Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 20 September 2021

Jakarta, ICMES.  Kelompok teroris ISIS Wilayah Khorasan menyatakan bertanggungjawab atas bebera ledakan yang menyasar Taliban, termasuk di Jalalabad, tempat kawanan ISIS bersarang di Afghanistan timur.

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa negaranya memiliki senjata yang hebat meskipun sudah sekian lama dikenai sanksi dan blokade oleh Amerika Serikat (AS).

Komandan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayjen Hossein Salami menyebut AS bukan sekarang bukan lagi kekuatan “berbahaya” dan bahkan sudah mulai sekarat.

Kementerian Luar Negeri AS akhirnya angkat bicara dan melontarkan pernyataan bernada a ncaman terkait dengan tindakan kelompok pejuang Hizbullah mendatangkan minyak Iran ke Lebanon untuk membantu meringankan krisis bahan bakar di negara ini.

Berita Selengkapnya:

Beberapa Ledakan Sasar Taliban, ISIS Bertanggungjawab

Kelompok teroris ISIS Wilayah Khorasan menyatakan bertanggungjawab atas bebera ledakan yang menyasar Taliban, termasuk di Jalalabad, tempat kawanan ISIS bersarang di Afghanistan timur.

Dalam dua pernyataan terpisah melalui media propaganda ISIS, Amaq, Minggu (19/9), kelompok teroris itu menyatakan bahwa “pasukan khilafah” telah meledakkan empat bom yang menyasar peralatan milik “milisi Taliban yang murtad” di Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar. Menurut pernyataan itu, serangan itu telah menjatuhkan korban tewas dan luka.

ISIS juga menyebutkan bahwa serangan lain juga menerjang mobil militer Taliban di kota yang sama hingga menjatuhkan beberapa korban.

Sebelumnya, surat kabar lokal Afghanistan mengutip pernyataan para saksi mata bahwa sejumlah anggota Taliban dilarikan ke rumah sakit pada hari Ahad akibat ledakan di dekat sebuah persimpangan jalan yang mengarah ke Kabul.

Taliban sendiri menyatakan bahwa tiga ledakan yang satu diantaranya menyasar mobil Taliban menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 19 lainnya.

Serangan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan ISIS terhadap Taliban sejak tentara AS meninggalkan Afghanistan pada 30 Agustus 2021 setelah bercokol di negara ini selama 20 tahun.

Pada 26 Agustus, ISIS Wilayah Khorasan juga mengaku bertanggungjawab atas serangan yang menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk 13 tentara AS, di Bandara Kabul pada 26 Agustus.

Taliban kembali berkuasa di Afghanistan sejak pertengahan Agustus lalu setelah pemerintahan yang didukung AS terguling. Taliban berjanji untuk menegakkan perdamaian dan memulihkan keamanan, dan menyatakan bahwa berakhirnya keberadaan militer Barat di Afghanistan dapat menyudahi kekerasan yang mendera negara ini selama sekian abad. (raialyoum)

Ayatullah Khamenei: Iran Memiliki Senjata Hebat Meski Diblokade AS

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa negaranya memiliki senjata yang hebat meskipun sudah sekian lama dikenai sanksi dan blokade oleh Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu dia sampaikan pada acara pengangkatan Brigjen Amir Hamid Vahedi sebagai komandan Angkatan Udara Iran mengggantikan Brigjen Azizi Nasirzadeh.

Ditujuan kepada Vahedi, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Atas kedisiplinan dan keahlian Anda serta atas atas usulan dari Komandan Angkatan Bersenjata Iran, saya menunjuk Anda sebagai komandan Angkatan Udara Angkatan Bersenjata.”

Dia mengimbau kepada Vahedi agar “berbuat demi meningkatkan kekuatan dan kesiapan tempur untuk menghadapi segala ancaman udara di level manapun terhadap Iran.”

Dia juga memuji “jerih payah berharga mantan komandan Angkatan Udara sebelumnya, Brigjen Aziz Nasirzadeh, selama memangku jabat ini”.

Pemimpin Besar Iran juga menyatakan bahwa meski mendapat tekanan keras dari AS, Iran memiliki angkatan udara yang tangguh.

“Iran memiliki senjata yang sangat kuat meskipun AS menerapkan pembatasan terhadap Iran sejak kemenangan revolsi Islam pada tahun 1979,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan, “Sejak revolusi, AS bertujuan mencegah kita dari memiliki angkatan udara yang tangguh. Tapi lihatlah kita sekarang, kita bahkan membuat jet tempur, dan menjadikan tekanan mereka sebagai kesempatan.”

Ayatullah Khamenei juga menegaskan bahwa sanksi AS terhadap Iran merupakan tindakan kriminal. (raialyoum)

Komandan Pasukan Elit Iran Sebut AS Mulai Sekarat

Komandan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayjen Hossein Salami menyebut AS bukan sekarang bukan lagi kekuatan “berbahaya” dan bahkan sudah mulai sekarat.

“Tak ada tanda bahwa AS merupakan suatu bahaya, apa yang kita lihat darinya ialah negara yang kalah, tersungkur, fustasi dan sekarat,” ujarnya.

Salami juga melontarkan kecaman pedas pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang melancarkan agresi terhadap Yaman sejak tahun 2015 sampai sekarang.

“Rezim Saudi yang menyerang bangsa Yaman yang terisolasi di semua jalan sekarang juga sekarat,” tegasnya.

Mengenai Iran sendiri dia mengatakan, “Kendala-kendala yang semula menghadang bangsa Iran serta tekanan yang dipaksakan terhadapnya mulai memudar akibat resistensi bangsa Iran, dan jalan yang aman mulai ditempuhnya.”

Dia menambahkan, “Masyarakat Islam mulai tumbuh, dan dunia melihat kita dengan penuh apresiasi atas resistensi kita di depan kekuatan-kekuatan besar dunia selama lebih dari empat dekade. Nama Iran disebut orang sebagai negara berwibawa, simpatik, maju, harmonis dan bersatu. Dan umat ini sekarang sangat bersimpati kepada imam dan pemimpin besarnya.”

Pernyataan ini disampaikan Jenderal Salami ketika pengadilan Iran menyampaikan dakwaan terhadap 37 orang dan entitas AS dalam kasus pembunuhan para ilmuwan nuklir Iran dari tahun 2010 hingga 2021. (tasnim/raialyoum)

Hizbullah Datangkan Minyak Iran, Ini Ancaman AS terhadap Lebanon

Kementerian Luar Negeri AS akhirnya angkat bicara dan melontarkan pernyataan bernada a ncaman terkait dengan tindakan kelompok pejuang Hizbullah mendatangkan minyak Iran ke Lebanon untuk membantu meringankan krisis bahan bakar di negara ini.

Kementerian itu menyatakan bahwa tindakan Lebanon mengimpor minyak dari Iran atas prakarsa Hizbullah tidaklah bermaslahat bagi Lebanon dan bahkan “membawanya kepada bahaya”, dan bahwa “aktivitas Hizbullah mengacaukan institusi-institusi dan bisa membawa Lebanon pada sanksi.”

Geraldine Griffith, juru bicara regional Kementerian Luar Negeri AS, kepada Beirut International mengatakan, “Kami siap menyediakan dukungan kepada Lebanon, tapi harus ada keinginan dari otoritas (Lebanon) untuk melalukan kewajiban-kewajibannya.”

Dia juga mengatakan, “Impor minyak dari Iran dan meningkatnya aktivitas Hizbullah dapat menghadapkan Lebanon pada bahaya.”

Mengenai kemungkinan AS menjatuhkan sanksi terhadap Lebanon, Griffith mengatakan, “Sanksi AS menyasar interaksi dan perdagangan ilegal dengan negara-negara yang terkena sanksi semisal Iran, dan semua orang mengetahui bahwa aktivitas Hizbullah mengacaukan institusi-institusi Lebanon dan bisa jadi menghadapkan Lebanon pada sanksi.”

Dia menyebutkan, “Menurut Presiden (AS) Joe Biden, impor bahan bakar dan minyak dari Iran tidaklah bermaslahat bagi rakyat Lebanon… Lebanon mengalami sejumlah krisis, karena itu harus berinteraksi dengan masyarakat internasional demi merespon kebutuhan-kebutuhan mendesak orang-orang Lebanon.”

Seperti diketahui, gelombang pertama kiriman minyak Iran telah tiba di Lebanon beberapa hari lalu melalui Pelabuhan Baniyas, Suriah.

New York Times mencatat Hizbullah menang dalam persaingan dengan AS terkait pengiriman minyak Iran tersebut.

Surat kabar kabar AS itu menyatakan  bahwa ketika Lebanon sedang menderita salah satu keterpurukan ekonomi terburuk dalam sejarah konteporernya, Hizbullah dapat menampilkan dirinya sebagai kekuatan penyelamat nasional, dan menempuh langkah besar yang mengalahkan pemerintah Lebanon dan negara-negara Barat pendukungnya.  (rt/fna)