Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyatakan bahwa hasil evaluasi negara ini menunjukkan bahwa sebagian besar roket yang dilesatkan dari Jalur Gaza ke Israel dalam konfrontasi 10-21 Mei adalah buatan lokal.
Markas gabungan faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza menyatakan pihaknya “memantau dari dekat†perilaku kaum Zionis Israel di kota Quds (Yerussalem), dan akan bertindak tegas jika Israel memutuskan untuk kembali kepada kondisi sebelum tanggal 11 Mei 2021.
Perdana Menteri Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman, Abdul Aziz bin Habtour, yang berkedudukan di Sanaa, ibu kota Yaman, mengatakan bahwa Arab Saudi dan sekutunya berkeinginan keluar dari perang di Yaman, namun masih mencari-cari jalan agar keinginan itu dapat terpenuhi secara terhormat.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam kunjungannya ke Riyadh telah menemui Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman guna membicarakan berbagai isu, termasuk Iran.
Berita Selengkapnya:
Menlu AS: Sebagian Besar Roket Gaza Buatan Lokal, Tapi Bukan Berarti Iran Tak Bersalah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyatakan bahwa hasil evaluasi negara ini menunjukkan bahwa sebagian besar roket yang dilesatkan dari Jalur Gaza ke Israel dalam konfrontasi 10-21 Mei adalah buatan lokal.
Dalam rapat dengar pendapat di Dewan Perwakilan Rakyat AS, Senin (7/6), Blinken mengatakan, “Evaluasi paling akurat yang ada pada kami menunjukkan bahwa sebagian besar roket dibuat secara lokal di Gaza oleh Hamas.â€
Dia menambahkan bahwa hal itu bukan berarti Iran tak bersalah dalam mendukung Hamas, terutama di level retorika ketika konfrontasi itu sedang berlangsung.
Blinken menyatakan demikian saat menjawab pertanyaan anggota parlemen dari Partai Republik bahwa roket yang ditembakkan Hamas ke Israel adalah buatan Iran.
Mengenai jatuhnya banyak korban sipil di Gaza, dia mengaku prihatin, namun juga menegaskan bahwa Washington akan terus menentang penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan perang di tanah Palestina.
Dia mengatakan bahwa AS dan Israel memiliki instrumen untuk memastikan perhitungan terhadap segala keadaan yang menimbulkan kekhawatiran terkait dengan penggunaan kekuatan, HAM, dan berbagai urusan lain.
Seperti diketahui, pertempuran antara para pejuang Palestina di Gaza dan pasukan Zionis Israel selama 11 hari telah menggugurkan lebih dari 250 orang di Gaza dan 27 orang yang di Tepi Barat serta menewaskan 13 orang di Israel. (rt)
Kubu Resistensi Palestina Bersumpah akan Bertindak Tegas jika Israel Berulah lagi di Quds
Markas gabungan faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza menyatakan pihaknya “memantau dari dekat†perilaku kaum Zionis Israel di kota Quds (Yerussalem), dan akan bertindak tegas jika Israel memutuskan untuk kembali kepada kondisi sebelum tanggal 11 Mei 2021.
Dalam sebuah statemennya, Senin (7/6), markas itu menyinggung perkembangan situasi yang mengeruh lagi terkait dengan parade bendera yang dilakukan oleh kaum Zionis serta keadaan di Sheikh Jarrah dan kota Quds secara umum.
Atas dasar itu, markas gabungan pejuang Palestina menyatakan, “Bangsa kami dan para pejuangnya dari semua kelompok telah berjuang dengan penuh gagah berani melawan musuh, Zionis, dalam Perang Pedang Quds, dan dengan persatuan dan solidaritasnya serta dengan beragam fasilitas resistensinya mereka mampu menyungkurkan batang hidung rezim pendudukan ke tanah, menggagalkan rencana-rencananya yang bertujuan memaksakan realitas baru di kota suci dengan cara mengusir dan mengejar penduduknya dan berusaha memaksakan pembagian jadwal dan lokasi kunjung di Masjid Al-Aqsa yang diberkahi.â€
Markas gabungan pejuang Palestina di Gaza mengucapkan selamat kepada seluruh anak bangsa Palestina dengan semua golongannya dan di manapun mereka berada atas keberhasilan mengukuhkan kehendaknya di depan Israel di masa lalu serta mengandaskan semua rencana rezim Zionis ini untuk menuntaskan perkara Palestina secara sepihak di masa mendatang.
Faksi-faksi pejuang Palestina juga menyerukan kepada semua orang Palestina di Quds, Tepi Barat dan di Israel (Palestina pendudukan 1948) untuk terus berupaya menghadang musuh dan “membakar tanah tempat musuh berdiri dengan berbagai cara, dan tidak membiarkannya memuluskan rencana Judaisasi dan permukiman.
Para pejuang Palestina di Gaza lantas memastikan bahwa mereka siap beraksi lagi untuk mendukung upaya itu pada saatnya yang tepat.
Seperti diketahui, pertempuran antara para pejuang Palestina di Gaza dan pasukan Zionis Israel selama 11 hari (10-21 Mei 2021) telah menggugurkan lebih dari 250 orang di Gaza dan 27 orang yang di Tepi Barat serta menewaskan 13 orang di Israel. Perang ini dipicu oleh ulah kaum Zionis di Quds, terutama di komplek Masjid Al-Aqsa. (alalam)
Ansarullah: Saudi dan Sekutunya Ingin Keluar dari Perang Yaman Secara Terhormat
Perdana Menteri Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman, Abdul Aziz bin Habtour, yang berkedudukan di Sanaa, ibu kota Yaman, mengatakan bahwa Arab Saudi dan sekutunya berkeinginan keluar dari perang di Yaman, namun masih mencari-cari jalan agar keinginan itu dapat terpenuhi secara terhormat.
Abdul Aziz yang berafiliasi dengan Ansarullah (Houthi) dalam wawancara dengan saluran Al-Mayadeen, Senin (7/6), menyebutkan bahwa kunjungan terbaru delegasi Oman ke Sanaa adalah dalam rangka membantu pengambilan tindakan-tindakan tertentu di lapangan dan di tingkat nasional Yaman.
“Negara-negara agresor sudah kalah perang, namun ingin sedikit memulihkan wibawanya,†ujar Abdul Aziz.
Dia memastikan bahwa Saudi dan sekutunya tak mungkin dapat mengalahkan bangsa Yaman, dan karena itu “Washington dan para pemain lain berusaha mencari jalan keluar yang tepat, sedangkan Oman bersahabat dengan semuaâ€.
Sebuah delegasi tingkat tinggi Oman Sabtu lalu tiba di Sanaa bersama Mohammad Abdul Salam, kepala tim perunding Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman.
Abdul Salam mengatakan bahwa delegasi Oman mendatangi Sanaa untuk mempelajari situasi Yaman dengan bertolak dari prinsip kerukunan hidup bertetangga dan penjagaan kepentingan kolektif.
“Kami berusaha memperbaiki kondisi kemanusiaan dan memajukan proses perdamaian,†ujarnya.
Jumat pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dalam kontak telefon dengan sejawatnya dari Oman, Badr bin Hamad bin Hamoud Al Busaidi, telah membicarakan upaya penghentian perang Yaman.
Laporan lain menyebutkan bahwa pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik Al-Houthi telah mengadakan pertemuan dengan delegasi Kantor Kesultanan Oman di Sanaa, Senin. Dalam pertemuan ini keduanya mendiskusikan masalah kemanusiaan dan tema-tema lain yang menjadi minat bersama.
Sebelum itu, delegasi Oman juga mengadakan pembicaraan dengan kepala Dewan Tinggi Politik Yaman Mahdi al-Mashat yang juga berafiliasi dengan Ansarullah di Sanaa. (fna/alalam)
Temui Bin Salman, Menlu Inggris juga Bicarakan Isu Iran
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam kunjungannya ke Riyadh, Senin (7/6) telah menemui Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman guna membicarakan berbagai isu, termasuk Iran.
Kunjungan ini dilakukan Raab ketika Iran dan beberapa negara terkemuka dunia, termasuk Inggris sendiri, terus menggulirkan perundingan di Wina, Austria, untuk memulihkan perjanjian nuklir yang diteken Iran dengan enam negara pada tahun 2015.
Menurut statemen Kementerian Luar Negeri Inggris, Raab dalam pertemuan dengan Bin Salman menyatakan bahwa Inggris berkomitmen untuk menghadapi tantangan keamanan bersama, “termasuk ancaman Iran dan konflik yang berkelanjutan di Yamanâ€.  Raab menyebut Saudi sebagai sahabat dekat dan mitra lama Inggris.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Saudi di halaman Twitter-nya menyebutkan bahwa Bin Salman dan Raab telah membicarakan upaya-upaya untuk meningkatkan taraf keamanan dan stabilitas regional serta kerjasama di berbagai bidang. (mm/fna)
Â