Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya seputar penyelenggaraan ibadah haji pada tahun ini menyatakan bahwa salah satu rukun ibadah haji berupa bara’at min al-musyrikin (keberlepasan diri dari kaum musyrik) hendaknya ditunaikan secara lebih serius dan khusyuk, mengingat besarnya kejahatan musuh terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza yang bahkan menguak kebiadaban kalangan yang berbasis peradaban Barat.
Tentara Zionis Israel mengklaim pihaknya telah melancarkan “serangan mendadak” terhadap apa yang disebutnya sebagai “target Hamas” di sebelah timur kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Radio militer Israel melaporkan bahwa sirene berbunyi di pemukiman Sderot dan pemukiman lain yang berdekatan dengan Jalur Gaza pada Senin malam, bertepatan dengan operasi tentara Israel di Rafah.
Wakil Tetap AS untuk PBB Robert Wood pada hari Senin , mengatakan negaranya terus mendesak Israel untuk tidak menyerang kota Rafah di Jalur Gaza.
Konfrontasi pecah antara polisi Israel dan pengunjuk rasa yang menutup jalan utama di Tel Aviv untuk menuntut kesepakatan dengan Hamas untuk pembebasan tawanan di Jalur Gaza.
Berita selengkapnya:
Soal Gaza, Ayatullah Khamenei: Iran Tak Menunggu Pihak lain, Namun Berharap Disertai
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya seputar penyelenggaraan ibadah haji pada tahun ini menyatakan bahwa salah satu rukun ibadah haji berupa bara’at min al-musyrikin (keberlepasan diri dari kaum musyrik) hendaknya ditunaikan secara lebih serius dan khusyuk, mengingat besarnya kejahatan musuh terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza yang bahkan menguak kebiadaban kalangan yang berbasis peradaban Barat.
“Serangan brutal anjing-anjing liar Zionis di satu sisi dan perlawanan serta keteraniayaan rakyat Gaza di sisi lain akan tercatat lestari dalam sejarah, dan memperlihatkan jalan kepada manusia di mana reaksi menakjubkan dan tak pernah ada sebelumnya di tengah berbagai komunitas masyarakat Muslim serta universitas-universitas AS dan sejumlah negara lain adalah bagian dari indikator pembuatan sejarah dan indikator ini,” ujarnya.
Sembari mengutip ayat suci Al-Quran yang melarang persahabatan dengan penindas, Ayatullah Khamenei menyebut Rezim Zionis Israel sebagai manifestasi dari penindas itu, dan AS adalah pihak yang bersahabat dan bersekongkol dengannya.
Dia menyoal, “Seandainya tak ada bantuan AS, mampu dan beranikah Rezim Zionis berperilaku sedemikian brutal terhadap orang Islam, kaum wanita dan anak-anak kecil?”
Dia menambahkan, “Pelaku dan pendukung aksi pembunuhan dan pengusiran orang-orang Islam ini sama-sama zalim, dan sesuai penegasan Al-Quran, orang yang bersahabat dengan pelaku maka dia juga zalim dan penindas serta terkena laknat Allah Swt.”
Mengenai sikap Iran, Ayatullah Khamenei menyebut bahwa Iran terus membela Palestina dengan berbagai cara tanpa harus menantikan partisipasi pihak-pihak lain, meski pada dasarnya sangat mengharapkan partisipasi itu, terlebih dari negara-negara Islam, agar upaya menjadi lebih efektif untuk menyudahi tragedi di Jalur Gaza.
Dia mengatakan, “Republik Islam (Iran) tidak akan diam menunggu pihak lain, hanya saja seandainya berbagai elemen bangsa dan negara Islam membantu dan menyertai maka kondisi tragis bangsa Palestina tidak akan berlanjut.” (alalam)
Seputar Serangan Israel di Rafah dan Perundingan Gencatan Senjata
Tentara Zionis Israel pada Senin malam (6/5) mengklaim pihaknya telah melancarkan “serangan mendadak” terhadap apa yang disebutnya sebagai “target Hamas” di sebelah timur kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Hal ini terjadi tak lama setelah Hamas menyatakan menerima proposal pertukaran tawanan dan gencatan senjata, sementara pihak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menganggap proposal itu “tidak memenuhi” persyaratannya, dan dewan perang pemerintah mengambil keputusan untuk melanjutkan operasi militer di Rafah meskipun ada peringatan internasional mengenai dampak kemanusiaannya.
Dalam pernyataan singkat di platform X tentara Israel mengaku “saat ini menyerang dan beroperasi secara mengejutkan terhadap sasaran Hamas di wilayah Rafah timur”, sembari menyebutkan bahwa penjelasan mengenai rincian tentang serangan ini akan menyusul.
Pada Senin malam, pasukan Israel mengintensifkan artileri dan pemboman udara di wilayah timur kota Rafah di tengah pergerakan kendaraan militer Israel di pagar perbatasan di timur kota ini.
Dilaporkan bahwa pesawat dan artileri Israel mengintensifkan pemboman di kota Rafah di bagian timur selama satu jam, dan tentara Israel gencar menembakkan bom penerangan di angkasa Rafah, khususnya wilayah timur, bersamaan dengan gencarnya penerbangan pesawat pengintai di langit wilayah tersebut.
Saksi mata juga mengaku mengamati pergerakan kendaraan militer Israel di dekat pagar perbatasan timur kota Rafah.
Israel kerap mengaku menyerang sasaran Hamas di Gaza selama perang yang berlangsung di Jalur Gaza selama tujuh bulan, namun ternyata mayoritas korban serangan tersebut adalah warga sipil.
Serangan Pejuang Gaza
Radio militer Israel melaporkan bahwa sirene berbunyi di pemukiman Sderot dan pemukiman lain yang berdekatan dengan Jalur Gaza pada Senin malam, bertepatan dengan operasi tentara Israel di Rafah.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengabarkan bahwa sirene membahana di Sderot dan di pemukiman Eviv, Nir Am, Mevalsim, Gevim, dan Sapir College.
Salvo roket ditembakkan dari utara Jalur Gaza ke wilayah Israel selatan. Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam , di platform Telegram mengaku membombardir Sderot, pemukiman Nir Am, dan pemukiman di sekitar Jalur Gaza dengan salvo roket sebagai tanggapan atas kejahatan musuh Zionis terhadap rakyat Palestina, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sikap AS
Wakil Tetap AS untuk PBB Robert Wood pada hari Senin , mengatakan negaranya terus mendesak Israel untuk tidak menyerang kota Rafah di Jalur Gaza.
Wood menekankan bahwa AS sebelumnya telah menyatakan keprihatinannya atas serangan darat di Rafah, dan meminta Israel untuk lebih berhati-hati dalam operasinya.
Mengenai kemungkinan serangan darat di Rafah, Wood berkata: “Saya tidak ingin berspekulasi. Israel belum memasuki Rafah. Kami terus mendesaknya untuk tidak melakukan hal itu.”
Sebelumnya pada hari Senin, Hamas mengatakan bahwa kepala biro politiknya, Ismail Haniyeh, memberi tahu Qatar dan Mesir tentang persetujuan faksi pejuang itu terhadap proposal kedua negara penengah mengenai perjanjian gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza.
Kantor Netanyahu menyebut proposal yang disetujui oleh Hamas itu “masih jauh dari memenuhi persyaratan” Tel Aviv, namun menyatakan bahwa Israel “akan mengirim delegasi ke Kairo untuk memanfaatkan kemungkinan mencapai kesepakatan dengan persyaratan yang dapat diterima” mengenai pertukaran tawanan dan gencatan senjata.
Kantor itu juga menyatakan bahwa Dewan Perang memutuskan “dengan suara bulat untuk melanjutkan operasi militer di Rafah” dengan dalih demi “menekan Hamas untuk melepaskan mereka yang diculik (tawanan Israel) dan mencapai tujuan perang lainnya.”
Bentrokan di Israel
Konfrontasi pecah pada hari Senin (6/5) antara polisi Israel dan pengunjuk rasa yang menutup jalan utama di Tel Aviv untuk menuntut kesepakatan dengan Hamas untuk pembebasan tawanan di Jalur Gaza.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) melaporkan: “Ribuan orang turun ke jalan untuk berdemonstrasi di seluruh negeri dengan latar belakang pengumuman Hamas mengenai persetujuan gencatan senjata.”
Para pengunjuk rasa menutup Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv ke arah selatan, dan meneriakkan slogan-slogan antara lain “mereka semua sekarang”, yakni pembebasan semua tawanan, dan “kami tidak akan meninggalkan mereka”.
Menurut YA , massa memblokir jalan menuju Jalan Ayalon di Tel Aviv, dan mulai terlibat bentrok dengan polisi, setelah mereka memblokir Jalan Begin bersama para keluarga tawanan, menyusul pengumuman Hamas tentang kesediaannya menerima usulan gencatan senjata Mesir. (raialyoum)