Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 2 Agustus 2021

tanker israel terbakarJakarta, ICMES. Menlu AS Antony Blinken menyatakan negaranya “yakin Iran telah melancarkan serangan” berdarah terhadap kapal tanker minyak Mercer Street yang dioperasikan oleh pengusaha Israel di Laut Oman, sementara Iran membantah keras tuduhan ini.

Pengamat militer Israel Tal Lev-Ram dalam sebuah artikelnya di surat kabar Maariv membicarakan kekuatan rudal Hizbullah Libanon dan menyebutkan bahwa kemampuan rudal Hizbullah terus meningkat meski Israel sudah berusaha keras untuk mencegahnya.

Universitas Al-Azhar di Kairo, ibu kota Mesir, mengaprasiasi sepak terjang tentara engara ini dalam upaya memberantas sarang-sarang teroris di Semenanjung Sinai, menyusul operasi militer terbaru tentara Mesir yang dilaporkan telah menewaskan puluhan teroris di kawasan tersebut.

Berita Selengkapnya:

AS Mengaku Yakin Iran di Balik Serangan terhadap Kapal Israel, Reaksi akan Dilakukan

Menlu AS Antony Blinken menyatakan negaranya “yakin Iran telah melancarkan serangan” berdarah terhadap kapal tanker minyak Mercer Street yang dioperasikan oleh pengusaha Israel di Laut Oman, sementara Iran membantah keras tuduhan ini.

“Setelah meninjau berbagai informasi yang tersedia, kami yakin bahwa Iran telah melakukan serangan ini,” ungkap Blinken, Minggu (1/8), sembari menyebutkan bahwa serangan pada hari Kamis lalu itu dilancarkan dengan menggunakan drone.

“Kami sedang mempelajari langkah-langkah mendatang dengan para mitra kami, berunding dengan pemerintah negara-negara kawasan dan di luar kawasan untuk reaksi yang tepat dalam waktu dekat,” lanjutnya.

Pemerintah Inggris juga menuding Iran pelaku serangan yang menewaskan satu orang Inggris dan satu orang Rumania tersebut, dan karena itu Inggris sedang bekerjasama dengan para sekutunya untuk “reaksi yang terkoordinasi”.

Menlu Inggris Dominic Raab mengatakan bahwa berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan Inggris, Iran “diduga kuat” telah melancarkan “serangan ilegal dan brutal” terhadap kapal itu dengan menggunakan satu drone atau lebih.

“Kami yakin serangan ini disengaja, terarah dan merupakan pelanggaran nyata Iran terhadap undang-undang internasional… Britania Raya bekerjasama dengan para mitra internasional kami untuk reaksi yang terkoordinasi atas serangan yang tak dapat diterima ini,” tegasnya.

Sebelumnya, Teheran membantah tuduhan Israel terhadap Iran terkait serangan tersebut.  Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyebut Teheran “pengecut” dan “berusaha kabur dari tanggungjawab”.

“Saya umumkan secara tegas bahwa Iranlah yang melancarkan serangan terhadap kapal ini,” imbuhnya. Dia juga mengatakan bahwa informasi intelijen mendukung tuduhan terhadap Iran.

“Kami punya cara sendiri dalam mengirim pesan kepada Iran,” ancamnya.

Sebelumnya, Menlu Israel menegaskan bahwa peristiwa ini menuntut pembalasan telak.

Jubir Kemlu Iran Saeed Khatibzadeh dalam jumpa pers mingguan mengatakan, “Rezim Zionis (Israel) membuat instabilitas, terorisme dan kekerasan…. Teheran mengecam tuduhan keterlibatan Iran. Tuduhan demikian ditujukan Israel untuk mengalihkan perhatian dari fakta, dan tak berdasar.”

Dia lantas menyebutkan bahwa ini bukan kali pertama Iran menjadi sasaran tuduhan demikian, namun “Iran tak akan pernah ragu barang sesaat dalam membela kepentingannya yang tinggi dan keamanan nasionalnya”.

Mercer Street yang mengibarkan bendera Liberia ketika mendapat serangan tersebut adalah kapal milik perusahaan Jepang namun dikelola oleh perusahaan Israel Zodiac Maritime.

AL AS yang menyertai Mercer Street dengan kapal induk USS Ronald Reagan menyatakan bahwa beberapa indikasi awal “jelas mengarah pada serangan dengan drone”.

Dalam beberapa bulan terakhir Iran dan Israel terlibat aksi saling tuding sebagai pelaku serangan terhadap kapal dagang dan tanker minyak masing-masing.

Ketegangan di kawasan Teluk Persia meningkat setelah AS kembali menerapkan saksi terhadap Iran sejak tahun 2018 menyusul keluarnya AS di bawah pemerintahan Donald Trump dari perjanjian nuklir Iran dengan beberapa negara terkemuka dunia yang diteken pada tahun 2015. (raialyoum/fna)

Israel Gelisah, Rudal Presisi Hizbullan akan Tentukan Jalannya Perang Mendatang

Pengamat militer Israel Tal Lev-Ram dalam sebuah artikelnya di surat kabar Maariv membicarakan kekuatan rudal Hizbullah Libanon dan menyebutkan bahwa kemampuan rudal Hizbullah terus meningkat meski Israel sudah berusaha keras untuk mencegahnya.

Lev-Ram menilai serangan-serangan yang sesekali dilancarkan Israel ke Suriah, demikian pula krisis politik dan ekonomi Libanon serta kesulitan ekonomi Iran, tak menghentikan proyek rudal presisi Hizbullah, dan ini menghadapkan para petinggi politik dan militer Israel pada kondisi sulit serta membangkitkan kerisauan mereka ihwal cara menghadapi perkembangan situasi ini di tahun-tahun mendatang.

“Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Aviv Kochavi sebelumnya menyatakan bahwa jika volume rudal-rudal presisi Hizbullah melampaui garis merah Israel maka tindakan Israel untuk memulai sebuah perang dapat dibenarkan, dan dapat dikata bahwa di baliknya ada suatu tujuan moral,” tulis Lev-Ram, seperti dikutip Fars, Ahad (1/8)..

Dia menyebutkan, “Para pejabat politik dan militer Israel berkesimpulan bahwa kapanpun mereka tak akan dapat membendung sampainya teknologi yang diperlukan untuk produksi rudal ini ke tangan Hizbullah, namun masih dapat menimbulkan hambatan-hambatan pada proses pengembangan rudal Hizbullah.”

Menurutnya, pihak industri militer berkeyakinan bahwa di masa mendatang mereka memerlukan teknologi pertahanan udara lebih banyak di samping daya ofensif dan intelijen untuk menghadapi kemampuan militer Hizbullah dan Hamas, namun diperlukan waktu lama untuk mencapai titik itu.

Lev-Ram lantas menyatakan, “Operasi Pejagaan Pagar (yang dilancarkan tentara Israel terhadap Gaza) pada Mei lalu merupakan satu peringatan di mana tentara Israel gagal mengidentifikasi mesin-mesin peluncur roket yang ditembakkan dari Gaza sehingga tak berkemungkinan untuk menghancurkannya. Sekarang dapat dikatakan bahwa masalah rudal presisi adalah faktor yang akan menentukan perang antara Israel dan Hizbullah.”

Pengamat militer Israel ini mengklaim Hizbullah telah memindahkan bagian utama proyek pengembangan rudalnya dari Suriah ke Libanon akibat serangan-serangan Israel, dan ini mencuatkan pertanyaan di berbagai lembaga militer Israel apakah ada titik waktu tertentu di mana Israel memutuskan untuk menyerang Hizbullah, dan apakah serangan ini akan memicu perang besar.

Beberapa waktu lalu website Walla milik Israel menyebutkan bahwa Israel memperkirakan Hizbullah memiliki sekira 150,000 rudal, dan dalam perang mendatang Hizbullah dapat menembakkan sekira 1000-3000 rual per hari.

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasralalah dalam wawancara dengan saluran berita Al-Mayadeen pada akhir tahun 2020 mengatakan, “Jumlah rudal Hizbullah dua kali lipat jumlah di tahun sebelumnya, dan kami dapat menyerang secara presisi semua sasaran di sepanjang wilayah Palestina pendudukan (Israel).” (fna)

Al-Azhar Puji Keberhasilan Tentara Mesir Menghabisi 89 Teroris di Sinai

Universitas Al-Azhar di Kairo, ibu kota Mesir, Ahad (1/8), mengaprasiasi sepak terjang tentara engara ini dalam upaya memberantas sarang-sarang teroris di Semenanjung Sinai, menyusul operasi militer terbaru tentara Mesir yang dilaporkan telah menewaskan puluhan teroris di kawasan tersebut.

Al-Azhar yang merupakan salah satu pusat keilmuan Islam terbesar di dunia ini kembali menyerukan keharusahan memberantas kelompok-kelompok teroris, baik dengan kekuatan militer maupun dengan kekuatan intelektual.

Al-Azhar memastikan kelompok-kelompok pemuja kekerasan itu bukan saja tak memiliki rasa belas kasih dan prikemanusiaan melainkan juga telah dengan sengaja mencoreng citra Islam di mata dunia.

Al-Azhar menegaskan bahwa agama Islam berlepas tangan sepenuhnya dari semua praktik penyimpangan para teroris takfiri berupa pembunuhan, penumpahan darah, pengacauan keamanan dan penyebaran ketakutan.

Sementara itu, Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad Al-Tayyib menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga tentara Mesir yang gugur dan terluka dalam operasi kontra-teroris di Sinai belakangan ini.

Sebelumnya di hari yang sama Komando Umum Angkatan Bersenjata Mesir mengumumkan keberhasilan pasukannya dalam melancarkan operasi serangan beruntun di Sinai yang menewaskan 89 “teroris takfiri yang sangat berbahaya”.

Jubir militer mencatat bahwa dalam operasi yang juga menyebabkan delapan tentara gugur itu militer Mesir telah menyita 73 senapan, 140 amunisi, 5600 peluru dengan berbagai kaliber, 34 perangkat nirkabel dan satu unit drone yang dilengkapi kamera dan perangkat penglihatan malam, satu laptop, beberapa ponsel dan sejumlah uang tunai.  (raialyoum)