Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 5 Juni 2023

Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut pendiri Republik Islam Imam Khomaini sebagai sosok yang telah menciptakan perubahan bukan hanya di Iran, melainkan juga di kawasan regional dan bahkan global.

Seorang petinggi militer AS menanggapi sinis pernyataan petinggi militer Iran bahwa Iran dan negara-negara Arab sekitar Teluk Persia, termasuk Arab Saudi, akan segera membentuk aliansi maritim.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pembunuhan tiga tentara Israel oleh personel keamanan Mesir sebagai “serangan teror” dan menuntut penyelidikan komprehensif bersama dengan Mesir.

Berita Selengkapnya:

Ayatullah Khamenei: Imam  Ciptakan Perubahan di Iran dan Dunia

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut pendiri Republik Islam Imam Khomaini sebagai sosok yang telah menciptakan perubahan bukan hanya di Iran, melainkan juga di kawasan regional dan bahkan global.

Dalam pidato pada haul ke-34 Imam  di selatan Teheran, Ahad (4/6), Ayatullah Khamenei menyebut  pendiri Republik Islam Iran itu sebagai panutan dalam perjuangan menegakkan keadilan dan memulai revolusi, serta sosok pemimpin yang membawa perubahan bagi Iran, dunia Islam, dan bahkan dunia.

Dia mengatakan bahwa Imam Khoamini telah menghancurkan struktur politik kekaisaran dan menggantinya dengan sistem demokrasi religius, dan di tingkat dunia, telah menghidupkan kembali spiritualitas bahkan di negara-negara non-Muslim.

Sembari menekankan keharusan melestarikan perkembangan yang dipelopori oleh Imam Khomaini, Ayatullah Khamenei mengingatkan bahwa perubahan tersebut masih memiliki musuh bebuyutan yang mencoba menghadangnya.

Menyinggung permusuhan kubu arogan dunia terhadap bangsa Iran, dia menyebutkan bahwa musuh berusaha mengembalikan Iran ke era pra-revolusi di mana rezim Pahlevi bergantung pada mereka. Dia lantas menyerukan kepada rakyat dan bangsa Iran untuk terus memperkuat iman dan harapan demi menjaga kemerdekaan nasional dan kepentingan nasional.

Menyinggung gelombang kerusuhan yang sempat melanda Iran pada tahun lalu, Ayatullah Khamenei memastikan kerusuhan itu direncanakan di lembaga think tank di negara-negara Barat serta dipicu dan disponsori oleh badan-badan keamanan Barat dengan harapan Iran akan dapat dikalahkan, namun mereka kembali gagal dan menerima realitas bangsa Iran.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung besarnya kiprah Imam  dalam isu Palestina.

“Masalah Palestina semula hendak dilupakan, tapi itu malah berubah menjadi isu utama dunia Islam berkat kebangkitan Imam Khomaini, yang menghembuskan kehidupan baru ke dalamnya, dan peringatan Hari Quds Internasional berlangsung tidak hanya di negara-negara Islam, melainkan juga di negara-negara non-Islam,” ungkapnya.

Rakyat dan pemerintah Iran dan serta banyak simpatisan Imam  di pelbagai negara dunia memperingati 34 tahun wafatnya Imam Khomaini pada setiap tanggal 4 Juni.

Imam Khomaini wafat pada hari Sabtu, 3 Juni 1989 setelah sebelas hari dirawat di rumah sakit untuk operasi penghentian pendarahan internal pada usia 89 tahun. Puluhan juta orang Iran berduka atas wafatnya Imam . Mereka tumpah ruah ke jalanan setelah wafatnya Imam Khomaini diumumkan pada 34 tahun yang lalu.

Dilaporkan bahwa saat itu tak kurang dari 10 juta orang dari pelbagai penjuru Iran mengikuti prosesi pemakaman Imam Khomaini.

Imam Khomaini sebagai pemimpin revolusi Islam (rahbar) digantikan oleh Ayatullah Sayid  Ali Khamenei yang dipilih pada 4 Juni 1989 oleh Majelis Ahli sesuai dengan ketentuan Konstitusi Republik Islam Iran. (mna/alalam)

Militer AS Tanggapi Sinis Klaim Iran Bentuk Aliansi Maritim dengan Arab Saudi

Seorang petinggi militer AS menanggapi sinis pernyataan petinggi militer Iran bahwa Iran dan negara-negara Arab sekitar Teluk Persia, termasuk Arab Saudi, akan segera membentuk aliansi maritim.

Juru bicara Armada ke-5 AS dan Pasukan Maritim Gabungan Tim Hawkins kepada Breaking Defense, Minggu (4/6), mengatakan, “Itu menentang alasan bahwa Iran, penyebab nomor satu ketidakstabilan regional, mengklaim ingin membentuk aliansi keamanan angkatan laut untuk melindungi perairannya yang terancam.”

Hawkins mengklaim bahwa dalam dua tahun terakhir saja, Iran telah menyerang atau menyita 15 kapal dagang berbendera internasional.

“Tindakan itu penting, itulah sebabnya kami memperkuat pertahanan di sekitar Selat Hormuz dengan bermitra,” kata Hawkins.

Beberapa jam sebelumnya,  komandan angkatan laut Iran Shahram Irani mengatakan bahwa Iran dan Arab Saudi, serta tiga negara Teluk lainnya, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Qatar dan Bahrain, berencana membentuk aliansi maritim yang juga mencakup Irak, India dan Pakistan.

Menurut Irani, negara-negara di kawasan itu telah menyadari bahwa hanya kerja sama satu sama lain yang dapat membawa keamanan ke kawasan tersebut.

Kementerian luar negeri dari negara-negara yang disebutkan terlibat itu belum segera menanggapi secara terbuka klaim Iran tersebut.  Yang jelas, para pejabat senior dari Iran, Arab Saudi dan India bertemu akhir pekan lalu di sesi negara berkembang BRICS di Afrika Selatan.

Sebelumnya, situs berita Al-Jadid yang berbasis Qatar melaporkan bahwa Iran, Arab Saudi, UEA, dan Oman akan membentuk pasukan maritim bersama di bawah naungan China untuk meningkatkan keamanan maritim di Teluk Persia.

Al-Jadid merilis laporan itu pada hari Jumat dengan menyebutkan bahwa China telah mulai memediasi negosiasi antara Teheran, Riyadh, dan Abu Dhabi yang bertujuan memperkuat keamanan navigasi maritim di perairan strategis tersebut. (bd/fna)

Tiga Tentara Zionis Tewas di Perbatasan dengan Mesir, Ini Desakan Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pembunuhan tiga tentara Israel oleh personel keamanan Mesir sebagai “serangan teror” dan menuntut penyelidikan komprehensif bersama dengan Mesir.

“Israel telah mengirim pesan yang jelas kepada pemerintah Mesir, kami berharap penyelidikan bersama dilakukan secara menyeluruh dan terperinci,” kata Netanyahu kepada kabinet tentang insiden serangan yang terjadi pada hari Sabtu (3/6),  tersebut dalam pernyataannya di televisi, Ahad (4/6).

“Kami akan memperbarui prosedur dan metode operasi serta langkah-langkah yang ditujukan untuk mengurangi operasi penyelundupan seminimal mungkin dan untuk memastikan bahwa serangan teroris yang tragis tidak terulang lagi,”imbuhnya.

Pada hari Minggu, Israel berkabung atas kematian tiga tentaranya di perbatasan dengan Mesir, sementara pihak berwenang di kedua belah pihak masih menyelidiki keadaan insiden langka dan dramatis tersebut.

Pada hari Sabtu, seorang petugas keamanan Mesir menembak tiga tentara Israel sebelum dia sendiri terbunuh. Otoritas Israel dan Mesir mengumumkan kerja sama mereka untuk kasus ini.

Militer Mesir menyatakan bahwa “elemen keamanan” mengejar penyelundup narkoba yang telah melintasi perbatasan antara kedua negara, yang menyebabkan “baku tembak” yang menjatuhkan beberapa korban tersebut.

Berbagai surat kabar Israel mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh otoritas Israel untuk memahami keadaan insiden tersebut.

Tentara Israel berusaha memverifikasi bagaimana personel keamanan Mesir berhasil menembus perbatasan, mengingat adanya penghalang yang membentang di sepanjang perbatasan, setinggi beberapa meter. (raialyoum)