus
Tentara Israel dilaporkan menerjunkan pasukan di sebuah lokasi militer yang terletak sekitar 30 kilometer selatan Damaskus, yang telah menjadi sasaran penembakan berulang kali selama dua hari terakhir, menurut laporan kantor berita Suriah, SANA, Kamis (28/8) .
Israel tidak mengonfirmasi bahwa pasukannya melakukan penerjunan, namun Menteri Perang Israel Yisrael Katz di hari yang sama mengatakan pasukannya beroperasi “di semua medan perang, siang dan malam, demi keamanan Israel.”
Militer Israel enggan berkomentar tentang laporan tersebut saat ditanya oleh kantor berita AFP.
SANA mengutip keterangan sumber penguasa Suriah bahwa pasukan Suriah menemukan “alat pengintai dan penyadapan” di lokasi Jabal al-Manea pada hari Selasa.
“Ketika mencoba menangani peralatan itu, lokasi tersebut menjadi sasaran serangan udara Israel, hingga mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka, serta hancurnya kendaraan,” ujar sumber itu.
Kementerian Luar Negeri Suriah melaporkan enam pasukan Suriah tewas dalam serangan Israel di lokasi militer di dekat kota Al-Kiswah di pedesaan Damaskus tersebut.
Seorang pejabat anonim Kementerian Pertahanan Suriah mengonfirmasi kepada AFP bahwa lokasi yang ditargetkan di Tal Al-Manea adalah bekas pangkalan militer.
Israel kembali melancarkan pemboman di lokasi tersebut pada Rabu malam, menurut televisi penguasa Suriah. Serangan ini diikuti oleh “penerjunan udara, yang detailnya belum diketahui, di tengah penerbangan pengintaian intensif yang berkelanjutan,” menurut SANA.
Mengutip sumber penguasa, SANA menambahkan bahwa “serangan udara dan drone terus mencegah akses ke area tersebut hingga malam 27 Agustus,” ketika mereka “menghancurkan sebagian sistem dengan menargetkannya menggunakan senjata yang sesuai, dan jenazah para martir disingkirkan.”
Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) menyatakan lokasi tersebut merupakan “gudang rudal besar, yang sebelumnya digunakan oleh Hizbullah Lebanon yang didukung Iran”, dan pada Rabu malam, “empat helikopter Israel terbang rendah di atas area al-Kiswah di pedesaan Damaskus, dan menerjunkan pasukan untuk memulai operasi pendaratan dan inspeksi di lokasi tersebut.” Menurut SOHR, penerjunan ini pertama dilakukan Israel di Suriah sejak jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad. (raialyoum)









