Jakarta, ICMES. Sumber politik Israel membenarkan pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump bahwa Israel berpartisipasi dalam perencanaan pembunuhan Qassem Soleimani tapi memutuskan untuk mundur dua hari sebelum operasi tersebut dilakukan.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengutuk agresi AS dan Inggris di sejumlah negara di Timteng, termasuk Yaman, dan memperingatkan keduanya untuk tidak memancing kemarahan negara-negara kawasan ini.
Hamas dan Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) dalam pernyataan terpisah mengutuk serangan udara AS dan Inggris di Yaman, dan menyebutnya pelanggaran terhadap kedaulatan Yaman dan pemicu ketegangan di Timteng.
Mufti Oman Syeikh Ahmad bin Hamad Al-Khalili mengecam apa yang disebutnya bantuan negara-negara Arab kepada Rezim Zionis Israel manakala rakyat Palestina kelaparan.
Berita selengkapnya:
Trump: Israel Ikut Rencanakan Pembunuhan Jenderal Soleimani, Tapi Lantas Mundur Karena Takut
Sumber politik Israel membenarkan pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump bahwa Israel berpartisipasi dalam perencanaan pembunuhan Qassem Soleimani tapi memutuskan untuk mundur dua hari sebelum operasi tersebut dilakukan.
Dikutip surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, Ahad (4/2), sumber itu mengatakan: “Untuk waktu yang lama, Mossad dan intelijen militer telah mematangkan operasi untuk membunuh Soleimani, dan pada saat yang tepat, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjadi lesu karena takut Iran akan membalas dengan membunuh para tokoh senior Israel.”
Menurut sumber itu, berdasarkan rekomendasi Menteri Pertahanan AS, Trump memutuskan untuk melaksanakan operasi tersebut, dan mereka pun melakukannya.
Sebelumnya, Trump dalam wawancara dengan Fox News secara implisit menyerang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan mengatakan bahwa Israel berpartisipasi dalam perencanaan pembunuhan Qassem Soleimani tetapi mundur pada menit-menit terakhir.
“Saya memberi tahu sang jenderal, ‘Ayo kita lakukan.’ Tapi Israel adalah bagian dari hal tersebut, Bibi (Benjamin Netanyahu) adalah bagian besar dari hal tersebut, dan kami merencanakan segalanya,” ujar Trump.
Dia mengklaim bahwa Iran menelepon dia ketika dia menjadi presiden untuk memberitahukan kepadanya tentang serangan yang mereka tujukan terhadap militer AS, menurut Russia Today.
Pada tanggal 3 Januari 2020, AS melesatkan dua rudal Hellfire ke konvoi mobil komandan Pasukan Quds di Garda Revolusi Iran, Letjen Qasem Soleimani, dan wakil kepala pasukan relawan Irak Al-Hashd Al-Shaabi, Abu Mahdi Al-Muhandis, di dekat bandara internasional Baghdad.
Pada awal tahun 2023, pengadilan Iran mengungkapkan jumlah negara yang berpartisipasi dalam pembunuhan Soleimani, dan mengidentifikasi 125 terdakwa dan tersangka, yang merupakan anggota struktur pemerintahan AS. (raialyoum)
Ingatkan Inggris, Menlu Iran: Jangan Menguji Kemarahan Timteng
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengutuk agresi AS dan Inggris di sejumlah negara di Timteng, termasuk Yaman, dan memperingatkan keduanya untuk tidak memancing kemarahan negara-negara kawasan ini.
Dalam postingan di akun X-nya pada hari Minggu (4/2), Amir-Abdollahian menyatakan negaranya mengecam gelombang serangan udara terbaru AS dan Inggris di Yaman, Irak dan Suriah.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, dia menegaskan bahwa “keberlanjutan perang bukanlah solusi,” mengacu pada pembicaraan kedua belah pihak di sela-sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia ke-54 di Davos, Swiss, pada bulan Januari.
“Jangan menguji kemarahan kawasan ini. Kami menganggap keamanan Irak, Suriah, Yaman dan Palestina (Gaza dan Tepi Barat) sebagai keamanan di kawasan ini,” katanya.
Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat mengumumkan bahwa pasukannya telah menyerang lebih dari 85 sasaran “dengan banyak pesawat” selama serangan semalam di daerah-daerah di Irak dan Suriah.
Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa agresi AS menyasar posisi-posisi di provinsi Deir Elzor dan kota Bukamal dekat perbatasan Irak, namun tidak memberikan rincian mengenai tingkat kerusakan dan jumlah pasti korban.
14 orang gugur, termasuk warga sipil, dan 25 orang terluka dalam serangan udara AS di Irak, menurut kantor Perdana Menteri Mohammed Shia Al-Sudani.
Dalam serangan gencar lainnya di wilayah Yaman, AS dan Inggris pada Sabtu malam melancarkan puluhan serangan udara di provinsi Sanaa, Hudaydah , Saada dan beberapa lainnya.
Pentagon mengklaim serangan itu menargetkan 13 lokasi di seluruh Yaman dan mengenai fasilitas penyimpanan senjata, sistem rudal, dan peluncur yang digunakan Angkatan Bersenjata Yaman dan Ansarullah untuk menyerang kapal-kapal yang terikat dengan Israel di Laut Merah untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza. (presstv)
Hamas dan Jihad Islam Palestina Kutuk Serangan AS dan Inggris terhadap Yaman
Hamas dan Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) dalam pernyataan terpisah mengutuk serangan udara AS dan Inggris di Yaman, dan menyebutnya pelanggaran terhadap kedaulatan Yaman dan pemicu ketegangan di Timteng.
“Kami mengutuk keras pemboman Amerika-Inggris di Yaman, dan kami menganggapnya sebagai serangan terang-terangan terhadap kedaulatan negara saudara Arab,” kata Hamas dalam pernyataan pers yang dikutip Kantor Berita Palestina, Safa, Minggu (4/2).
“Agresi ini merupakan eskalasi yang akan menyeret kawasan ini ke dalam kekacauan dan ketidakstabilan yang lebih besar, yang dampaknya harus ditanggung sepenuhnya oleh Washington dan rezim pendudukan Israel,” lanjutnya.
Sembari memuji pendirian Yaman dalam mendukung Palestina, Hamas mendesak Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) agar mengambil sikap tegas terhadap agresi AS dan Inggris yang melanggar kedaulatan negara-negara Arab.
Senada dengan ini, gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), menyatakan, “Serangan-serangan itu bertujuan mengobarkan kawasan ini, dan memperluas lingkaran api, bertentangan dengan apa yang dipromosikan oleh pemerintah AS. Karena itu mereka bertanggung jawab penuh atas dampak dari pembajakan yang sedang berlangsung ini,” ungkap PIJ.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman BrigjenYahya Saree mengatakan pada hari Minggu bahwa negara-negara agresor melancarkan 48 serangan udara di seluruh negara Arab, dan memperingatkan bahwa serangan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja.
Sebagai solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, pasukan Yaman telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah bagian selatan, Selat Bab al-Mandeb, Teluk Israel. Aden, dan bahkan di Laut Arab.
Menanggapi kampanye maritim pro-Palestina itu, AS dan sekutunya beberapa kali melakukan pengeboman terhadap Yaman dan melanggar hukum internasional. (presstv)
Mufti Oman: Rakyat Palestina Kelaparan, Negara-Negara Arab Malah Bantu Israel
Mufti Oman Syeikh Ahmad bin Hamad Al-Khalili mengecam apa yang disebutnya bantuan negara-negara Arab kepada Rezim Zionis Israel manakala rakyat Palestina kelaparan.
Menurut laporan Grup Internasional Kantor Berita Fars, Syeikh Al-Khalili pada hari Sabtu (3/2), mengirimkan pesan keras yang ditujukan kepada negara-negara Arab dan Islam yang, menurutnya, tidak melakukan apa pun untuk memecah blokade Gaza. Dia meminta bantuan negara-negara tersebut, dan mengecam keras Rezim Zionis.
“Situasi di Palestina pendudukan memburuk, dan penindasan telah mencapai tingkat tertinggi. Sementara rakyat Palestina yang tertindas dan berperang menderita kelaparan, kerabat mereka (negara-negara Arab ) membantu musuh (Israel),” ungkapnya.
Dia menyebutkan bahwa negara-negara Arab membantu rezim Zionis, sementara para lansia, wanita dan anak yatim piatu di Palestina tidak punya apa-apa untuk dimakan, mereka tidak bisa menutupi tubuh mereka di tengah cuaca yang sangat dingin ini.
“Ke mana perginya persaudaraan Islam, kebanggaan Arab, dan bantuan kemanusiaan Anda? Pisau telah mencapai tulang dan rakyat Palestina berada di bawah kepungan,” cecarnya. (/raialyoum)