Jakarta, ICMES. Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) merilis video operasi pemantauan terbaru mereka terhadap kapal induk AS di Selat Hormuz pada 17 Agustus.

Menteri Intelijen Iran Esmayeel Khatib mengatakan bahwa pasukan keamanan negara republik Islam ini telah meringkus sejumlah “agen mata-mata†Inggris, Prancis dan Swedia, dan mereka telah dijatuhi vonis hukuman mati.
Berita Selengkapnya:
Diancam Ditembak IRGC, Helikopter AS Terpaksa Turun ke Dek Kapal Induk di Teluk Persia
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) merilis video operasi pemantauan terbaru mereka terhadap kapal induk AS di Selat Hormuz pada 17 Agustus.
Dilaporkan bahwa video dan gambar-gambar operasi pemantauan itu telah diperlihatkan pada akhir sesi ke-24 Dewan Tinggi IRGC, Ahad (20/8).
Dalam video yang dirilis terdengar ancaman keras AL IRGC terhadap kapal induk AS.
“Jika Anda tidak mematuhi perintah kami maka kami akan menembak helikopter-helikopter Anda,†ancam IRGC setelah menyebutkan bahwa helikopter-helikopter itu sesekali memasuki wilayah perairan Iran.
Terlihat dua helikopter terbang di angkasa sekitar kapal tersebut ketika IRGC melontarkan ancaman tersebut.
Komandan Angkatan Laut (AL) IRGC Laksamana Muda Ali Reza Tangsiri, saat menjelaskan peristiwa itu mengatakan, “Dalam pemantauan ini, kapal induk pembawa helikopter AS meluncurkan helikopter, tetapi setelah ada peringatan dan kehadiran kapal AL IRGC, mereka terpaksa mendarat di atas kapal induk.â€
Dia menambahkan, “AL IRGC saat ini memaksakan kendalinya atas perairan Teluk. Kapal induk dan helikopter AS , dan negara-negara NATO menjadi mematuhi hukum Iran ketika mereka melewati Selat Hormuz. â€
Dia memastikan pasukan AL IRGC saat memiliki berbagai jenis drone tempur, pengintai dan serang.
Tangsiri juga menyebutkan bahwa Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei telah menekankan perlunya meningkatkan kecepatan kapal-kapal cepat, yang dewasa ini berada pada angka 90-110 knot.
Tangsiri menjelaskan bahwa pihaknya telah mengerahkan kapal dari armada Zolfaqar ke lokasi kejadian dan, dalam koordinasi dengan kapal cepat, telah memaksa helikopter AS untuk mendarat tak lama setelah lepas landas dari dek terbang di kapal tersebut.
Tangsiri mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada tanggal 17 Agustus tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak November 2021.
Sembari menekankan kehebatan AL IRGC, dia mengatakan, “Iran dan negara-negara jiran di Teluk Persia dapat menjamin keamanan regional dan mereka tidak membutuhkan kehadiran pihak asing.”
Dia juga menegaskan bahwa keberhasilan AL IRGC dalam memantau pergerakan maritim di Teluk Persia dan kewaspadaannya dalam menghadapi ancaman, terutama dari kapal perang negara-negara ekstra-regional, membuktikan bahwa pasukan Iran tidak akan pernah membiarkan musuh mengusik keamanan kawasan strategis tersebut.
Iran telah berulang kali bersumpah untuk memberikan reaksi tegas terhadap setiap tindakan AS yang berpotensi mengganggu keamanan jalur air di kawasan Teluk Persia.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, menegaskan negaranya “tergolong kekuatan militer utama di kawasan dan dunia,†dan ini adalah berkat “kerja sama dan sinergi†antara tentara reguler dan IRGC.
Bagheri menekankan bahwa IRGC “mencegah tatanan absolut arogansi global, dan inilah yang menjelaskan (faktor) permusuhan dan tekanan Washington dan para pengikutnya terhadap IRGC.”
Dia juga memastikan “kekuatan Washington menurun, dan plotnya untuk dunia unipolar telah berujung pada kegagalan.†(mna/presstv/almayadeen)
Iran Ringkus dan Hukum Mati Sejumlah “Agen Mata-Mata Eropaâ€
Menteri Intelijen Iran Esmayeel Khatib mengatakan bahwa pasukan keamanan negara republik Islam ini telah meringkus sejumlah “agen mata-mata†Inggris, Prancis dan Swedia, dan mereka telah dijatuhi vonis hukuman mati.
Di hadapan para perwira tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada hari Minggu (20/8), Khatib mengatakan, “Saat ini, organisasi intelijen negara ini telah sedemikian kuat sehingga mereka telah menahan mata-mata dari Inggris, Prancis, dan Swedia, serta banyak negara lain.â€
Dia menambahkan bahwa sejumlah mata-mata tersebut telah dijatuhi hukuman mati dan telah dieksekusi meskipun ada tekanan asing terhadap Iran.
Dia menyebutkan ada sekitar 200 teroris telah menyusup ke Iran untuk melakukan serangan dalam momen peringatan Arbain Al-Husain, tapi pasukan keamanan dan intelijen Iran berhasil mematahkan rencana serangan mereka.
Menurutnya, para teroris ISIS bahkan juga sempat menyusup ke Iran dan berencana melakukan “gerakan berbahaya dan destabilisasi di seluruh negeri dan di kawasan selama Arbain di Irak”, tetapi mereka tercokok dan plot mereka kandas.
Menteri intelijen Iran juga menyinggung krisis internal Rezim Zionis Israel dan menyebutkan bahwa rezim pendudukan itu sudah berada di ambang kehancuran.
“Situasi yang setiap hari dihadapi rezim Zionis adalah hasil dari perlawanan yang diupayakan oleh Syahid Soleimani,†imbuhnya. Syahid Soleimani adalah jenderal mantan komandan Pasukan Quds IRGC yang gugur akibat serangan drone AS tahun 2020 di Irak.
Khatib menegaskan, “Rezim Zionis, yang pernah mengklaim sebagai kekuatan keempat (terbesar) di dunia saat ini, berbicara tentang kerusakan internalnya sendiri. Dari presiden hingga pejabat lainnya, semua orang membicarakan fakta bahwa rezim ini sedang runtuh.â€
Teheran dalam beberapa tahun terakhir berhasil mengidentifikasi dan menangkap beberapa anggota jaringan mata-mata yang berafiliasi dengan dinas-dinas rahasia asing.
Pemerintah Iran mengecam negara-negara Barat karena kebijakan bermusuhan mereka terhadap Teheran. Mereka menekankan bahwa rezim Zionis serta badan intelijen Barat berusaha menimbulkan kekacauan di Iran untuk mendorong negara ini ke dalam perang saudara.
Dalam beberapa tahun terakhir, pasukan keamanan Iran juga menangkap ratusan anggota kelompok teroris yang berencana melakukan serangan teror dan aksi sabotase di berbagai wilayah Iran. (fna)