Jakarta, ICMES. Direktur dinas rahasia Israel Mossad David Barnea mengancam akan meneror pejabat tertinggi di Iran karena negara republik Islam ini dinilainya selalu mengusik dan menimbulkan ancaman bagi Israel.
Iran sedang memproduksi rudal hipersonik generasi baru, yang mampu mengatasi semua sistem pertahanan udara, termasuk yang dimiliki Israel.
Serangan drone menerjang sebuah pasar terbuka di selatan ibu kota Sudan, Khartoum, dan menewaskan sedikitnya 40 orang, ungkappara aktivis dan pekerja medis, ketika militer dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat bertempur untuk menguasai negara ini.
Berita Selengkapnya:
Israel Mengancam akan Meneror “Pejabat Tertinggi“ Iran
Direktur dinas rahasia Israel Mossad David Barnea mengancam akan meneror pejabat tertinggi di Iran karena negara republik Islam ini dinilainya selalu mengusik dan menimbulkan ancaman bagi Israel.
Pada pidatonya di Konferensi Kontra-Terorisme Internasional di Universitas Reichman, Ahad (10/9), dia mengklaim bahwa pihaknya dan badan intelijen lainnya telah menggagalkan 27 “rencana teror Iran†terhadap Israel di hampir setiap benua sepanjang tahun ini.
Dia mengaku bahwa dirinya dan para sekutunya punya andil dalam memblokir kesepakatan senjata Rusia-Iran, yang bisa menyebabkan Iran mendapatkan senjata yang lebih canggih.
“Faktor pertama yang memicu ego Iran yang berlebihan adalah bantuan yang diberikan kepada Rusia melalui penjualan UAV. Kami tahu bahwa Iran juga berencana menjual rudal jarak pendek dan jarak jauh ke Rusia, namun kesepakatan ini telah dilarang,†ujarnya.
Barnea menambahkan, “Saya merasa bahwa lebih banyak kesepakatan akan segera dilarang. Kami khawatir Rusia akan memenuhi permintaan Iran untuk memasok senjata dan bahan mentah yang akan membahayakan Israel.â€
Dia kemudian melontarkan ancama bahwa Israel siap untuk “menetapkan harga dari pejabat tertinggi di jantung Iran,†jika perlu, demi membela Israel dari serangan dan ancaman Iran.
Dia menyebutkan bahwa proksi adalah cara Iran untuk menyembunyikan “wajah terorisnyaâ€, namun Teheran berada di balik segalanya: aksi teroris, logistik, uang, dan dukungan, yang semuanya di bawah perintah dari atas.
Barnea juga bersumbar bahwa “Iran tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir.†Dia juga mengecam kesepakatan AS dengan Iran, yang memungkinkan pengembalian aset miliaran dolar yang telah dibekukan sebagai bagian dari sanksi nuklir, untuk menjamin pembebasan lima orang sandera Amerika.
Menurutnya, Iran masih belum menjawab tuntutan pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atau menjawab pertanyaan penyelidikan atas pelanggaran nuklir terlarang yang dilakukan Teheran.
Mengenai normalisasi hubungan antara Iran dan Arab Saudi, Barnea mengatakan bahwa kesepakatan Iran dengan Saudi hanya bersifat sementara, dan keduanya tetap akan kembali bermusuhan. (ti)
IRGC: Israel Tak Akan Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Iran
Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) untuk Operasi Militer Brigajen Abbas Nilforoushan, Ahad (10/9), menyatakan bahwa negaranya sedang memproduksi rudal hipersonik generasi baru, dan bahwa proyektil canggih tersebut mampu mengatasi semua sistem pertahanan udara, termasuk yang dimiliki Israel.
Mengenai rudal balistik hipersonik “Fattah†buatan Iran, dia menyebut rudal ini dapat bermanuver dengan kecepatan 14 hingga 15 Mach dan sengaja dirancang untuk mengalahkan sistem anti-rudal rezim Zionis Israel.
Pada awal Juni, IRGC meluncurkan rudal Fattah yang berjarak jangkau 1.400 kilometer serta didukung teknologi tinggi canggih untuk menembus dan menghancurkan semua sistem pertahanan anti-rudal.
Jenderal IRGC tersebut memastikan Teheran memiliki informasi intelijen yang akurat tentang cara kerja sistem pertahanan udara Israel .
“Fattah dan model rudal hipersonik baru lainnya yang sedang dirancang akan menimbulkan kerugian besar bagi rezim Israel,†tuturnya, sembari mengingatkan bahwa sudah waktunya bagi sistem anti-rudal rezim Zionis untuk dihentikan.
Wakil komandan IRGC juga mengatakan bahwa klaim Israel memiliki sistem rudal anti-hipersonik hanyalah “gertakan belakaâ€.
“Saya memberi tahu Anda dengan yakin bahwa sistem pertahanan rudal rezim Zionis sudah usang jika berhadapan dengan rudal balistik hipersonik Fattah,†tegasnya.
Nilforooshan mengatakan Iran telah membatasi jangkauan rudalnya hingga 2.000 kilometer sesuai perintah Pemimpin Besar Iran Ayatollah Sayid Ali Khamenei, dan sesuai dengan doktrin operasional negara dan pertimbangan ancaman.
Namun dia juga memastikan Teheran tidak memiliki masalah dalam hal teknologi untuk peningkatan jangkauan rudalnya, dan Iran saat ini sedang berupaya meningkatkan kualitas dan kemampuan rudal pada jarak 2.000 km. (fna)
Serangan Drone Tentara Sudan Hamtam Pasar, 40 Orang Tewas
Serangan drone menerjang sebuah pasar terbuka di selatan ibu kota Sudan, Khartoum, dan menewaskan sedikitnya 40 orang, ungkappara aktivis dan pekerja medis, ketika militer dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) bertempur untuk menguasai negara ini.
Setidaknya 70 orang lainnya terluka dalam serangan di lingkungan Mayo di Khartoum pada hari Minggu (10/9), menurut komite perlawanan dan dua petugas kesehatan di Rumah Sakit Universitas Bashair, tempat para korban dirawat. Banyak dari mereka memerlukan amputasi.
Kelompok tersebut mengunggah rekaman di media sosial yang menunjukkan mayat-mayat dibungkus kain putih di halaman terbuka rumah sakit.
Reporter Al-Jazeera Hiba Morgan melaporkan dari Khartoum bahwa serangan pesawat drone itu dilakukan oleh tentara Sudan.
Dia mengatakan tidak jelas apakah semua korban adalah warga sipil, namun “ada kebutuhan mendesak akan bantuan medis bagi mereka yang terlukaâ€.
Penembakan tanpa pandang bulu dan serangan udara oleh kedua faksi telah menjadi hal biasa dalam perang di Sudan, yang telah menjadikan wilayah Khartoum sebagai medan pertempuran.
Belum ada pembicaraan antara RSF dan tentara Sudan setelah hampir lima bulan konflik.
Dalam salah satu tur inspeksinya ke kamp-kamp militer di seluruh negeri, Panglima Angkatan Bersenjata Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan tentara menyambut baik inisiatif termasuk Forum Jeddah, namun mereka tidak akan membiarkan “campur tangan apa pun yang tidak dapat diterimaâ€.
“Inisiatif-inisiatifnya sudah ada, namun ketika kenyataan di lapangan, tidak ada kemajuan,†kata Morgan, seraya menambahkan bahwa selama dua bulan terakhir belum ada gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai untuk memberikan kelonggaran.
Sudan diguncang kekerasan sejak pertengahan April, ketika ketegangan antara tentara yang dipimpin oleh al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, berubah menjadi pertempuran terbuka.
Kontak senjata kemudian menyebar ke beberapa wilayah di negara itu. Di wilayah Khartoum yang lebih besar, yang meliputi kota Khartoum, Omdurman dan Khartoum Utara (Bahri), pasukan RSF telah menyita rumah-rumah warga sipil dan mengubahnya menjadi pangkalan operasional.
Militer menanggapinya dengan mengebom daerah pemukiman, kata kelompok hak asasi manusia dan aktivis.
Di wilayah Darfur bagian barat, yang pernah menjadi lokasi kampanye genosida pada awal tahun 2000-an, konflik telah berubah menjadi kekerasan etnis, dengan RSF dan milisi Arab sekutunya menyerang kelompok etnis Afrika, menurut kelompok hak asasi manusia dan PBB.
Berdasarkan angka PBB pada bulan Agustus, konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 4.000 orang. Namun, menurut para dokter dan aktivis, jumlah korban sebenarnya hampir pasti jauh lebih tinggi.
Jumlah pengungsi internal meningkat hampir dua kali lipat sejak pertengahan April hingga mencapai setidaknya 7,1 juta orang, menurut badan pengungsi PBB, dan 1,1 juta lainnya adalah pengungsi di negara-negara tetangga. (aljazeera)