Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 6 Februari 2024

Jakarta, ICMES. Media Israel,  yang terus berusaha menjelek-jelekkan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon, menyebutkan bahwa  di mata para pemimpin Israel, Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah merupakan salah satu pemimpin Arab paling berani di masa lalu dan sekarang.

Para pejuang resistensi Islam di Irak mengumumkan pihaknya  telah menyerang sebuah sasaran di kota Eilat di Israel dengan drone, dan menekankan bahwa mereka “terus menghancurkan benteng musuh.”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada perwakilan partai Likud bahwa  membunuh pemimpin gerakan Hamas adalah tujuan yang akan memakan waktu berbulan-bulan, bukan bertahun-tahun.

Berita selengkapnya:

Media Israel: Nasrallah Pemimpin Arab Paling Kuat dan Berani

Media Israel,  yang terus berusaha menjelek-jelekkan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon, menyebutkan bahwa  di mata para pemimpin Israel, Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah merupakan salah satu pemimpin Arab paling berani di masa lalu dan sekarang, yang tidak ragu  melecehkan dan menantang Israel, di media maupun secara militer, sebagaimana dikatakan oleh jurnalis Israel  Yehuda Glickman di surat kabar Israel Kikar Hashabat .

 “Pemimpin Hizbullah, organisasi ekstremis (teroris) ini, adalah orang yang berdarah-darah, berbahaya, dan canggih, dan dia mengetahui kepentingan Israel lebih baik daripada musuh mana pun, dekat atau jauh,” klaim Glickman, seperti dikutip Rai Al-Youm, Senin (5/2).

Dia mengutip pernyataan sumber-sumbernya di lembaga keamanan  bahwa Hizbullah sejauh ini hanya menggunakan lima persen dari pasukannya, dan mereka masih memegang kendali yang mereka miliki.

 “Sejak menjabat Sekjen Hizbullah, setelah terbunuhnya  Abbas Moussawi, Nasrallah mulai memimpin kebijakan radikal dan ekstrem , dan memfokuskan sebagian besar upayanya untuk memerangi tentara Israel dalam hal apa yang disebut  zona aman di Lebanon selatan, dan membom Israel utara dengan roket Katyusha. Pada tahun-tahun itu, sekitar 25 tentara Israel terbunuh setiap tahun,” paparnya.

Jurnalis Israel itu juga menjelaskan, “Nasrallah sangat memahami semua transformasi politik yang terjadi di Israel, sehingga dia membuat kejutan dari waktu ke waktu, menggunakan trik. Dia juga mengetahui dengan baik publik Israel, dan bahkan membaca biografi para pemimpin Israel terdulu dan  sekarang, selain mengikuti semua yang dipublikasikan tentang dia di media Israel, dan mengikuti  saluran-saluran televisi Ibrani.”

Glickman mengatakan, “Tidak seperti para pemimpin lain di dunia Arab, Nasrallah dikenal karena keberanian dan orisinalitasnya, dan dia tidak ragu untuk menantang musuh Israel dengan berbagai cara, baik secara militer maupun media.”

Dia menambahkan, “Kefasihan Nasrallah tidak kalah dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dia tenar karena pidatonya yang kuat dan karisma keagamaannya yang ekstrem, yang membuatnya menjadi orang yang disukai dan mampu meyakinkan massa akan kredibilitas pernyataannya.”

Mengutip sumber keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya, Glickman mengatakan,“Nasrallah sebenarnya adalah komandan front Iran di bagian selatan, dan dia menjaga perbatasan dengan Israel, dan juga menyerangnya.” (raialyoum)

Para Pejuang Irak Serang Kota Eilat Israel

Para pejuang resistensi Islam di Irak mengumumkan pihaknya  telah menyerang sebuah sasaran di kota Eilat di Israel dengan drone, dan menekankan bahwa mereka “terus menghancurkan benteng musuh.”

Dalam sebuah pernyataan, mereka menyebutkan, “Sebagai kelanjutan dari cara kami  melawan rezim pendudukan (Israel), dan sebagai respons terhadap pembantaian entitas Zionis terhadap saudara-saudara kami di Gaza, MujahidinResistensi Islam di Irak hari ini, Senin (5/2), melancarkan serangan drone terhadap sasaran di Umm al-Rashrash (Eilat) yang diduduki , dan menegaskan bahwa Perlawanan Islam terus menghancurkan benteng musuh.”

Pada Ahad lalu mereka juga mengaku telah menyerang pangkalan AS di ladang minyak Al-Omar di Suriah dengan menggunakan drone.

Sebelumnya, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengumumkan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan kelompok-kelompok afiliasinya.

Seorang koresponden RT melaporkan bahwa pemboman tersebut menyasar target di pedesaan  Mayadin dan Al-Bukamal, Suriah timur, serta markas besar faksi Irak di daerah Al-Sikak di Al-Qaim, Irak barat.

Dilaporkan bahwa serangan AS itu menjatuhkan para korban sipil dan militer serta kerusakan signifikan pada properti publik dan pribadi.

Pada tanggal 25 Januari, para pejuang Irak mengumumkan bahwa mereka telah menyerang pelabuhan Ashdod di Israel dengan drone, beberapa hari setelah mereka mengkonfirmasi bahwa mereka juga telah mengebom pelabuhan Ashdod di Israel dengan drone.  Pelabuhan itu berjarak sekitar 1.000 kilometer   dariBagdad, ibu kota Irak.

 Mereka juga mengaku telah menyerang “target militer di Golan yang diduduki dengan drone.”

Faksi-faksi perlawanan di Irak telah memperingatkan AS bahwa mereka akan meningkatkan jumlah operasi bersenjata di Suriah dan Irak, sebagai tanggapan atas “pemberian bantuan militer yang terus menerus oleh Washington kepada tentara Israel, yang membunuh warga sipil di Jalur Gaza dan Lebanon selatan.”

Mereka menyerang pangkalan pangkalan militer AS di Suriah dan Irak sebagai tanggapan atas invasi militer Israel di Jalur Gaza dan dukungan AS kepada  Israel. (raialyoum)

Netanyahu: Perang Tak Boleh Berhenti Sebelum Pemimpin Hamas Terbunuh

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada perwakilan partai Likud bahwa  membunuh pemimpin gerakan Hamas adalah tujuan yang akan memakan waktu berbulan-bulan, bukan bertahun-tahun.

 “Kita harus membunuh para pemimpin Hamas, perang tidak bisa berakhir sebelum hal ini terjadi, kata Netanyahu  dalam pertemuan di markas besar Knesset (Parlemen) di Al-Quds (Yerusalem) Barat, Senin malam (5/2), seperti dikutip website surat kabar Israel Haaretz .

 “Untuk mencapai tujuan ini akan memakan waktu berbulan-bulan, bukan bertahun-tahun,” imbuhnya.

Namun, anggota parlemen Partai Likud Danny Danon dalam pertemuan yang sama menyebut penantian Israel terhadap tanggapan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, atas usulan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza pada hari Minggu sebagai sesuatu yang memalukan.

Tel Aviv dan para mediator masih menunggu tanggapan Hamas terhadap usulan kesepakatan pertukaran tawanan baru yang dicapai melalui pertemuan yang melibatkan perwakilan Mesir, Qatar, AS, dan Israel di Paris, ibu kota Prancis, pada 28 Januari.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant di hari yang sama mengatakan bahwa Rafah  di Jalur Gaza selatan merupakan target tentara Israel berikutnya setelah Khan Yunis.

 “Setelah menyelesaikan misi militer di Khan Yunis, sebuah operasi akan dimulai di daerah Rafah untuk melenyapkan  teroris  Hamas yang bersembunyi di sana,” katanya dalam konferensi pers yang diadakan di Tel Aviv.

Galant menambahkan, “Kami akan mencapai tempat-tempat yang belum pernah kami perangi, di tengah Jalur Gaza dan di selatan, dan ke kubu Hamas yang tersisa di Rafah.”

Gallant bersumbar, “Setiap teroris yang bersembunyi di Rafah harus tahu bahwa akhir hidupnya akan seperti yang terjadi di Khan Yunis dan Kota Gaza.” (raiayoum)