Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 13 Februari 2023

Jakarta, ICMES. Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths menduga kuat jumlah korban tewas akibat gempa besar di Turki dan Suriah akan “berlipat ganda atau lebih” dari jumlah saat ini yang tercatat sebanyak 28.000 orang.

Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengecam standar ganda negara-negara Barat dalam masalah kemanusiaan pasca gempa di Suriah, dan menyebut mereka tidak peduli dengan situasi kemanusiaan di Suriah.

Turki memerintahkan penangkapan 113 tersangka serta memutuskan untuk menyelidiki secara menyeluruh siapa pun yang dicurigai bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan dalam bencana gempa bumi di negara ini.

Berita Selengkapnya:

PBB Perkirakan Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Bakal Tembus 50,000 Orang

Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths menduga kuat jumlah korban tewas akibat gempa besar di Turki dan Suriah akan “berlipat ganda atau lebih” dari jumlah saat ini yang tercatat sebanyak 28.000 orang.

Pada Sabtu (11/2),  Griffiths tiba di kota Kahramanmaras di selatan Turki, pusat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pertama yang terjadi pada dini hari Senin (6/2).

Dalam wawancara dengan Sky News, dia mengatakan,”Saya pikir sulit untuk memperkirakan dengan tepat karena kita perlu berada di bawah reruntuhan, tapi saya yakin jumlahnya akan berlipat ganda atau lebih.”

Dia menambahkan, “Kami belum benar-benar menghitung jumlah korban tewas.”

Jumlah korban tewas di Turki bertambah menjadi 24.617 orang pada hari Minggu (12/2), sementara di Suriah 4.500 orang.

Puluhan ribu petugas penyelamat menjelajahi lingkungan yang terdampak, meskipun cuaca sangat dingin dan semakin menyulitkan jutaan orang yang sekarang sangat membutuhkan bantuan.

PBB telah memperingatkan bahwa setidaknya 870.000 orang sangat membutuhkan makanan panas di seluruh Turki dan Suriah.

Menurut perkiraan PBB, si Suriah saja diperkirakan sebanyak  5,3 juta orang telah kehilangan tempat tinggal.

Hampir 26 juta orang terkena dampak gempa bumi dan lusinan rumah sakit rusak di kedua negara, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat meluncurkan seruan kilat pada hari Sabtu sebesar $42,8 juta untuk mengatasi kebutuhan kesehatan yang mendesak dan melambung tinggi.

Badan bencana Turki mengatakan lebih dari 32.000 orang dari organisasi Turki bekerja dalam upaya pencarian dan penyelamatan. Selain itu juga terdapat 8.294 penyelamat internasional.

Beberapa laporan menyebutkan terjadinya tembakan di berbagai lokasi hingga menyebabkan tentara Austria dan petugas penyelamat Jerman menghentikan pencarian mereka selama beberapa jam pada hari Sabtu di Hatay, dengan alasan keamanan yang sulit di tengah baku tembak antarkelompok lokal.

Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang  terlarang dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sekutu Baratnya, telah mengumumkan penghentian sementara pertempuran udemi meringankan pekerjaan pemulihan.

Pada hari Sabtu, penyeberangan perbatasan antara Armenia dan Turki juga dibuka untuk pertama kalinya dalam 35 tahun untuk memungkinkan lima truk membawa makanan dan air ke wilayah yang dilanda gempa. (fna/aljazeera)

Presiden Al-Assad Kecam Standar Ganda Barat Soal Kemanusiaan di Suriah Pasca Gempa

Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengecam standar ganda negara-negara Barat dalam masalah kemanusiaan pasca gempa di Suriah, dan menyebut mereka tidak peduli dengan situasi kemanusiaan di Suriah.

 â€œStandar ganda Barat bukanlah hal baru dan sudah ada sejak enam abad lalu,” kata Al-Assad dalam pidatonya pada kunjungan pertamanya ke daerah yang dilanda gempa pada hari Jumat (10/2).

Presiden Suriah berjanji untuk “bekerja tanpa henti” membantu para korban gempa dahsyat dan mengurangi masalah mereka semaksimal mungkin.

“Presiden tidak mengirim pesan kepada rakyat, melainkan menerima pesan dari rakyatnya untuk diterapkan, dan pesan kami adalah kerja yang tulus dan jujur. Suriah tidak berbicara, mereka mengambil tindakan,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa orang-orang Suriah telah resisten dan menghadapi masalah selama 12 tahun terakhir dengan tetap berpegang pada nilai-nilai mereka, dan juga akan mengatasi bencana alam ini.

Dia menyebut resistensi itu membawa pesan yang “lebih fasih daripada kata apapun”.

Assad dan istrinya mengunjungi Aleppo untuk meninjau operasi pertolongan dan penyelamatan serta menemui para korban luka.

Bencana gempa melanda Turki dan negara tetangga Suriah pada dini hari Senin 6 Februari 2023. Gempa berkekuatan 7,8 sejauh ini telah menewaskan lebih dari 29.000 orang secara total di kedua negara.

Amerika Serikat dan sekutunya terus diserukan untuk menghapus sanksi mereka terhadap Suriah, yang menurut para pejabat dan pekerja bantuan di lapangan menghambat upaya bantuan internasional di negara itu.

Sivanka Dhanapala, perwakilan Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk Suriah, mengatakan lebih dari lima juta warga Suriah berkemungkinan kehilangan tempat tinggal setelah gempa.

“Itu jumlah yang sangat besar dan terjadi pada populasi yang sudah menderita pemindahan massal. Untuk Suriah, ini adalah krisis di dalam krisis,” ujarnya.

Dhanapala mengatakan UNHCR telah “mengalirkan bantuan” ke bagian-bagian yang terkena dampak parah di Suriah, tapi “itu sangat, sangat sulit”.

“Ada 6,8 juta orang yang sudah mengungsi di dalam negeri. Dan ini sebelum gempa,” katanya.

Sementara itu, Bouthaina Shaaban, penasihat politik dan media Assad, mengecam AS dan Barat karena tidak menghargai nyawa orang, dan semua klaim mereka keliru mengenai masalah kemanusiaan di Suriah.

Shaaban mengatakan AS melakukan kejahatan terhadap rakyat Suriah dengan mencegah negara mana pun membantu Suriah, dan negara-negara Eropa belum memberikan bantuan apa pun kepada negara Arab untuk menangani akibat gempa.

Suriah telah menjadi sasaran sanksi AS sejak 1979, dan kemudian sejak dimulainya krisis di Suriah pada 2011, AS dan sekutu Baratnya secara dramatis memperketat sanksi ekonomi dan pembatasan terhadap Suriah. (fna)

Banyak Bangunan Runtuh Paca Gempa, Turki Perintahkan Penangkapan 113 Tersangka

Turki memerintahkan penangkapan 113 tersangka serta memutuskan untuk menyelidiki secara menyeluruh siapa pun yang dicurigai bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan dalam bencana gempa bumi di negara ini.

Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan pada Sabtu malam(11/2) bahwa 131 tersangka sejauh ini telah diidentifikasi bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa di antara ribuan bangunan yang rata dengan tanah di 10 provinsi yang terkena dampak gempa bumi pada Senin 6 Februari.

“Perintah penahanan telah dikeluarkan untuk 113 dari mereka,” kata Oktay kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

“Kami akan menindaklanjuti ini dengan cermat sampai proses peradilan yang diperlukan selesai, terutama untuk bangunan yang mengalami kerusakan berat dan bangunan yang menyebabkan kematian dan luka-luka,” sambungnya.

Menteri Kehakiman Turki berjanji menghukum siapa pun yang bertanggung jawab, dan jaksa pun telah mulai mengumpulkan sampel bangunan untuk bukti bahan yang digunakan dalam konstruksi.

Para korban, pakar, dan khalayak di Turki menyalahkan buruknya kualitas konstruksi yang buruk.

Menteri Lingkungan Hidup Murat Kurum mengatakan bahwa berdasarkan penilaian terhadap lebih dari 170.000 bangunan, 24.921 bangunan di seluruh wilayah telah runtuh atau rusak berat.

Tim penyelamat masih mencari korban selamat di reruntuhan enam hari setelah bencana yang melanda sebagian Suriah dan Turki. Korban tewas telah melampaui 29.000 dan diperkirakan akan terus meningkat.

Partai oposisi menuduh pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak menegakkan peraturan bangunan, dan salah membelanjakan pajak khusus yang dikenakan setelah gempa bumi besar terakhir pada tahun 1999 untuk membuat bangunan lebih tahan terhadap gempa.

Kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan bahwa kejaksaan negara bagian di Adana memerintahkan penangkapan 62 orang dalam penyelidikan atas bangunan yang runtuh, sementara kejaksaan menuntut penangkapan 33 orang di Diyarbakir karena alasan yang sama.

Dikatakan delapan orang telah ditangkap di Sanliurfa dan empat di Osmaniye sehubungan dengan bangunan hancur yang diyakini memiliki faktor human error.

Polisi menahan pengembang satu kompleks perumahan yang runtuh di Antakya di Bandara Istanbul saat dia bersiap untuk naik pesawat ke Montenegro pada Jumat malam. Dia secara resmi ditangkap pada hari Sabtu. (aljazeera)