Jakarta, ICMES. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani berbangga atas suksesnya peluncuran wahana pembawa satelit Qaem 100 oleh Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), dan menyebutnya membangkitkan lagi kegusaran kubu musuh Iran.

Anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, Hassan al-Baghdadi, menganggap bahwa kemenangan ekstremis kanan dalam pemilihan parlemen Knesset tidak akan mempengaruhi perimbangan yang menentukan demarkasi perbatasan maritim antara Lebanon dan Rezim Zionis Israel.
Pegiat media sosial menanggapi keras pernyataan Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman (MBS) bahwa siapapun tak berhak mencampuri urusan dalam negeri Saudi.
Sebuah organisasi peduli hak asasi manusia (HAM) internasional menyatakan pengadilan Saudi telah menjatuhkan hukuman mati kepada seorang remaja hanya lantaran menyediakan takjil, makanan yang disajikan untuk berbuka puasa di bulan suci Ramadhan, kepada lawan-lawan politik buronan Kerajaan Saudi.
Berita Selengkapnya:
Kemlu Iran: Kesuksesan Ujicoba Wahana Pembawa Satelit Qaem 100 Gusarkan Musuh
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani berbangga atas suksesnya peluncuran wahana pembawa satelit Qaem 100 oleh Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), dan menyebutnya membangkitkan lagi kegusaran kubu musuh Iran.
Kanaani menyatakan demikian di Twitter, Senin (7/11), dua hari setelah peluncuran roket suborbital berbahan bakar padat tiga tahap tersebut.
Qaem 100 merupakan yang pertama dari jenisnya yang dihasilkan oleh kerja keras para ilmuwan Iran. Wahana ini mampu menempatkan satelit berbobot hingga 80 kilogram ke orbit 500 kilometer dari permukaan bumi.
“Peluncuran wahana pembawa satelit Qaem 100 yang sukses merupakan demonstrasi lain dari kekuatan nasional dan kemampuan ilmuwan muda Iran menaklukkan puncak sains dan teknologi modern,†ungkap Kanaani.
Kanaani menambahkan bahwa kesuksesan itu semakin penting karena dilakukan di tengah meningkatnya badai embargo musuh dan apa yang disebut kebijakan tekanan maksimum Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.
“Ini adalah hal yang membuat musuh bangsa Iran yang terkenal itu marah dan delusi,†imbuh Kanaani.
Menurut pejabat IRGC, Qaem 100 sekarang siap mengorbitkan Nahid, satelit yang diproduksi oleh Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran, dalam waktu dekat.
Komandan Divisi Dirgantara IRGC Brigjen Amir-Ali Hajizadeh Sabtu lalu mengatakan negara-negara arogan yang dipimpin oleh AS melakukan segala yang bisa mereka lakukan untuk menghalangi kemajuan Iran namun sia-sia.
“Mereka tidak tahan terhadap capaian impresif Republik Islam Iran,†ungkapnya.
Seperti diketahui, peluncuran wahana sebelumnya telah menuai kecaman dari AS dan sekutunya, yang telah lama mewaspadai program satelit Iran karena teknologi yang sama dapat digunakan untuk mengembangkan rudal jarak jauh. Namun Iran berkilah bahwa program satelitnya ditujukan untuk penelitian ilmiah dan aplikasi sipil lainnya. (presstv)
Hizbullah: Kemenangan Ekstremis Kanan Israel Tak Kan Mengusik Demarkasi Maritim
Anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, Hassan al-Baghdadi, menganggap bahwa kemenangan ekstremis kanan dalam pemilihan parlemen Knesset tidak akan mempengaruhi perimbangan yang menentukan demarkasi perbatasan maritim antara Lebanon dan Rezim Zionis Israel.
“Perpecahan tajam dalam entitas temporal Israel dan kemenangan tipis ekstremis kanan menandai kematian cepat entitas ini, yang telah kehilangan elemen kelangsungan hidupnya. Ini memberi kita harapan akan kesegeraan keruntuhan mereka, terutama dengan meningkatnya perlawanan di Tepi Barat, yang membuat para pemimpin musuh khawatir akan masa depan mereka,†ujar Al-Baghdadi, seperti dikutip Al-Alam, Senin (7/11).
Dia melanjutkan, “Tidak ada pemerintah mendatang yang dapat mengusik apa yang telah dicapai berkenaan dengan demarkasi untuk pelestarian kekayaan Lebanon. Perimbangan yang diluncurkan oleh Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah tidak memiliki jangka waktu tertentu, melainkan berdiri solid, dan kubu resistensi tetap pada kesiapannya untuk meneguhkan perimbangan ini.”
Dia menambahkan: “Ini adalah takdir kami di Lebanon untuk melihat Anda (Sayid Nasrallah) sebagai kekuatan yang melindungi Lebanon dan kekayaannya dari musuh yang mengintai, yang selalu menunjukkan agresi terhadap Lebanon dan matanya tak berhenti mengincar kekayaan Lebanon.â€
Dia juga mengatakan, “Hal ini menuntut orang-orang Lebanon untuk keluar dari krisis mereka dan segera memilih presiden agar kita dapat membangun pemerintahan yang dapat mengobati situasi buruk yang dialami negara ini.†(alalam)
Kepada MBS, Pegiat Medsos Arab Tegaskan Penistaan Haramain Bukan Urusan Dalam Negeri
Pegiat media sosial menanggapi keras pernyataan Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman (MBS) bahwa siapapun tak berhak mencampuri urusan dalam negeri Saudi.
Tanggapan itu berupa “pelaran†untuk MBS bahwa penistaan terhadap kesucian Negeri Haramain bukanlah urusan dalam negeri.
Haramain adalah istilah untuk menyebut dua tanah suci Mekkah Al-Mukarromah dan Madinah Al-Munawwaroh.
Dikutip Al-Alam, Senin (7/11), akun Nahwa Al-Hurriyyah (Menuju Kebebasan) dalam postingannya di Twitter menegaskan kepada MBS; “Biarlah kami ajari Mohamed bin Salman beberapa hal, yaitu; penistaan Negeri Haramain bukanlah urusan dalam negeri; meremehkan lingkungan Rasulullah bukanlah urusan dalam negeri; sengaja menistakan kehormatan kiblat Muslimin bukanlah urusan dalam negeri.â€
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Saudi memublikasi pernyataan MBS; “Tak seorangpun berhak mencampuri urusan dalam negeri kami, karena urusan ini hanyalah untuk kami sendiri, orang Saudi.â€
Dalam postingan terbaru, akun Nahwa Al-Hurriyyah memuat foto-foto patung MBS dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi sembari menyebutkan; “Berhala-berhala ini tak dapat melanggengkan el-Sisi dan Mohamed bin Salman, melainkan akan mengabadikan (sejarah) kejahatan dan keras kepala mereka.†(alalam/twitter)
Remaja Dihukum Mati oleh Saudi Hanya Lantaran Menyedian Takjil kepada Oposisi
Sebuah organisasi peduli hak asasi manusia (HAM) internasional menyatakan pengadilan Saudi telah menjatuhkan hukuman mati kepada seorang remaja hanya lantaran menyediakan takjil, makanan yang disajikan untuk berbuka puasa di bulan suci Ramadhan, kepada lawan-lawan politik buronan Kerajaan Saudi.
Organisasi Saudi Eropa untuk Hak Asasi Manusia (ESOHR), dalam sebuah posting yang diterbitkan di halaman Twitter-ny, Ahad (6/11), mengidentifikasi remaja itu bernama Ahmed Al-Daghaam.
Laporan itu muncul ketika para aktivis HAM memperingatkan bahwa otoritas Saudi berencana mengeksekusi delapan remaja dari Qatif, wilayah yang penduduknya bermazhab Syiah di Provinsi Timur Saudi.
Para aktivis telah melakukan kampanye dengan tagar berbahasa Arab yang berarti “hentikan pembantaian” untuk menuntut penghapusan hukuman mati yang dijatuhkan kepada anak-anak di bawah umur.
Mereka menyebutkan sederet nama para remaja tersebut, yaitu; Abdullah al-Howaiti, Abdullah al-Derazi, Ali al-Sabiti, Hasan Zaki al-Faraj, Jalal Al Labad, Mahdi al-Mohsen, Javad Qariris dan Yousef al-Manasif.
Para aktivis menyebutkan bahwa Kantor Kejaksaan Agung Saudi telah menjatuhkan hukuman mati kepada Al-Manasif dan minimal lima orang lainnya, termasuk seorang remaja bernama Sajjad Al Yassin, karena murtad, menurut dokumen persidangan.
Mereka melanjutkan bahwa enam orang ini telah diadili di Pengadilan Kriminal Khusus (SCC) Arab Saudi sejak September 2019. (presstv)